SETUJU... ANAK-ANAK DILARANG NONTON TV... eh gitu kan isinya....

On 7/19/07, [EMAIL PROTECTED] <
[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Gerakan HARI TANPA TV 2007

Mengapa Perlu Ada HARI TANPA TV??

Sekitar 60 juta anak Indonesia menonton TV selama berjam-jam hampir
sepanjang hari. Apa yang ditonton?

Anak-anak menonton acara TV apa saja karena kebanyakan keluarga tidak
memberi batasan yang jelas. Mulai dari acara gosip selebritis; berita
kriminal berdarah-darah; sinetron remaja yang penuh kekerasan, seks, intrik,
mistis, amoral; film dewasa yang diputar pada pagi, siang dan sore hari;
penampilan grup musik Indonesia maupun luar yang berpakaian seksi dan
menyanyikan lagu dengan lirik orang dewasa; sinetron berbungkus agama yang
banyak menampilkan rekaan azab, hantu, iblis, siluman, dan seterusnya.
Termasuk juga acara anak yang sebagian besar berisi adegan yang tidak aman
dan tidak pantas ditonton anak.
Bayangkan kalau anak-anak kita adalah satu dari mereka yang tiap hari
harus menelan hal-hal ini dari TV yang jelas-jelas tidak untuk mereka tapi
untuk orang dewasa.

Anak-anak akan sangat berpotensi untuk kehilangan keceriaan dan kepolosan
mereka karena masuknya persoalan orang dewasa dalam keseharian mereka.
Akibatnya, sering terjadi gangguan psikologi dan ketidakseimbangan emosi
dalam bentuk kesulitan konsentrasi, perilaku kekerasan,
pertanyaan-pertanyaan yang 'di luar dugaan' dan sebagainya.

Hanya sedikit anak yang beruntung bisa memiliki berbagai kegiatan,
fasilitas, dan orangtua yang baik sehingga bisa mengalihkan waktu anak untuk
hal-hal yang lebih penting daripada sekadar menonton TV.

Namun jutaan orangtua di Indonesia pada umumnya cemas dan khawatir dengan
isi siaran TV kita. Kalangan industri televisi punya argumentasi sendiri
mengapa mereka menyiarkan acara-acara yang tidak memperhatikan kepentingan
anak dan remaja. Intinya, kepentingan bisnis telah sangat mengalahkan dan
menempatkan anak dan remaja kita sekadar sebagai pasar yang harus
dimanfaatkan sebesar-besarnya.

Dan ketahuilah, meski stasiun TV sudah mulai memperbaiki isi siaran
mereka, namun hal itu tetap tidak bisa menghilangkan kesalahan mereka di
masa lalu dalam memberi 'makanan' yang merusak jiwa puluhan juta anak
Indonesia.


Pemerintah maupun institusi lain, terbukti tidak mampu membuat peraturan
yang bisa memaksa industri televisi untuk lebih sopan menyiarkan acaranya.
Sehingga, tidak ada pilihan lain kecuali individu sendiri yang harus
menentukan sikap menghadapi situasi ini. Anggota masyarakat yang bersatu dan
memiliki sikap yang sama untuk menolak perilaku industri televisi kita, akan
menjadi kekuatan yang besar apabila jumlahnya makin bertambah. Penolakan
oleh masyarakat yang merupakan pasar bagi industri televisi, pada saatnya
akan menjadi kekuatan yang besar.

Untuk itulah perlu ada *gerakan HARI TANPA TV pada tanggal 23 Juli 2007*yang 
akan membuktikan bahwa apabila masyarakat bisa bersatu melakukan
penolakan terhadap perilaku industri televisi, maka sejak saat itulah kita
bisa berharap ada perbaikan. Jadi, berikanlah dukungan dan bergabunglah
untuk mengikuti HARI TANPA TV.

Pada hari itu, matikan TV selama sehari dan ajaklah anak-anak untuk
melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.

Kirimkan dukungan anda melalui:
Fax : 021-9246539 - Yayasan Kita dan Buah Hati
021-8406553 – Yayasan Pengembangan Media Anak / Kidia
E-mail : [EMAIL PROTECTED] <haritanpatv%40kidia.org>  ;   *
[EMAIL PROTECTED] <kitadanbuahhati%40yahoo.com>
Telpon : 021-80871763  ;  SMS : 0815-8556547
Website: *www.kidia.org* <http://www.kidia.org/>

Dukungan anda sangat penting artinya untuk mengukur keberhasilan gerakan
HARI TANPA TV ini. Ajaklah teman, kerabat, kenalan, tetangga anda untuk
mendukung gerakan ini. Kirimkan surat dukungan anda sebanyak-banyaknya.
__



Kirim email ke