Dear Moderator,
Saya punya informasi yang mungkin berguna buat teman-teman semua. Saya berharap 
informasi ini bisa diposting. Terima kasih.


Waspada!!!! Penyebab Rasa Manis
Makanan&Minuman Kita

�

Dalam kehidupan kuliner sehari-hari, kita mengenal aneka rasa yang tidak
asing di lidah dan sudah pasti kita suka. Tapi dari sekian rasa, rasa yang
paling disuka oleh penikmat minuman dan makanan, terutama dari kalangan
anak-anak adalah rasa manis. Dari manakah rasa manis tersebut berasal?


Rasa manis yang ada di makanan dan minuman yang kita konsumsi, harusnya
disebabkan oleh penggunaan gula, baik gula pasir yang terbuat dari sari pati
pohon atau batang tebu, maupun gula aren yang terbuat dari sari pati buah aren.
Di wilayah Jawa Barat, sebagian masyarakatnya memanggil gula aren sebagai gula 
Jawa
atau gula merah meskipun warnanya coklat bukan merah. Berbeda dengan gula pasir
yang warnanya rata-rata putih.


Apakah semua makanan dan minuman yang memiliki rasa manis disebabkan oleh
pemakaian atau terbuat dari gula? Kalau makanan maupun minuman yang kita racik
sendiri di rumah, bisa jadi pemanisnya berasal dari gula, meskipun harga gula
lumayan mahal. Karena kita menginginkan yang terbaik, sehat dan aman bagi
seluruh anggota keluarga kita. � Bagaimana
dengan makanan atau minuman, yang dijual dengan harga yang sangat murah seperti
permin, makanan kemasan � ataupun minuman
energi (ED) yang setiap bungkusnya atau sachetnya hanya dijual Rp 1000? Apakah 
rasa
manisnya disebabkan oleh gula?


Berdasarkan hasil kajian saya � dengan
melihat ingridient atau kandungan zat yang tertera di setiap bungkus makanan
maupun minuman, ternyata...rasa manis makanan ataupun minuman itu bukan berasal
dari penggunaan gula. Melainkan pemanis buatan. Ada dua alasan mengapa para
produsen menggunakan pemanis buatan. Yang pertama ekonomis. Jika menggunakan
gula, sudah pasti produsen makanan dan minuman tersebut rugi karena harga gula
jauh lebih mahal dibandingkan pemanis buatan. Alasan kedua, untuk
kesehatan.�  Sebagian konsumen terutama
masyarakat yang sudah memiliki berat badan yang berlebih serta menderita
penyakit diabetes, konsumen berusaha mencari pemanis yang tidak menghasilkan
kalori agar mereka tetap dapat menikmati rasa manis tanpa takut menjadi gemuk
atau menimbulkan respon glikemik (peningkatan kadar gula darah).


Saat ini kita mengenal beragam pemanis buatan. Di Indonesia ada 13 jenis
pemanis buatan yang diizinkan penggunaannya dalam produk-produk pangan,
diantaranya adalah aspartame, acesulfame-K, alitam, neotam, siklamat, sakarin,
sukralosa, dan isomalt serta lima lagi yang termasuk ke dalam kelompok poliol,
yaitu xilitol, maltitol, manitol, sorbitol, dan laktitol. Pemanis buatan atau
sintetis tersebut ada yang aman dikonsumsi dengan kadar tertentu ada juga yang
berbahaya bagi kesehatan.


Berikut ini saya mencoba untuk menyusun informasi tentang pemanis buatan,
sehingga kita dapat aman dan tenang dalam mengkonsumi makanan, minuman�  serta 
obat-obatan yang dikemasannya tertera
mengandung pemanis buatan. Sebaliknya bila Anda mau mengkonsumi minuman atau
makanan yang jelas-jelas rasanya manis tapi di dalam kemasannya tidak
disebutkan mengandung gula atau pemanis buatan, berarti produsennya telah
melakukan kebohongan publik. Dia menutupi zat-zat apa yang digunakan dalam
memproduksi makanan dan minuman tersebut. Makanan dan minuman ini jangan
dikonsumsi.


Suatu senyawa untuk dapat digunakan sebagai pemanis, kecuali berasa manis
harus memenuhi beberapa kriteria tertentu, seperti (1) larut dan stabil pada
kisaran pH yang luas, (2) stabil pada kisaran suhu yang luas, (3) mempunyai
rasa manis dan tidak mempunyai side atau aftertaste dan (4)
murah, setidaknya tidak melebihi harga gula (sukrosa).

Pemanis buatan yang banyak digunakan saat ini
termasuk di Indonesia adalah :

1.� � � �  Aspartame

� � � � �  � � �  Aspartame, pemanis nonkalori yang memiliki tingkat kemanisan 
200x
kemanisan gula sehingga penggunaannya sedikit sekali, tidak sampai 1% dari gula
biasa. Aspartame terdiri dari dua asam amino yaitu asam aspartik dan fenil 
alanin.
Asam amino adalah gugus pembentuk protein. Keduanya adalah asam amino esensial,
yaitu zat yang selalu dibutuhkan oleh tubuh karena tidak dapat dihasilkan
sendiri oleh tubuh. Asam aspartik dan fenil alanin juga terdapat pada makanan
yang sering kita makan sehari-hari seperti daging sapi, ayam, ikan, telur,
gandum, kacang-kacangan, susu, keju, dan lain-lain.

�

Apakah Fenil alanin itu?

Fenil alanin merupakan salah satu dari delapan asam amino
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, regenerasi, dan fungsi faal
tubuh. Fenil alanin tidak menumpuk di tubuh karena proses penyerapannya melalui
metabolisme tubuh secara normal seperti proses penyerapan makanan lainnya yang
mengandung fenil alanin. Mengkonsumsi makanan yang mengandung fenil alanin
tidak berbahaya apabila tubuh tidak menderita Phenyl Ketonuria (PKU).

�

Apakah PKU itu?

� PKU (Phenyl
Ketonuria) yaitu penyakit kelainan metabolisme tubuh yang disebabkan karena
tubuh kekurangan suatu enzim yang diperlukan untuk mencerna fenil alanin
sehingga terjadi penumpukan fenil alanin menjadi Tirosin pada jaringan syaraf.

PKU adalah penyakit keturunan yang sangat jarang, yang
kemungkinannya 1 berbanding 15.000 orang. Penderita PKU tidak dapat makan
makanan orang normal, mereka harus melakukan diet ketat makanan rendah protein
dan dibantu dengan formula khusus makanan berbentuk cair. Penderita PKU
mengalami gejala kerusakan otak, kemunduran mental, hilangnya pigmentasi pada
kulit, rambut dn mata.

�

Aspartame telah digunakan sejak tahun 1965 dan telah
melalui riset intensif � selama 40 tahun
dari banyak badan pengawas kesehatan di dunia. Badan kesehatan dunia dari PBB
World Health Organization menyatakan bahan aspartame aman dan tidak menyebabkan
tumor otak.

�

Aspartame di import dari China dan dapat dibeli di toko
kimia Distributor/suplier aspartame di Jakarta adalah PT Sinarhecta Kimiatama,
PT Glory Katri Putra, PT Mega IntiKimia, PT Trimitra Mandiri Kemindo.

�

Aspartame pertama kali diijinkan penggunaannya
sebagai bahan tambahan pada makanan sejak tahun 1979 dan telah digunakan di
lebih dari 130 negara. Keamanan dari Aspartame telah dievaluasi oleh berbagai
lembaga seperti The Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JEFCA),
Science Committee for Food (SCF) dari Uni Eropa, US FDA, Kementerian Kesehatan,
Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang.�

�

Dalam penggunaan Aspartame sebagai bahan tambahan
pangan, maka harus diperhatikan nilai ADI (Acceptable Daily Intake). ADI
merupakan konsep yang telah ditetapkan oleh FDA dan JEFCA untuk melindungi
konsumen dari kemungkinan keracunan akibat mengkonsumsi suatu senyawa secara
berlebihan.

�

Nilai ADI dari aspartame adalah sebesar 20
mg/kg berat badan manusia. Angka ini setara dengan 2000 mg
per hari untuk manusia yang berat badannya 50 kg. Aspartame umumnya beredar di
pasaran dalam dosis 37 mg per sachet yang manisnya setara dengan 2 sendok teh
gula pasir. Maka, untuk mencapai nilai ADI bagi seseorang dengan berat badan 50
kg, jumlah sachet yang dikonsumsi adalah 54 sachet dalam 1 hari. Angka ini
terlalu tinggi dan tidak mungkin dilakukan karena umumnya orang minum teh atau
kopi maksimal 3 – 5 x per hari.

�

Sekarang dapat kita katakan
bahwa setiap makanan dan minuman termasuk minuman energi yang mengandung
Aspartame adalah aman dikonsumsi asalkan tidak melebihi dosis yang telah
ditentukan. Makanya, jika kita hendak mengkonsumsi suatu makanan ataupun
minuman, termasuk minuman energi penting untuk dilihat atau dibaca terlebuh
dahulu : Kandungan (ingridien), komposisi dan aturan pakai serta masa
kadaluarsa. Bila tidak.....kita sama saja membahayakan tubuh dan nyawa kita. 
Yang pasti jangan sembarangan mencampur�
beragam minuman yang kita tidak tahu efek sampingnya. Banyak kasus
mencampur minuman sembarangan hasilnya adalah si konsumen segera menuju alam
baka. Waspadalah!!!!!!!!!

(sumber :http://www.republika.co.id/koran,
http://www.akupercaya.com/forum
diskusi/sport&health,

http://www.indoforum.org/community/health
centre,

http://www.indonetwork.co.id,
http://dwilovaniez..blogspot.com/,
http://www.webmaster-mel...@yahoogroups.com, http://www.untag-sby.ac.id/

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=222&Itemid=3)






[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke