Senin, 18 Mei 2009 | 17:06 WIB 

SAMARINDA, KOMPAS.com -- Perkembangan kecerdasan dan mental seorang anak atau 
IQ/EQ sering dirusak para orangtua karena cara mengasuh, membimbing, serta 
membina anak pada "usia keemasan" (nol sampai enam tahun) dengan cara yang 
salah, yakni sekadar bicara bukan dengan sikap/teladan.

Pesan moral itu disampaikan Ria Enes bersama boneka Susan saat menghibur 
sekitar seribu anak dalam acara Kumpul Seribu Bocah yang digelar oleh Dinas 
Pendidikan Kaltim dalam rangkaian peringatan Hardiknas di Stadion Madya Sempaja.

"Menurut para ahli, usia menyerap anak pada 'usia keemasan', yakni sampai enam 
tahun mencapai 70-80 persen, yang efektif dibina dengan cara sikap atau teladan 
orangtua, bukan hanya sekadar perintah atau bicara, jadi ibu-ibu jangan merusak 
kecerdasan dan mental anak kita akibat kesalahan kita sendiri," kata Ria Enes.

"Kalau kita perintahkan anak belajar, sementara orangtuanya nonton TV, pasti 
anak tetap ikut nonton TV. Kalaupun kita paksa anak belajar, kemungkinan besar 
anak akan menangis, ya Susan ya!" kata Ria menatap "Susan", boneka lucu yang 
dipegang di tangan kanannya.

Sementara itu "Susan" mengiyakan apa yang dikatakan Ria. Bahkan, Susan juga 
mengatakan jika orangtua menyuruh belajar, maka orangtua juga harus memberi 
contoh belajar agar anak mau mengikutinya. 

"Kalau ibu menyuruh saya belajar, ibu juga harus belajar, jadi kita sama-sama 
belajar," kata Susan, sang boneka yang disambut tawa ibu-ibu dan bocah yang 
terlihat kagum melihat pertunjukan suara perut itu.

Ia menambahkan bahwa anak-anak butuh keteladanan dan contoh sikap tersebut bagi 
seorang anak akan tertanam kuat dalam benaknya sampai mereka dewasa nanti.

"Jika sejak kecil anak sudah terbiasa melihat orangtuanya berbuat apa saja, 
baik itu shalat dan mengaji, maka hal itu akan mereka ingat terus. Namun, 
apabila ayah dan ibunya sering berkelahi, maka kebiasaan orangtua akan terekam 
pula dan bisa terbawa menjadi sikap keras mereka saat dewasa," kata Ria melalui 
sang boneka Susan.

Ria yang juga menghibur lewat gaya mendongeng dan menyanyi menyampaikan cara 
mendidik anak agar tidak ada unsur paksaan dan kekerasan, baik kekerasan secara 
lisan, maupun kekerasan secara fisik.

Pasalnya, hal itu justru bisa memengaruhi pelambatan daya pikir, kreativitas, 
dan mental atau intelligent quatients dan emotional quotients (IQ/EQ) si anak.

Sementara itu, panitia Kumpul Seribu Bocah, Sutikno, yang juga salah seorang 
Kasi di Disdik Kaltim, mengatakan bahwa salah satu tujuan dilakukan acara 
tersebut adalah, selain memberikan penyegaran terhadap anak tentang hiburan 
yang dibawakan oleh Ria Enes, juga memberikan tambahan ilmu kepada orangtua 
yang mengantar anaknya.

"Cara mendongeng dan menyanyi lebih cepat mereka terima, baik bagi anak-anak, 
maupun para orangtua yang hadir pada acara ini. Dalam rangkaian peringatan 
Hardiknas ini kita ingin mengisinya dengan hal yang benar-benar bermanfaat bagi 
dunia pendidikan, yakni melalui pesan moral ini, bukan sekadar hura-hura," 
imbuh dia.

Ia menjelaskan bahwa pendidikan di sekolah sifatnya hanya dukungan bagi 
perkembangan anak, tetapi mempersiapkan generasi muda, yang menjadi aset bangsa 
itu, berawal dari rumah atau kehidupan keluarganya.

"Ketika memasuki dunia sekolah di SD, usia keemasan anak itu sudah lewat karena 
masuk sekolah, batas usia sudah tujuh tahun," papar dia.

Sebagai "orang pendidikan", ia juga mengharapkan agar cara mendidik anak 
melalui dongeng sebelum tidur sebenarnya cara sangat tepat selain melalui 
sikap/teladan orangtua.

"Misalnya, kita akan menceritakan tokoh-tokoh yang bijaksana, berbudi, serta 
orang-orang jahat. Jadi, pesan moral yang kita sampaikan di dalam dongeng 
termasuk cara pendidikan yang tepat. Namun, dengan perkembangan sekarang, anak 
kita manjakan dengan menonton TV dan game," kata dia.

Pihaknya berjanji bahwa, dalam peringatan Hardiknas di tahun-tahun yang akan 
datang, mereka terus mengisinya dengan berbagai acara yang benar-benar 
bermanfaat bagi dunia pendidikan, bukan sekadar acara seremonial dan hura-hura.
ABD 

sumber: 
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/05/18/17064588/Orangtua.Sering.Rusak.Mental.Anak.akibat.Salah.Asuh

--

Salam,
Putra Perkasa

Sent from my BlackBerry®


------------------------------------

[ Forum Kesehatan : http://www.medisiana.com ]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/dokter_umum/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:dokter_umum-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:dokter_umum-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    dokter_umum-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke