Coba kalau yg mbobol orang Indonesia di Malaysia, pasti sudah dihukum mati,
dicambuk atau dipukuli sampai mati.
Kalau orang Malaysia berbuat jahat di Indonesia, kanapa nggak kita pukuli
saja ....?
 

-----Original Message-----
From: e-ketawa@yahoogroups.com  
Sent: 19 Oktober 2007 5:55
To: e-ketawa@yahoogroups.com
Subject: e-ketawa :-) Pembobol ATM
Importance: High





 
<http://groups.yahoo.com/group/ayo_sharing/message/1302;_ylc=X3oDMTJyYjRkdWV
kBF9TAzk3MzU5NzE1BGdycElkAzE5Nzk5ODU5BGdycHNwSWQDMTcwNzQ4Nzc1NQRtc2dJZAMxMzA
yBHNlYwNkbXNnBHNsawN2bXNnBHN0aW1lAzExOTI3ODYyMzU-> Ketangkep, Pembobol ATM,
WN Malaysia 

Posted by: "Egia, Edlorna:  <mailto:[EMAIL PROTECTED]
Re%3AKetangkep%2C%20Pembobol%20ATM%2C%20WN%20Malaysia> 


Thu Oct 18, 2007 9:51 pm (PST) 



Sumber:  <http://batampos.co.id/> http://batampos.co.id <
<http://batampos.co.id/> http://batampos.co.id/> 


Pembobol ATM, WN Malaysia 

<  <http://batampos.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=32675>
http://batampos.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=32675>

<  <http://batampos.co.id/index2.php?option=com_content&task=view&id=32675&;>
http://batampos.co.id/index2.php?option=com_content&task=view&id=32675&;
pop=1&page=0&Itemid=1> 

<  <http://batampos.co.id/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=3>
http://batampos.co.id/index2.php?option=com_content&task=emailform&id=3
2675&itemid=1> 

Jumat, 19 Oktober 2007 

125 Nasabah Jadi Korban, Kerugian Rp673 Juta
BATAM (BP) - Teka teki siapa di balik aksi pembobolan ATM dengan
information technology (IT) yang begitu meresahkan warga Batam terjawab
sudah. Jajaran Poltabes Barelang menangkap dua dari tiga tersangka,
yakni Chia Ah Hee (39) dan Goh Kok Ann (40). 

Dua warga negara (WN) Malaysia ini diciduk di Bandara Hang Nadim, Kamis
(18/10) sekitar pukul 10.00 WIB. Lim, tersangka lainnya masih buron.
Penangkapan terhadap dua WN Malaysia ini bermula dari informasi yang
didapatkan pihak kepolisian Lubukbaja dari Bank Mandiri cabang Batam,
Ahad (14/10) lalu. 
"Kami cek ke ATM di BCS, terekam wajah tersangka di CCTV (closed circuit
televison, red)," ujar Kapoltabes Barelang Kombes Slamet Riyanto kepada
sejumlah wartawan, kemarin. 

Informasi ini pun dikembangkan. Hasilnya, polisi kembali mendapati
rekaman wajah tersangka di ATM Bank Mandiri lainnya di Top 100 Jodoh.
Aktivitas yang sempat tertangkap kamera CCTV yakni saat tersangka
melakukan transaksi. Mereka hanya mengenakan celana pendek. 

Mendapatkan sejumlah bukti petunjuk ini, polisi dengan cepat bergerak
dengan berupaya melacak kediaman tersangka. Setelah ditelusuri,
ketiganya diketahui tinggal di Apartemen Ramayana Blok B No 309. Di
sana, mereka diketahui sudah tinggal selama tiga bulan. 

Selanjutnya, Selasa (16/10) lalu, polisi mengendus keberadaan tersangka.
Ketiganya diketahui berada di Pekanbaru dengan tiket pulang pergi (PP).
"Sepulangnya dari Pekanbaru kita jemput (tangkap, red) di Bandara," kata
Slamet. 

Tersangka tertangkap saat tiba dengan menggunakan pesawat Batavia Air
dengan nomor penerbangan BTV577, Kamis (18/10) sekitar pukul 10.15 WIB.
Polisi berhasil mencomot dua tersangka, Chia AH Hee (39) dan Goh Kok Ann
(40). Lim, tersangka lainnya masih dikejar. Diduga ia kabur ke Malaysia.
Penangkapan dua pelaku yang sempat menguras duit nasabah Bank Mandiri
itu, berlangsung cepat. Bahkan, para penumpang Batavia Air, yang satu
pesawat dengan dua pria itu, banyak yang mengaku tak tahu prihal
penangkapan tersebut. 

Informasi yang dihimpun Batam Pos menyebutkan, dua pria berusia 35
tahunan itu ditangkap saat menunggu bagasi. Seketika, beberapa petugas
kepolisian langsung merangkul dua pria tersebut. Lengan kedua pria
berkulit putih itu kemudian diikat menggunakan tali plastik. Saat
ditangkap, keduanya tak melakukan perlawanan sedikitpun. Mereka hanya
pasrah ketika petugas kepolisian menggiring mereka ke dalam mobil untuk
kemudian dibawa ke Polsek Lubukbaja. 

Slamet mengatakan, kepergian para tersangka ke Pekanbaru untuk menjajaki
kemungkinan untuk beroperasi di sana. "Di Pekanbaru survei cari
peluang," katanya. Dari penangkapan dua tersangka, polisi berhasil
mendapatkan sejumlah barang bukti (BB) di kediaman dua WN Malaysia itu
di apartemen Ramayana. Di sana BB berupa alat yang digunakan tersangka
saat beraksi langsung disita. Di antaranya, lap top, post terminal
(custum built), kartu magnetic, head magnetic, kamera, handycam,
skimming device, receiver antena, dan uang senilai Rp5 juta. 

Bermula Bulan Juli
Aksi yang dilancarkan tersangka di Batam, ungkap Slamet, bermula dari
bulan Juli 2007 lalu. Dari catatan pihak Bank Mandiri, tersangka sukses
membobol ATM 125 nasabah. Bulan Juli membobol ATM 16 nasabah, September
menguras isi ATM 99 nasabah, dan Oktober sebanyak 10 nasabah. Total
kerugian mencapai Rp673.700.000. 

Namun dari laporan yang diterima polisi, lanjut Slamet, baru 10 kasus.
Tujuh laporan dari Polsek Lubukbaja dan tiga laporan masuk ke Poltabes
Barelang. "Kalau total kerugian yang masuk ke kami mencapai Rp73 juta,"
ujar Slamet. 

Mantan Direktur Intelkam Polda Kepri ini menjelaskan, cara kerja yang
digunakan tersangka terbilang canggih dan cukup rapi. Modusnya, pelaku
mengambil data kartu ATM korban di ATM Bank Mandiri dengan menggunakan
alat berupa, post terminal (untuk menyimpan data kartu ATM korban dan
simpan uang di lubang/tempat masuk kartu ATM). Selanjutnya gunakan
kamera untuk melihat nomor PIN ATM korban lalu merekamnya dengan
menggunakan alat yaitu handycam melalui antena (wireless) dan disimpan
di atas keyboard ATM. 

Alat lainnya yang digunakan yakni handycam. Ini berfungsi sebagai media
penyimpanan untuk melihat PIN ATM korban. Tersangka juga menggunakan
receiver antena sebagai alat untuk menerima data visual yang diterima
oleh kamera yang disimpan oleh ATM. "Lalu tersangka menggandakan ATM
tersebut juga menggunakan alat. 107 kartu sudah digunakan," terang
Slamet. 

Alat yang digunakan untuk menggandakan, yakni laptop, skimming device
(alat untuk menggandakan ATM) dan kartu magnetik (media penyimpanan data
ATM korban). "Pengambilan terakhir sejumlah Rp10 juta di BCS tanggal 14
Oktober lalu. Lebaran pertama mereka copy, hari kedua mereka masang lagi
alat itu," kata Slamet menambahkan. 

Slamet yang ditanya soal wilayah operasi tersangka selain di Batam, ia
mengatakan jika Malaysia juga menjadi lahan bagi tersangka untuk
menguras uang simpanan para nasabah di negeri jiran itu. Sementara di
Pekanbaru masih dijajaki oleh para tersangka. Mereka ingin mengembangkan
operasinya di wilayah tersebut. 

Setelah mengungkap kasus ini, lanjut dia, tim dari Mabes Polri
rencananya akan datang ke Poltabes Barelang, Jumat (19/10) hari ini.
Kedatangan para petinggi di tubuh polri itu untuk menjejaki kemungkinan
jika tersangka beraksi di tempat lain. Mabes juga akan mengecek modusnya
apakah tersangka punya link (jaringan, red). Apakah kasus ini diambil
alih Mabes Polri? "Tidak. Tetap kita yang tangani," kata Slamet.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan pasal 363 ayat 1 ke 4e yo 55
KUHP tentang pencurian. Ancaman hukuman tujuh tahun penjara. 

Tersangka Tak Tamat SD
Ternyata, dua tersangka yang sudah tertangkap hanya mengenyam pendidikan
sampai bangku sekolah dasar (SD). Chia AH Hee hanya sampai kelas IV SD.
Sementara Goh Kok Ann hanya sampai kelas VI. Kedua WN Malaysia ini
mengaku belajar secara otodidak tentang ilmu bobol membobol ATM
tersebut. 

Chia Ah Hee lahir di Malaysia, 39 tahun lalu. Ia bekerja sebagai
mekanik. Sedang Goh Kok Ann lahir di Malaysia, 40 tahun lalu. Terakhir,
keduanya tinggal di Apartemen Ramayana Blok B No 309. "No teacher (tak
ada yang mengajari)," kata Goh Kok Ann dengan bahasa Indonesia yang
kurang fasih.
Ia tak bisa menjawab saat ditanya untuk apa saja uang ratusan juta yang
sudah berhasil dikuras dari ATM nasabah. 

Dalam wawancara dengan wartawan, kemarin, tersangka Goh Kok Ann lebih
banyak diam. Sementara Chia Ah Hee berbicara dengan menggunakan bahasa
Melayu yang kurang jelas. 

Tersangka mengaku mendapatkan dan merakit alat-alat yang digunakan untuk
membobol ATM tersebut di Malaysia. Kenapa hanya Bank Mandiri yang
dibobo? Lagi-lagi ia tak bisa memberikan jawaban dengan bahasa yang
jelas. (ros/why)



 




-----------------------------------------------------------
Notification: As of 27 Mar 2007, PT. Kiani Kertas had changed its name to PT. 
Kertas Nusantara. In conjunction with the name change, the email address' 
domain had also changed from @site.kiani.com to @site.kertas-nusantara.com.
--- Begin Message ---
Hahaha.
Terang-terang rakyat kamu sudah bersalah. Di mana-mana negara di dunia ini,
jika kamu adalah turis @ "tourist" kamu hendaklah membawa pasport. Wajib
membawa pasport. Saya rasa orang itu adalah orang yang kaya raya boleh
melancong luar negara, bisnes luar negara. Tapi dalam kekayaannya itu, bodoh
juga rupanya. Memang bodoh. Kami tidak rugi kalau tidak berurus niaga dengan
orang macam kamu Indonesia. Hanya berapa sangat untung kalu bisnes pun. Tapi
mempertahankan negara adalah lebih penting. Apa yang kamu baca itu banyak
kesangsian. Boleh dipersoalkan. Rakyat Indonesia di sini boleh dikatakan
seluruhnya terutama lelaki sangat TIDAK BERADAB, kurang ajar. Sangat kurang
ajar. Datang dan lihat sendiri. Kalau tak nak datang pun kami Malaysia tidak
hairan. Kalau turis @ "tourist" Indonesia tidak datang ke sini pun kami
Malaysia tidak rugi apa-apa. Malahan untung kerana kurang orang Indonesia
yang berbau di sini. Tapi orang kamu jugak yang nak datang BERJUDI di sini.
Pada hal Muslim. Tapi berjudi, minum arak di sini. Kamu tak datang sini pun
tidak mengapa. Kami tidak rugi.



===============
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Behalf Of han djie lin linda
Sent: Thursday, 30 August, 2007 12:02 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [Diskusi HRD Forum] Malaysia


Sebagai masukan saja dan untuk berhati-hati.

Original Message ----- 
From: "Satrio Arismunandar" < satrioarismunandar@
yahoo.com>
Subject: Kekerasan pada WNI di Malaysia (hati-hati Promosi 
Wisata Malaysia!)

============ ========= =====

Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di
BUMN berkantor di Jakarta.

Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama.
Behubung sdr Donald adalah seorang "Tamu Negara" hingga kasusnya terexpose
besar-besaran.

Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia. BUKAN HANYA TKI Atau
Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN.

Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar),
pertama kalinya kami "melancong" ke Kuala Lumpur Malaysia. (Kami sudah
pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai aturan
imigrasi).

Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland,
berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira.

Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal. Malam harinya, kami
mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari Hotel Nikko, tempat kami
menginap.

Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang ke
hotel karena kelelahan, menumpang shuttle service yang disediakan Nikko
Hotel. Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti
yg biasa kami lakukan di Orchrad
Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.

Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan dengan
view cukup bagus ke arah Twin Tower.

Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun
mendekati saya dan istri. Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri,
saya balas bertanya apa mau mereka. Mereka bilang
"Polis", memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis,
menginap di Nikko hotel. Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya
bawa. (Masak sih di negeri tetangga, sesama melayu, speak the same language,
saya dan istri bisa berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih
harus bawa passport?). Salah satu "polis" ini bicara dengan HT, entah apa yg
mereka katakan dengan logat melayunya, sementara seorang rekannya tetap
memaksa saya mengeluarkan identitas. Perliaku mereka mulai tak sopan dan
Istri saya mulai ketakutan. Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot,
dia tanya :"kerja ape kau disini?" saya melongo... kan turis, wisata. Ya
jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak
polis membentak dan mendekatkan mukanya ke wajah saya: KAU KERJA APE? Punya
Licence buat kerja?

Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang saya
bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata. Tiba-tiba salah satu dari mereka
mencoba memegang tas istri, dan bilang: "mana kunci Hotel? "... wah
celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan
ipar saya yg pulang duluan ke hotel.

Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis
malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang: Indon... dont lie
to us. Saya kurung kalian...

Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan
saya bilang akan tuntut mereka habis2an. sambil memegangi tangan saya, tuan
polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama
saja...

Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang
polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed.

Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis.
Melawan 3 polis, tak mungkin. Mereka berbicara beritga, mirip berunding.
Wah, apa polis malaysia juga sama aja, perlu mau nyari kesalahan orang
ujung2nya merampok?

Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang.
Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam
itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan
dirinya, sang preman marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya,
dan siap memukul, namun dicegah polisi berseragam.

Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan identitas
diri. saya langsung setuju, namun keberatan bila harus menumpang mobil
polisi.

Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh
mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami. Akhirnya kami bersepakat, namun
polisi preman yang sempat hampir memukul saya sempat berkata: if those indon
run, just shoot them... katanya sambil
menunjuk istri saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu, ini rupanya nasib
orang Indonesia di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai
"sesama melayu". Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.

Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya menelpon adik
ipar untuk membawakan kunci. Pihak Nikko melarang adik saya, dan mengatakan
kepada sang Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang menyewa
suites family, datang ke Malaysia dengan
Business class pada Flight Malayasia Airlines. Pak Polis preman mendadak
ramah, mencoba menjelaskan bahwa di Malaysia mereka harus selalu waspada.

Saya tak mau bicara apapun dan mengatakan bahwa saya sangat tersinggung, dan
akan mengadukan kasus ini, dan "membatalkan rencana bisnis dengan sejumlah
rekan di malaysia" (padahal saya tak punya rekan bisnis di negeri sial ini).

Polisi berseragam berusaha tersenyum semanis mungkin, berusaha keras untuk
akrab dan ramah, petugas Nikko Hotel kelimpungan dan berusaha membuat kami
tersenyum.

Setelah istri saya mulai tenang, saya mengambil HP P9901 saya dan merekam
wajah kedua polisi ini.

Keduanya berusaha menutupi wajah, meminta saya untuk tidak merekam wajah
mereka.

Istri saya minta kita mengakhiri konflik ini, dan sayapun lelah. Kami
tinggalkan melayu-melayu keparat ini, tanpa berjabat tangan.

Sepanjang malam saya sangat gusar, dan esoknya kami membatalkan tur ke Johor
baru, mengontak travel agent agar mencari seat ke Singapore. Siang usai
makan siang, saya tinggalkan Malaysia dengan perasaan dongkol, dan
melanjutkan liburan di Singapore.

Mungkin saya sial? ya. Mungkin saya hanya 1 dari 1000 WNI yang apes di
Malaysia? bisa. Tapi saya catat bahwa bila saya pernah dihina, diancam,
bahkan hampir dipukuli, bukan tak mungkin masih ada orang lain mengalami hal
yg sama.

Jadi, kalau hendak berlibur di Malaysia, sebaiknya pikir masak2. Jangankan
turis, Rombongan atlet saja bisa dihajar polisi Malaysia.
Bayangkan bila perlakuan seperti ini dilakukan dihadapan anak kita. Tentu
anak akan trauma, sekaligus sedih.

Hati-hati pada PROMOSI WISATA MALAYSIA. Di Malaysia, WNI diperlakukan
seperti Kriminal.


-----Original Message-----
From: Duit2ucom [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, 07 September, 2007 3:10 PM
To: Agus Sariyanta
Subject: RE: Bursa-Komputer > # Selamat Menyambut Ramadan Mubarak #


Datang sini dan tengok sendiri bagaimana perlakuan rakyat-rakyat Indon di
sini. Tidak mahu bersyukur atas apa yang telah negara kami berikan.
Peluang pekerjaan diberi. Tapi di mana respect dari mereka rakyat Indon di
sini. Berlagak macam orang Malaysia.
Walaupun Indonesia sudah lama merdeka dari Malaysia, tapi taraf pemikiran
rakyat kamu masih mundur. Tidak tahu menghormati peluang yang di beri.
Sombong dan angkuh. Kalu tidak kami di Malaysia beri peluang kamu rakyat
Indonesia kerja di sini, pastinya kamu rakyat Indonesia merempat di
tepi-tepi jalan.
Rasuah merata-rata. Berlagak hidup kaya dengan wang haram. Tiada perpaduan
antara kamu rakyat Indonesia. Perkauman masih berleluasa di sana sini. Saya
sudah beberapa kali ke Indonesia. Keadaan sungguh mundur. Sesetengah tidak
ada tamadun kehidupan langsung.
Bersyukurlah kami di Malaysia masih mampu terima kamu rakyat Indonesia
bekerja di sini. Tapi JAGA PERLAKUAN di negara orang. Kami di Malaysia sudah
beri kerja, tapi masih nak mencuri, merompak malah ada yang merogol,
memperkosa. Jangan lihat kesalahan orang lain kalau tidak tahu kesalahan
sendiri. 60% kes polis di seluruh Malaysia berkaitan dengan rakyat kamu
Indonesia. Kenapa kamu rakyat Indonesia tidak melihat kes-kes polis itu.
Kenapa tidak mahu mengakui kesilapan?
Harap kamu tidak lagi perbesarkan hal ini. Jangan tuduh kalau tidak tahu
fakta yang sebenar. Kami hormati negara-negara jiran kami. Kami tidak ada
masalah untuk mempertahankan negara kami. Kami tidak takut dengan kamu
Indonesia. Walau negara besar, tapi mundur, tidak bersatu. Negara yang tidak
bersatu amat mudah dikalahkan tanpa senjata sekali pun.
Tidak perlu bercakap besar menentang negara-negara barat yang kejam itu.
Selesaikan dulu masalah dalam negara kamu. Kemudian baru kamu layak untuk
bercakap tentang negara luar.
Harap hormati orang Melayu dan Malaysia. Saya tak akan teragak-agak untuk
majukan masalah ini pada pihak berkuasa jika anda masih bermain api.
Regards,
Malaysia Gemilang.

 -----Original Message-----
From: Duit2ucom [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, 07 September, 2007 2:42 PM
To: Agus Sariyanta
Subject: RE: Bursa-Komputer > # Selamat Menyambut Ramadan Mubarak #



Sila hormati orang Malay dan Negara Malaysia.
Jangan sesuka hati nak Ganyang Malaysia.




--- End Message ---

Kirim email ke