Yth ,
Untuk keterangan lengkap tentang thymerosal bapak bisa menghubungi dr 
Yulitasari di subdit imunisasi, dirjen P2mPLP, jln percetakan negara 29. Pernah 
dalam diskusi beliau menunjukkan pada saya bahwa kadar mercury dalam vaksin 
sangatlah kecil sehingga untuk dapat menimbulkan autis tidak mungkin 
(ditunjukkan pada saya kadar mercury divaksin tersebut yang bahkan lebih kecil 
dari intake yang diperbolehkan untuk asupan harian).
 
Ada 3 pertanyaan penting yang sebaiknya dijawab terlebih dahulu sebelum kita 
menganjurkan ke Depkes agar  vaksin mengandung mercury tidak boleh beredar 
yaitu:
 
1. apakah sudah pasti mercury menyebabkan autis? kita anggap saja jawabannya 
adalah iya
2. dalam kadar berapa, dengan cara apa dan jenis mercury yang mana yang 
menyebabkan autis? mungkin ada sejawat yang dapat menunjukkannya?
3. dari mana saja sumber mercury yang menyebabkan seorang anak terpajan? 
sepengetahuan saya cukup banyak sumber mercury yang dapat masuk kedalam tubuh 
seorang anak indonesia dengan kadar yang lebih tinggi dari mercury didalam 
vaksin tersebut, misalnya bedak sang ibu? cat rumah? ikan dari pasar ikan? dsb2 
yang saya tidak tahu, tapi bisa kita cari bersama di literatur2. apa sumber2 
mercury itu saja yang kita cari dulu? ukur kadarnya di sumbernya, pikirkan 
kemungkinan pemajanannya dan ukur kadarnya di tubuh anak2 kita dan dipikirkan 
bagaimana caranya anak2 kita tidak terpajan dengannya? apa hal tersebut tidak 
lebih urgent dari mengganti vaksin dengan bahan pengawet yang jauh lebih mahal? 
diskusinya jadi sangat panjang dan siapa ts yang bersedia ikut menjawabnya??  


Adakah Kaitan Antara Merkuri dan Autisme?
Tanggal: 28-05-07 |  Kategori: Penelitian Kesehatan   
Sumber Media: KCM
Mencari faktor-faktor pemicu autis merupakan bidang yang banyak diteliti para 
ahli. Salah satu penyebab yang sering dicurigai adalah merkuri, namun dugaan 
tersebut baru-baru ini dibantah oleh tim peneliti dari Kanada. Menurut mereka 
kadar merkuri tidak ada kaitannya dengan munculnya gangguan autis. 

Kesimpulan itu dihasilkan setelah tim peneliti dari Rumah Sakit Anak Montreal 
meneliti kadar merkuri pada contoh darah serta rambut pada 71 anak penderita 
autis dan ibunya lalu dibandingkan dengan 75 anak tanpa autis. Ternyata tidak 
ada perbedaan signifikan antara dua kelompok tersebut.

"Selama beberapa tahun terakhir banyak dugaan yang muncul mengenai kemungkinan 
paparan merkuri dengan autis, terutama merkuri yang ada pada vaksin dengan 
bahan pengawet thimerosal, amalgam penambal gigi dan metilmerkuri pada 
makanan," kata Eric Fombonne, ketua peneliti. 

Selain meneliti kadar merkuri, para ahli juga melakukan "demonstrasi tidak 
adanya kaitan antara kadar merkuri dengan beberapa gejala dan fungsi level anak 
autis". Tidak dijelaskan lebih lanjut apakah demonstrasi yang dimaksud.

Sampai saat ini memang kontroversi seputar pemicu autis memang masih simpang 
siur diperdebatkan. Banyak orangtua yang meyakini merkuri sebagai biang keladi 
utama penyebab autis. Salah satu vaksin yang dicurigai menyebabkan autis adalah 
vaksin MMR untuk mencegah campak, gondong dan rubela. Namun para dokter 
meresponnya dengan mengatakan bahwa MMR akan memicu autisme bila sudah ada 
faktor yang mendasari sebelumnya, yaitu anak termasuk golongan risiko tinggi 
terhadap autisme.

Dokter anak dan pakar saraf dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Hardiono D 
Pusponegoro MD, seperti dimuat di harian Kompas (20/7/05) menyatakan, gangguan 
autistik dipengaruhi oleh berbagai faktor, dari genetik, gangguan bahan kimia 
di otak, hingga gangguan struktur otak. Menurut dia, faktor gen yang terkuat. 
Yang multifaktorial bukan hanya satu gen, namun bisa banyak gen tetapi 
sedikit-sedikit.


Sumber: AFP
Penulis: An 



Kirim email ke