Kejarlah Sertifikasi, Kau akan Lebih Bonafid

 
Oleh: Berliana Elisabeth

Jangan heran melihat sederetan gelar di kartu nama para pakar keuangan, agen asuransi, pegawai bank, ataupun perencana keuangan. Anda pun bisa mendapatkan sederetan gelar profesi di bidang keuangan ini. Katanya sih, jika sudah mengantungi salah satu gelar profesi keuangan ini, Anda terlihat lebih pinter dan lebih professional.

Pernah dengar gelar ChFC, CLU, CFA, RFC, FRM, CWM, CPA bahkan yang terbaru CFP? Sederetan gelar profesi ini dikeluarkan berbagai asosiasi profesi keuangan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Tapi kebanyakan masih dari luar negeri.

Gelar-gelar ini biasa diburu orang yang kerjanya di bidang jasa keuangan seperti asuransi, perbankan, manajer investasi, maupun perencana keuangan independen.

Usia industri perencanaan keuangan di Indonesia memang masih 'anak kecil'. Namun, menurut Roy Charsley, Director Financial Planning Standards Boards (FPSB) Amerika Serikat, kehadiran industri ini memang sebuah kebutuhan di negeri ini

"Saya melihat semakin banyak orang kaya yang memiliki banyak uang di Indonesia. Mereka tentunya butuh bantuan mengatur uangnya atau melipatgandakan uangnya. Itu didapat dari perencana keuangan," kata Roy beberapa waktu lalu.

Profesi perencana keuangan sebenarnya bukan hanya ditujukan bagi orang-orang yang bekerja secara independen (seperti yang sudah kita kenal, Safir Senduk) saja. Tapi profesi ini juga bisa dilekatkan untuk orang-orang yang bekerja di bidang jasa keuangan seperti asuransi, bank, manajer investasi, khususnya bagi mereka yang langsung melayani nasabah.

Pemberi gelar profesi

Demi mendapatkan keahlian di bidang jasa keuangan ini, maka bermunculanlah beberapa asosiasi perencana keuangan di Indonesia.

Menurut Maikel Sajangbati, Konsultan Wealth Management dari Maesa Consulting Indonesia, saat ini ada empat asosiasi profesi perencana keuangan yakni FPAI (Financial Planning Association Indonesia), IARFC (International Association of Registered Financial Consultants), CWMA (Certified Wealth Managers Association) dan LOMA.

Hampir seluruh asosiasi ini masih skala lokal, artinya belum ada gelar sertifikasi yang sangat dihormati di dunia.

Menurut Tri Djoka Santoso, Chairman FPAI yang juga Vice President Director PaninLife, sertifikasi gelar perencana keuangan yang berskala intemasional itu ada empat, yakni CFA (Chartered Financial Analis), CPA (Chartered Public Accountant), ChFC (Chartered Financial Consultan) dan terakhir CFP (Certified Financial Planner).

Di luar keempat gelar itu, masih banyak juga gelar sertifikasi di bidang keuangan tapi lebih khusus untuk satu bidang. Misalnya CLU (Chartered Life Underwriter) khusus di bidang asuransi. Pemegang gelar ini seperti Maikel Sajangbati, Antony Japari, Adler Manurung, Tri Djoko Santoso, dan lainnya. "Ge1ar CLU ini belum ada di Indonesia. Jika ingin dapat gelar ini mesti ke Singapura dulu, itu yang terdekat," kata Muhamad Ichsan perencana keuangan Prime Planner yang juga member FPSB Indonesia.

Ia menambahkan, bagi mereka yang sudah memiliki gelar CLU, jika ingin mengambil gelar ChFC yang sifatnya lebih umum, maka mereka tak perlu mengikuti pendidikan dari modul pertama, paling-paling 3-4 modul saja.

FPAI

Financial Planning Association Indonesia merupakan asosiasi perencana keuangan yang didirikan pada tahun 2002 oleh sekelompok professional jasa keuangan yang peduli pada terbentuknya perencanaan keuangan di Indonesia. FPA Indonesia berafiliasi dengan FPA yang berada di Amerika Serikat. Artinya FPA Indonesia mengikuti kurikulum dari FPA pusat namun disesuaikan dengan kultur Indonesia.

FPA Indonesia mengeluarkan gelar RFP-I bagi anggotanya yang sudah mengikuti beberapa jenjang pendidikan. Dengan menyandang gelar RFP-I ini, member tersebut sudah bisa terjun ke masyarakat baik untuk menjadi penjual produk asuransi misalnya Antony Japari, reksa dana, perbankan maupun menjadi perencana keuangan independen seperti Muhamad Ichsan.

Menurut Tri Djoko, RFA-I ini masih berskala lokal. Maka untuk dapat menjadi perencana keuangan yang diterima internasional, pihaknya sudah menggandeng FPSB (Financial Planning Standards Boards) dari Denver AS untuk menyelenggarakan sertifikasi perencanaan keuangan berstandar internasional yakni CFP (Certified Financial Planner).

"Jika ingin ikut pendidikan CFP, maka mereka harus menjadi member FPAI dulu. Pasalnya sejak awal pendidikan FPAI mengacu pada CFP. Nah yang menyelenggarakan pendidikan CFP di Indonesia adalah FPSB Indonesia, yakni ditunjuk khusus FPSB pusat di Denver AS," ucap Muhamad Ichsan.

IARFC

International Association of Registered Financial Consultants, juga tak jauh beda dengan FPA Indonesia. Ini juga asosiasi perencana keuangan yang berafiliasi dari Amerika Serikat. IARFC mengeluarkan gelar RFA dan RFC.

CWMA

Certified Wealth Managers Association, adalah asosiasi profesi independen para wealth managers atau perencana keuangan. CWMA ini didirikan oleh para professional perbankan yang bergabung dalam Ikatan Bankir Indonesia.

"Pembentukan CWMA ini merupakan salah satu program kerja IBI," kata Maikel Sajangbati, salah satu pendiri CWMA.

Ada tujuh jenjang pendidikan di CWMA. Setiap jenjang mempelajari sejumlah modul yang berkaitan langsung dengan dunia jasa keuangan, misalnya mengupas asuransi, saham, obligasi, reksa dana, manajemen pensiun, pajak, warisan, portofolio investasi, serta menghitung time value of money.

Seusai menjalani ketujuh jenjang pendidikan CWMA, anggota akan mendapat gelar CWM (Certified Wealth Manager) yang dikeluarkan dari hasil kerjasama CWMA dengan institus pendidikan baik dalam negeri (MM-UGM) maupun luar negeri (dari Singapura, Inggris dan beberapa negara lain).

LOMA

LOMA sama seperti ketiga asosiasi di atas, asosiasi perencana keuangan yang bersifat internasional. "Dulunya LOMA pendidikan untuk back office lembaga keuangan, baru sekarang berkembang untuk financial service untuk front linersnya. Sebenarnya pemain lama namun baru terjun ke pasar front liners," ujar Muhammad Ichsan. Di Indonesia LOMA mengeluarkan gelar Life and Health Insurance Program (CPLHI), dan Life Management Institute (FLMI).

Sertifikasi penting

Menurut Tri Djoko Santoso, memang sekarang ini semakin banyak asosiasi pendidikan jasa keuangan yang mengeluarkan sertifikasi perencana keuangan. "Ini karena ada kebutuhan di industri, perusahaan dan kebutuhan di publik untuk bisa berbicara dengan orang-orang yang berkualitas," kata dia. Sehingga untuk mendefinisikan berkualitas tidaknya gelar sertifikasi dari asosiasi ini, timbul organisasi-organisasi yang mencoba menyetarakan sertifikasinya untuk meningkatkan kualitasnya.

"Seiring waktu, pasar keuangan semakin terbuka. Jadi kalau kita jualan ke orang, dia akan lihat kartu nama kita, kalau kartu nama kita tidak membawa gelar sertifikasi dari luar, respeknya tidak tinggi," kata Tri Djoko.

"Saya menerima manfaat pendidikan perencana keuangan ini. Memang industri keuangan saling berhubungan satu sama lain," kata S Budisuharto, Deputy President Director Chief Marketing Officer AIG Life.

Menurut dia, keputusan membeli asuransi terkait dengan keputusan investasi, juga dengan perencanaan pajaknya. Memang sudah saatnya setiap agen asuransi belajar perencana keuangan. Jadi, apakah Anda berminat untuk menambah pengetahuan Anda di bidang perencana keuangan? Sssttt.. denger-denger biaya untuk mendapatkan satu gelar lokal sekitar Rp 15 juta sampai Rp 20 jutaan lho...!


--
A real friend is one who walks in when the rest of the world walks out.
__._,_.___

Milis e-ketawa : tempat orang2 keren yg NO SARU & NO SARA

peace yo..!!

Ketawa dot Com - http://ketawa.com/





YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke