Picnic 

APEL BERBUAH SIMALAKAMA

 

Kamis,6/16/2005 7:38:58 AM

 

- Seneng akire nggembol kreneng (kesenangan yang timbulkan masalah) agaknya ungkapan paling pas untuk menggambarkan nasib Daldiri, 50 tahun, dari Wonogiri (Jateng) ini. Apel ke rumah janda sekadar merenda kenangan masa lalu, eh malah digerebek dan ditodong harus menikahi Ny. Mulyani, 41 tahun. Maka sungguh seperti makan buah simalakama. Menikahi si janda sama saja menghancurkan keluarga di rumah, tak menikahi Daldiri harus membayar denda Rp25 juta kontan!

Seneng akire nggembol kreneng (kesenangan yang timbulkan masalah) agaknya ungkapan paling pas untuk menggambarkan nasib Daldiri, 50 tahun, dari Wonogiri (Jateng) ini. Apel ke rumah janda sekadar merenda kenangan masa lalu, eh malah digerebek dan ditodong harus menikahi Ny. Mulyani, 41 tahun. Maka sungguh seperti makan buah simalakama. Menikahi si janda sama saja menghancurkan keluarga di rumah, tak menikahi Daldiri harus membayar denda Rp25 juta kontan!

Ihwal asmara bikin pusing ini sesungguhnya bermula dari cinta yang kandas sekitar 20 tahun lalu. Kala itu Daldiri jatuh hati pada Mulyani, kembang desa Dusun Ngadirojo Kidul Kecamatan Ngadirojo. Sayang, meskipun sinyal-sinyal cinta saling bersambut, cinta mereka tak bisa diselesaikan di KUA. Masalahnya, orangtua sigadis tak menyetujui. Bukannya tak suka pada Daldiri, tapi karena kakak kandung Mulyani sendiri belum menikah. ?Ora ilok cah wedok omah-omah nglangkahi mbakyune (tak baik anak perempuan menikah mendahululi kakaknya),? kata ortu Mulyani berpijak pada etika Jawa.

Tatkala itu orangtuanya menyarankan, kalau mau ya menikah saja dengan kakak Mulyani. Tentu saja Daldiri tak bisa menerimanya, karena cinta bukanlah pot bunga yang bisa digeser-geser atau ditukar-tukar. Dengan pertimbangan jika dipaksakan tak urung akan melukai hati kakak Mulyani, akhirnya Daldiri putar haluan mencari gadis lain. Di samping itu usianya memang juga terus mengejar. ?Kasihan, burung cocakrowonya kalau tak segera dapat kandangnya,? kata Daldiri kala itu.

Istri baru segera diperoleh, dan Daldiri beranak pinak dengan pasangannya. Beberapa tahun kemudian dia juga memperoleh kabar bahwa Mulyani telah menikah dengan pria lain. Tapi sekian puluh tahun kemudian didengar kabar bahwa Mulyani yang pernah singgah di hati itu hidup menjanda lantaran suaminya meninggal. Dia pergi dengan tenang dengan meninggalkan tiga anak yang sudah remaja.

Antara Daldiri dan Mulyani memang tetangga kampung, sehingga mereka masih sering bertemu. Bersua dengan sijanda kini, bapak dua anak itu seakan memutar kisah-kisah cintanya di masa lalu. Jiwa Daldiri pun semakin mengangkasa, ketika Mulyani bilang: nek aku sida karo sampeyan, saiki mesthine ora dadi randha (kalau jadi sama mas, mestinya kini aku tak jadi janda). Daldiri seketika terbatuk-batuk mendengar kalimat tersebut.

Tak bisa dipungkiri, Daldiri sesungguhnya masih mencintai Mulyani. Tapi karena berbagai kondisi dan alibi, kini dia harus meredam itu emosi. Kalau menikahi Mulyani, sama saja akan melukai hati anak-anaknya. Di samping itu, Mulyani sendiri juga tak mau menikah lagi, karena dia terlanjur sumpah bahwa menikah hanya sekali. ?Aku juga tak mau menyakiti hati istri Mas Dal,? kata Mulyani.

Itulah sebabnya, jika kini Daldiri sering main ke rumah Mulyani, tak lebih sekadar curhat dan berbagi rasa. Apalagi janda itu juga mengakui, seakan menemukan suaminya kembali, karena sikap dan tabiat Daldiri mirip-mirip dengan almarhum. Maka komitmen mereka selanjutnya adalah: cinta boleh kembali bersemi, tapi tak ada target ke KUA. Kata hati nuraninya: bisa nggambang ra isa nyuling, bisa nyawang ra isa nangkring (baca: bisa melihat tapi tak bisa buka aurat).

Komitmen boleh saja dibuat oleh Daldiri-Mulyani. Tapi mungkinkah penduduk bisa menerima kesepakatan tanpa disosialisaikan pada warga itu? Buktinya, melihat ada lelaki lain sering apel ke rumah janda cantik, warga pun jadi jengah. Daldiri pun sempat ditegur, jangan sering-sering apel ke rumah janda. Nggak baik dilihat orang, begitu kata para warga.

Ampun deh, lelaki dari dusun Ngemplak ini ngeyelnya luar binasa. Sudah dilarang apel, masih saja ngglibet (selalu datang) di rumah Mulyani. Akhirnya warga kehabisan stok kesabarannya. Beberapa malam lalu pasangan yang sedang berhaha-hihi di ruang tamu itu digerebek dan dibawa ke balai desa. Dua opsi diberikan pada Daldiri. Menikahi Mulyani segera, atau bayar denda Rp25 juta jreng (kontan). ?Saya pikir-pikir dulu Mas,? kata Daldiri lesu.

Hayooo, sekedar curhat atau ada yang mancur?

 
(Sumber: Poskota Online)







 Dove 
Maniezz ;-)
Y2nk
[EMAIL PROTECTED]


Discover Yahoo!
Get on-the-go sports scores, stock quotes, news & more. Check it out!

:-P

Mau tebakan sama temannya?
Ketik TTH Kirim ke 3911 - IM3, Mentari, Matrix, ProXL, Telkom Fleksi
Rp. 1000,-/SMS

Ketawa dot Com - http://ketawa.com/
CV Global Intermedia - http://www.g-im.com/




Yahoo! Groups Links

Kirim email ke