> > Lihatlah, mereka tak sanggup menahan "kerajinan tangan" di muka publik.... > > Di antara sejumlah presenter TV, Sonny Tulung adalah orang yang pernah > dibilang begini: "Survei menunjukkan, Sonny Tulung tukang pegang cewek." > Kata-kata "survei menunjukkan" mengacu pada ciri khas acara yang dibawakan > Sonny, yaitu "Family 100". Komentar itu muncul di sebuah koran Jakarta. > Rupanya penulisnya sebal melihat tingkah Sonny di acara tersebut, yang > seperti tak bisa menahan "hawa nafsu" sehingga tangannya sering dengan > sengaja merangkul/memegang/menyentuh peserta wanita di acara itu. > > Jika kita amati beberapa acara TV, rupanya bukan hanya Sonny Tulung yang > tak > bisa menahan hasrat untuk memegang-megang tubuh perempuan. Yang antara > lain > mencolok memperlihatkan perilaku semacam itu adalah anggota kelompok lawak > Cagur, khususnya Denny. Kelakuannya yang kerap seperti tak bisa menahan > tangan untuk mencolek atau menjamah tubuh wanita yang tampil meramaikan > acara lawaknya cukup membuat risih pemirsa. Hal yang sama mudah kita temui > di acara-acara lawak Srimulat dan banyak acara lawak lainnya. > > Contoh paling gres dari perilaku semacam ini adalah Farhan di acara "Lepas > Malam" Trans-TV. Cobalah sesekali Anda tonton acara itu dan amati kelakuan > Farhan terhadap tamunya dari kalangan perempuan muda dan atraktif. > Perhatikan tangannya yang selalu berusaha menggapai-gapai tubuh si > perempuan > walau harus menyeberangi mejanya yang cukup lebar. Anehnya, itu tak ia > lakukan apabila yang duduk di dekatnya itu wanita yang relatif tidak muda > lagi dan secara fisik tak terlalu atraktif (katakanlah, cantik). > > Kelakuan Farhan ini menimbulkan kesan sangat kontras dengan wajahnya yang > baby face dan busana semi-formal berupa jas yang selalu dikenakannya. > Sangat > jelas bahwa "kerajinan tangan" Farhan tidak berfungsi mendukung acara atau > membumbui dialog, sama sekali tidak! Justru hal itu menampakkan betapa dia > tak mampu menyembunyikan hasrat kelelakiannya di depan kamera--muka > publik. > Akibatnya, ada pemirsa yang mual apabila melihat tampangnya muncul di > suatu > iklan produk komersial. > > Hal ini bertolak belakang dengan acara, misalnya, "Fear Factor". Dalam > acara > itu kerap kita lihat peserta perempuannya berpakaian minim atau, sesuai > dengan situasi, tak jarang memakai bikini. Namun, kita lihat bahwa pembawa > acaranya sama sekali tidak tergoda untuk memegang-megang si cewek atau > sekadar menunjukkan cara menatap yang menggoda. Sang presenter tampak > profesional dan dingin tatkala mengarahkan para peserta yang sebagian > adalah > wanita muda. > > Lihat pula acara di kompetisi tari bebas di MTV (via saluran Global > TV)--maaf, saya lupa nama acaranya--yang dipandu oleh seorang pemuda > dengan > selalu ada peserta wanita yang tampil seksi. Lihatlah, sang presenter > tampak > profesional meski usianya tampak masih begitu muda--terlihat jelas bahwa > ia > mengelola acaranya dengan "dingin". Begitu pula para juri yang > diundangnya, > yang berasal dari berbagai kalangan dan sebagian besar muda usia, tak > sekalipun di antara mereka yang menunjukkan perilaku liar secara seksual > melalui gestur maupun tatapan mata. Mereka rata-rata tampil profesional > dan > cukup kuat menjaga etiket dan etika sebuah show. > > Mengapa, ya, "orang-orang kita" yang tampil di muka publik via kamera TV > tak malu menampakkan keliaran hasrat seksualitasnya, yang akibatnya cukup > mengganggu atmosfer acara? Tak bisakah para presenter dan performer di > layar > televisi kita tampil proporsional, profesional, dan elegan? > > >
sluurrrrrpppppppp ;-P~~~~~~~~~~~O)) Mau tebakan sama temannya? Ketik TTH Kirim ke 3911 - IM3, Mentari, Matrix, ProXL, Telkom Fleksi Rp. 1000,-/SMS Ketawa dot Com - http://ketawa.com/ CV Global Intermedia - http://www.g-im.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/e-ketawa/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/