Pilu hati kami, gelap nurani kami, padam otak kami, ketika bumi Nusantara dihebohkan oleh gegap gempitanya hatinurani nan jernih yang bersuara lantang, membangunkan kesadaran kami. Cobalah simak dengan teliti, cermat, dan mendalam fakta-fakta di bawah ini: 1. Kecaman pedas dari masyarakat luas terhadap DPR dan Presiden tentang calon KPU: Prof. Samsyul Bahri: "Heee, Prof. yang satu ini moralnya amburadul, tak ubahnya preman berbaju dosen, jangan diangkat donk!" 2. PBB memberikan data-data tentang uang yang dilarikan ke luar negeri oleh mantan pres. Soeharto beserta kroninya (ratusan trilyun rupiah). PBB dan banyak negara ingin membantu mengupayakan kembalinya uang itu ke RI. 3. Anggota HAM PBB dan LSM luar negeri sulit mengerti tentang kasus pembunuhan Munir, "mengapa orang yang benar dan baik dibunuh dan para dalangnya sudah begitu jelas didepan mata, namun tak ada keadilan". 4. Para TKI dan TKW terus menerus dilecehkan, baik di dalam negri maupun di luar negeri, looo tak pernah ada rasa malu? Negara besar dan kaya raya ternyata penghasil SDM level pembantu rumah tangga saja? 5. Seorang pahlawan bulutangkis nasional kesulitan mengurus ijin usahanya, dan banyak lagi masyarakat Tionghoa yang di diskriminasikan di negri ini, padahal mereka banyak memberikan pekerjaan dan devisa kepada negara, mereka bukan koruptor sebab mereka bukan PNS (mereka dipersulit menjadi pegawai negri). 6. Udara dan langit Indonesia penuh polusi doa dan mantera para agamawan, namun di darat penuh dengan rayap negara alias koruptor, masyarakat luar negri berguman "loooo agama di Indonesia ternyata lain, mengajarkan korupsi, kemunafikan, dan kebohongan". 7. Ketua IOC, Set Batler, secara halus memberikan ajaran moral kepada bangsa Indonesia: "Ketua PSSI mu, si Nurdin Halid, itu preman, tolong secepatnya diganti". Dan masih banyak lagi hal yang memalukan bangsa ini, namun masyarakatnya tenang saja, para pemimpin eksekutip-yudikatip-legislatip hapy-hapy saja, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa, tak ada rasa malu lagi. Semuanya ini diakibatkan kemunduran kebudayaan Jawa, manusia Jawa mendominasi RI karena mayoritas, namun ternyata mereka tidak mampu menjadi panutan dalam hal moral dan skill manajerial. Demikian pula dengan sang agama yang menjadi mayoritas. Bahkan pulau-pulau di luar Jawa ikut mereka rusak, mereka nikmati bersama negara asing. Di Papua, kami minta agar hasil alam Freeport dapat diolah di daerah kami, demi devisa, lapangan kerja dan pembinaan SDM, namun Jakarta lebih suka mengabdi kepada Washington, lebih baik mereka kehilangan Papua, daripada menegakan keadilan dan kebenaran tuntutan masyarakat Papua. Kasus Papua juga dialami masyarakat Aceh, Riau, Dayak, Bali, dst. Masyarakat ini bagaikan ayam mati di lumbung padi, walau daerahnya kaya raya, namun masyarakatnya miskin! Kalau terus-terusan begini Indonesia bakalan pecah berantakan. Perkenankanlah kami, masyarakat Papua, bertanya kepada setiap manusia Jawa:" Hei manusia Jawa, dapatkah engkau menjadi suri tauladan kami di bidang moral? Sanggupkah engkau memimpin negri kaya raya ini? Mampukah engkau menyejahterakan kami dan yang lain?" Kalau tidak, mundurlah kamu dari jabatan-jabatan penting, atau berikanlah kebebasan kepada kami tuk mengelola daerah kami yang kaya raya. Ohhhhh, manusia Jawa, begitu mundurnya kebudayaanmu, sebentar lagi engkau akan sekedar menjadi cacian suku-suku lain di Indonesia, bahkan di dunia,karena ulahmu bangsa ini menjadi miskin dan munafik, mengapa engkau bagaikan manusia tanpa bentuk, tanpa moral dan tanpa otak??? Kalau sang mayoritas tidak lagi berguna bagi bangsa dan negara, bahkan justru menyengsarakan yang lain, apakah tidak sebaiknya ....... Apa komnetar anda? Brams Kayama Dosen Universitas Cendrawasih, Papua Dikutip dari: Komentar di: http://doni.ganteng.blog2.plasa.com/ Tolong dikomentari di blog ini.
__________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Dapatkan informasi kesehatan gratis Mailing List Dokter Indonesia http://www.mldi.or.id Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/dokter/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/dokter/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/