Dear Ibu Wanti,
 
tks atas info pacarannya
emang sihhh.... pacaran itu gak slamanya jadi pedoman dlm bercinta
melainkan kita sendiri yang harus bisa menerima apa adanya
biasanya pacaran juga bisa identik dengan "daripada atau pengen sama dengan
org lain"
intinya menerima dan mengerti kekurangan yg dimiliki pasangan ....
coba deh.... kiat saya ini mungkin bisa jadi pedoman sobat semua DLM
MENJALIN CINTA SEJATI
Thanks & Regards,

Benny  






  _____  

From: e-ketawa@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Juwanti (LINCLOG)
Sent: Tuesday, May 08, 2007 9:32 PM
To: e-ketawa@yahoogroups.com
Subject: e-ketawa :-) Pacaran...hmmmmm.. ~_^




Pacaran sering di anggap sebagai bentuk pembelajaran. Argumennya, sebelum
memastikan pasangan ada bagusnya mengenal dulu calon pasangan tersebut. 

Tapi apakah betul begitu? Justru sebaliknya, pacaran adalah sesuatu yang
tidak rasional. Dengan pacaran orang terpaksa, secara sadar atau tidak,
untuk mencari kesempurnaan. Pembandingan selalu terjadi: dia lebih
perhatian, dia lebih cakep, dia lebih mengerti saya dll.........

Pacaran jadi bertujuan menemukan sesorang yang sempurna. Padahal jatuh cinta
(hati) berdasar pada ketidaksempurnaan: senyum dia, cara dia jalan, suara
dia kalo ketawa, wajahnya ketika bengong. Singkatnya hati justru hanya bisa
mengerti yang tak sempurna. 

Pacaran juga bisa menjadi kutukan. Semakin banyak bekas pacar, semakin
banyak kemungkinan membanding-bandingkan. Jika akhirnya menikah, bagaimana
membicarakan bekas pacar dengan pasangan? 

Padahal bekas pacar itu punya andil membentuk diri kamu sekarang setelah
menikah. 

Menyakiti dan disakiti tak bisa hilang begitu saja karena itu bagian dari
pengalaman pribadi. Bekas pacar adalah termasuk pengalaman penting, tapi
terpaksa ditekan dari memori. Semakin banyak bekas pacar, semakin banyak
yang harus ditekan. 

Teori ini menjelaskan observasi anekdotal bahwa pasangan jaman dulu lebih
banyak yang langgeng padahal mereka di jodohkan. Jawabannya mungkin karena
mereka tidak atau sedikit pacaran, sehingga mereka tidak memiliki referensi
pembanding yang bisa membingungkan. 

Pelajarannya: jangan terlalu banyak pacar karena kamu bakal terus menerus
melakukan perbandingan yang akhirnya bikin bingung sendiri. Perbandingan ini
bisa tak berhenti meskipun telah menikah. Intinya pacaran justru kebalikan
sifat 'pendidikan' : semakin banyak mencari, semakin tidak menemukan yang
dicari. 

So,intinya klo dah nemuin yang bener2 dapat ngertiin kmu serta hati merasa
cocok seia sejalan dalam melayari kehidupan yg cuman sekali doank...bagusnya
langsung merit aja kali yee (deuhhhhhhh......kesannya kebelet amat sehh! )

B'regards,

Joe.One.Tee



 

IMPORTANT NOTICE: 
The information in this email (and any attachments) is confidential. If you are 
not the intended recipient, you must not use or disseminate the information. If 
you have received this email in error, please immediately notify me by "Reply" 
command and permanently delete the original and any copies or printouts 
thereof.  Although this email and any attachments are believed to be free of 
any virus or other defect that might affect any computer system into which it 
is received and opened, it is the responsibility of the recipient to ensure 
that it is virus free and no responsibility is accepted by American 
International Group, Inc. or its subsidiaries or affiliates either jointly or 
severally, for any loss or damage arising in any way from its use.

<<attachment: image001.gif>>

Reply via email to