*Menyikapi Rekan Kerja yang Menyebalkan* Mungkin sebagian besar Anda pernah atau justru sekarang mengalaminya. Rekan kerja suka bicara keras dan nyaring, menelpon yang tidak penting begitu sering dan bicara dengan suara yang seluruh divisi mendengarnya. Selain mengganggu konsentrasi, perilaku semacam itu juga mengusik ketenteraman dan kenyamanan dalam bekerja. Selain keluhan seperti di atas, ada banyak lagi hal serupa yang notabene sama saja, yaitu mengganggu. Mari kita intip apa saja masalahnya dan cari tahu solusinya. l Masalah: Rekan kerja berisik dalam segala hal, mulai bicara hingga saat beraktivitas di komputernya. 1 Solusi: Jika rekan kerja semacam ini sulit diberitahu, ambil saja langlah sederhana yang menuntaskan setidaknya masalah itu untuk Anda pribadi, saran Linda Lopeke, pakar karir dan pencipta *SmartStartTM Virtual Mentoring Programs*. Bawa saja iPod atau pemutar MP3 Anda, gunakan earphone, pasang di telinga dan nikmati lagu-lagu favorit sembari Anda bekerja. Teknik ini manjur untuk mendongkrak semangat bekerja kembali, karena telinga Anda kini kebal dari suara berisik di sebelah. Sedangkan Tom Gimbel, pendiri sekaligus* CEO The LaSalle Network*, sebuah perusahaan jasa solusi mengatakan sudah menjadi etiket umum setiap karyawan menurunkan volume suara, bisa suara Anda, komputer atau musik. "Rekan sebelah Anda tak mau dengar pertengkaran Anda dengan pasangan aau bagaimana pesta selama digelar di rumah," ujar Gimbel. l Masalah: Mungkinkah rekan kerja tak menyadari jika dia berisik dan itu mengganggu? 1 Solusi: Jamak jika seseorang tak menyadari perilakunya mengganggu orang lain, sampai ada orang lain membalas dengan perlakuan serupa, ujar Francie Dalton, *presiden Dalton Alliances, Inc*., sebuah perusahaan pelatihan berbasis di Maryland. "Jika perilaku teman sangat mengganggu, minta HRD untuk mengingatkannya bahwa pekerjaan tengah membutuhkan konsentrasi tinggi untuk hasil yang optimal. l Masalah: Rekan kerja makan makanan beraroma tajam di kantor 1 Solusi: "Jangan makan makanan yang berbau terlalu tajam saat di kantor karena rekan kerja bisa jadi tidak menyukainya," ujar Gimbel. "Tak ada seoprang pun mau duduk di sebelah orang yang berbau tuna, bawang, atau kari setiap harinya. Khususnya saat kondisi perut lapar." l Masalah: Kapan saja saat saya melintas di kubikel rekan kerja, dia selalu melakukan hal-hal yang tak terkait dengan pekerjaan. Apa yang harus saya katakan? 1 Solusi: Tidak ada yang perlu dikatakan. Bukan tanggung jawab Anda mengurusi apa yang dilakukan rekan kerja, tegas Lopeke. "Pikirkan saja pekerjaan Anda dan lupakan apa yang dikerjakan orang lain yang bukan urusan Anda," tegasnya. l Masalah: Bagaimana etiket yang tepat melakukan pembicaraan telepon di meja kerja? 1 Solusi: Jangan publikasikan kisah sinetron kehidupan Anda, saran Gimbel. "Rekan sebelah tak ingin tahu kapan Anda menjadwalkan cek kesehatan dengan dokter, jadi hindari melakukan telepon tak terkait pekerjaan dari kantor. Kalau itu harus, pelankan volume suara," ujar Gimbel. Jika itu telepon pribadi yang sifatnya sangat personal, pergilah keluar dari kubikel dan pakai telepon genggam Anda, saran Dalton. "Ingatlah, orang menilai profesionalitas dan produktivitas Anda berdasarkan frekuensi dan etiket yang Anda lakukan saat bertelepon," ujar Dalton.
*(sumber: hanyawanita.com) * M ' niez, Y2nK
<<image/gif>>
<<image/gif>>