Untuk Komersialisasi PT,
  Apapun alasannya, yang namanya komersialisasi, hitungannya adalah untung 
rugi, dan parameternya adalah uang.
  Sedangkan PT adalah lembaga idealis yang tentunya mengutamakan pengembangan 
intelektual, kreativitas, dan inovatif yang berbasis pada kekuatan Otak.
   
  Kalau mengenai biaya, memangnya kan undang2 telah menetapkan anggaran 
pendidikan adalah 20% dari seluruh besar anggaran APBN, jadi luar biasa 
besarnya, seharusnya pengelolah universitas mengambil biayanya dari sana.
  Ini tanggung jawab siapa?.
  wassalam
  Taruna Ikrar
  
  "To make a great dream come true, the first requirement is a great capacity 
to dream; the second is persistence-a faith in the dream".

Darfito La Ode Pado <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Assalamu Alaikum wr.wb,-

Jadi ingat deskripsi dalam bentuk karikatur sebuah
koran nasional beberapa waktu lalu.
Digambarkan dalam karikatur tersebut:
1. Ketika diperlukan kebersamaan untuk mencapai
Indonesia merdeka, maka antara si kaya dan si miskin
bahu membahu dengan sekuat tenaga membangun jembatan
emas kemerdekaan tersebut.
2. Ketika jembatan emas tersebut telah terbangun,
kembalilah mereka ke posisi original masing-masing
sambil menatap masa depan yg lebih cerah pada titik
reference yg sama.
3. Sebuah jembatan dan kendaraan masih diperlukan
untuk mencapai masa depan yg lebih baik, salah satunya
lewat pendidikan. Untuk itulah founding father kita
memantapkan tujuan kesetaraan anak bangsa untuk akses
pendidikan yg lebih baik, dengan mencantumkannya dalam
undang-undang.

Sayang sungguh sayang, jika komersialisasi pendidikan
itu benar, maka hilanglah salah satu jembatan dan
kendaraan anak bangsa untuk mencapai kehidupan yg
lebih baik.
Maka cerita-cerita tentang anak petani dipedalaman
Sulawesi yg menjadi Insinyur atau anak nelayan di
Cirebon yg menjadi mentri untuk sementara kita lupakan
dulu.

Sungguh sebuah petaka memang, bila ber-Indonesia
Merdeka, tetapi dalam kerangka NKRI ini, anak-anak
bangsa bahkan hari demi hari kehilangan satu demi satu
harapan-harapannya yg tinggal sedikit itu.

Lalu terngianglah penyataan heroik ketiga Bung Besar
kita:
" Kutitip padamu sebuah republik, jika kau mampu untuk
menjaganya"

Wassalam,

Fito E'94.

--- Taruna Ikrar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Dear Kawan Malist,
> Komesrisalisasi pendidikan tinggi yang begitu
> menghawatirkan,
> Contoh Univ. Indonesia, UNS, Univ Airlangga, Unhas
> dll biaya SPP sekitar 75-100 jutaan persemester?
> 
>
http://www.kompas.com/kompascetak.php/read/xml/2008/05/12/01391565/masuk.ptn.bisa.lebih.dari.rp.100.juta
> Apakah dengan biaya seperti itu dapat mendongkrat
> kwalitas, ataukah bahkan menurunkan kwalitas?,
> karena hanya orang yang mampu secara finansial yang
> dapat sekolah, padahal untuk sekolah tentunya yang
> paling dibutuhkan adalah KEMAMPUAN atau KUALITAS
> INTELEKTUAL, kemampuana OTAK???
> 
> Mungkin bisa menjadi bahan diskusi, bagi para
> intelektual muda yang lagi Sekolah di LUar Negeri.
> 
> Wassalam
> 
> 
> Taruna Ikrar, Dr., M.Pharm.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke