The Two Immutable Law of Goblok

I. Hukum Pertama : The Law of Continous Supply of Stupidity

Misalkan pada suatu hari anda sedang naik mobil, tiba tiba di depan  anda
terdapat becak yg nyelonong seenaknya dan membuat anda kaget membanting stir
ke kanan. secara otomatis otak anda memerintahkan sel sel syaraf utk
mengirimkan command ke mulut anda. automatically, anda pun berteriak "ooo..
dasar becak goblok..". Tukang becak itu pun secara otomatis  akan menjawab,
tentu saja dengan suara yg lebih kecil :"ya kalo pinter saya ndak mbecak
pak.."

Nah, Misalkan anda mempunyai kapabilitas untuk mengambil satu tukangnmbecak
tadi untuk mengajarinya berbagai macam ilmu, maka tukang becak
tadi akan menjadi pintar. akibat dari kepintarannya ini, dia melihat
berbagai peluang lain untuk mendapatkan nasib lebih baik. sebagai akibatnya,
tukang
becak ini akan berhenti mbecak. Konsekwensinya, becak milik juragan becak
ini ndak ada yg narik. persis seperti aliran elektron akibat adanya beda
potensial, yg menyebabkan adanya "hole", "hole" becak ini akan diisi
oleh calon tukang becak potensial yg lain, yg memang kepingin mbecak.
akibatnya, ketika anda nyetir mobil di jalan, kemungkinan besar anda
akan mengalami kejadian yg sama. "ya kalo pinter saya ndak mbecak pak.."

Dengan demikian, jika laju kedatangan orang yg kita anggap goblok ini jauh
lebih tinggi daripada orang pinter, maka untuk tiap orang pinter,
tersedia banyak sekali orang goblok. dengan demikian, maka sisa orang goblok
yg ada pada suatu waktu tertentu x adalah :

t = x
__
/
| [ g(t) - p(t) ] dt
|
_/
t = 0

( intergral dari g(t) - p(t) dari t = 0 ke t = x )

dimana :

g(t) = jumlah orang goblok sebagai fungsi waktu
p(t) = jumlah orang pinter sebagai fungsi waktu

perhatian : hukum ini tidak berlaku untuk orang yg mbecak karena
kepingin   olah raga.


II. Hukum Kedua : The Law of the Stupid-Rich - Smart-Poor Pyramid

Misalkan anda sebagai engineer menjumpai orang2 yg goblok tapi kaya.

anda sebagai orang pinter bertanya tanya :" kok bisa orang goblok goblok
ini kaya ?" , "dia kan ndak sekolah ? "

Nah, hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :

Anda te lah memilih jalan hidup sebagai orang pinter, dimana per definisi
adalah "orang yang mencari hidup dengan menjual kepintarannya".
kepintaran itu sendiri adalah hal yang tidak bisa langsung mengenyangkan
perut. agar bisa mengenyangkan perut, pintar itu harus dikonversi.
cara mengkonversinya adalah dengan menjual kepintaran anda, pada orang yg
tidak sekolah dan tidak tahu apa apa, tidak mengerti integral dan
diferensial tingkat 2,
tidak lulus kalkulus I, II, dan III, gagal memahami hukum newton dan
mekanika, susah mencerna hukum hukum termodinamika, kagum dan terpesona
melihat aplikasi ilmu robotika, tapi dia KAYA.

Hal ini lebih merupakan konsekwensi dari jalan hidup yang anda pilih, yaitu
menjadi orang-pinter. agar anda bisa makan, anda butuh orang yg
goblok, tapi kaya.
perjumpaan ini akan terjadi karena sifatnya memang "yin dan yang", saling
melengkapi.

*Karena itulah anda akan jarang sekali menjumpai orang yg pinter tapi kaya,
dia pasti tidak butuh anda, karena dia sudah punya semuanya...
*
*Anda juga akan jarang bahkan malas menjumpai orang yg pinter tapi miskin,
karena dia pasti adalah saingan anda...
*
*Anda bahwa akan lebih muales lagi ketemu orang goblok tapi miskin, karena
kemungkinan besar dia adalah tukang becak pada hukum pertama.
*
Dengan demikian, telah diuraikan bahwa anda akan selalu terhimpit
didalam piramida ini. akan susah sekali bagi anda utk naik ke puncak
piramida, terutama sekali karena :

*1. sifat utama dari pintar adalah nearly irreversible. sekali anda
pintar, maka hampir tidak mungkin anda bisa kembali menjadi goblok.
*
*2. anda nggak pegang uang..
*
dengan demikian, diperlukan energi eksitasi yg sangat besar untuk bisa naik
ke orbital "goblok tapi kaya"

Tetapi bagaimanapun anda masih lumayan.. paling jauh anda kan cuma pinter...
lha saya ini lebih parah.. saya ini sudah terlanjur
jenius....

(^_^)v

Kirim email ke