Sekali-kali simaklah pertunjukkan balap mobil Formula Satu di televisi.
Semua pembalap berlomba memenangkan pertandingan, memacu mobilnya dengan
kencang. Ternyata, hal terpenting dalam strategi untuk memenangkan
perlombaan adalah Pit-Stop (berhenti sejenak). Tak seorang pembalap,
betapapun kencangnya mereka melaju, bisa memenangi lomba tanpa mengambil
sekali Pit-Stop.

Dalam Pit-Stop, para pembalap melakukan penyegaran, menerima arahan,
melakukan perbaikan mesin, mengisi tangki bensin, mengganti ban, dan
berangkat lagi dalam keadaan segar dan semangat baru. Lomba Formula Satu
adalah soal adu kecepatan dan strategi. Dan kemenangan sering ditentukan
oleh soal penentuan waktu serta manajemen Pit-Stop itu.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, Pit-Stop dapat mewujud dalam berbagai
bentuk. Mengikuti pelatihan atau pencerahan. Membaca buku yang
mencerahkan. Shalat lima waktu bagi yang beragama islam. Berdoa dengan
penuh sungguh-sungguh. Istirahat makan siang. Melakukan obrolan dengan
sahabat. Bercengkerama dengan anak dan istri. Pit-Stop membantu kita
dalam meraih kehidupan yang utuh. 

Banyak orang yang kelihatannya terlalu sibuk. Mereka bekerja begitu
keras untuk meraih kesuksesan hidup. Namun yang terjadi, banyak diantara
mereka bagai kelelawar yang terbang di siang hari. Begitu banyak sinar
matahari namun justeru sang kelalawar tak mampu melihat. 

Mereka yang terlalu sibuk tak mampu melihat kehebatan dan polah tingkah
lucu buah hatinya. Mereka tak tahu betapa dalam cinta dan perhatian
pendamping hidupnya kepada mereka. Mereka tak menyadari begitu banyak
inspirasi kehidupan baru yang berada di sekitarnya. Bahkan terkadang
mereka tak menyadari dan tak tahu siapa dirinya. Mereka begitu sibuk,
namun justeru tak mampu memahami apa makna hidup yang sesungguhnya. 

Bila kita terlalu sibuk, kita akan lupa untuk menikmati hidup. Kita
banyak melakukan kegiatan namun kita lupa apa yang kita lakukan dan
untuk apa kita melakukannya. Kita hanya melakukannya, tapi tanpa hati.
Kita hanya melakukannya, tapi tanpa visi. Kita hanya melakukannya, tapi
tanpa jiwa. Walau kita sibuk namun hidup kita kering dan gersang.

Saatnya kita melakukan Pit-Stop. Renungkanlah untuk apa kita hidup? Mau
kemana setelah kehidupan? Sudah berapa lama anda menikah? Dan hal
terbaik apa yang pernah anda berikan kepada pasangan hidup anda? Andai
satu bulan anda selalu mempersembahkan satu hal yang terbaik buat
pasangan hidup anda, saya yakin sang pendamping akan semakin menyayangi
anda. 

Luangkanlah waktu sejenak (Pit-Stop) untuk mendengarkan celoteh dan
cerita anak kita dengan penuh perhatian. Antarkan dan dampingi mereka ke
tempat yang mereka amat senangi. Bermainlah petak umpet bersama mereka.
Berperilakulah seolah-olah kita adalah teman sepermainan buah hati kita.

Kunjungilah orang tua anda. Berceritalah tentang pengalaman
membahagiakan bersama mereka. Tanyalah masa kanak-kanak kita yang
membuat mereka bahagia. Minta izinlah untuk tidur dipangkuannya.
Mohonlah agar tangannya yang telah keriput membelai dan mengusap wajah
anda. Ciumilah tangan yang dulu pernah memandikan dan menggendong anda.

Begitu pula kunjungilah sahabat-sahabat anda, guru sekolah maupun guru
kehidupan anda. Kunjungi pula orang-orang yang berjasa dalam hidup anda.
Kunjungi tetangga anda, Dan jangan lupa, kunjungi dan tengoklah rumah
ibadah yang juga merindukan kehadiran anda.

Lakukanlah Pit-Stop, maka hidup anda akan semakin bermakna. Keberadaan
anda dirindukan orang-orang di sekitar anda. Pit-Stop menjadikan hidup
kita lebih hidup. 

Kirim email ke