|
PENYANGKALAN
DIRI
Lukas
9: 22-27
"Setiap
orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,…." (Luk.
9:23)
Seorang raja memiliki
serumpun bambu kesayangan di taman istananya. Suatu ketika ia bertanya
kepada bambunya,"Apakah engkau mengasihiku?" Rumpun bambu itu
segera menja-wab,"Dengan segenap hati, Tuanku." Kemudian Raja
minta bam-bunya melakukan sesuatu bagi dia, dan menegaskan bahwa itu
berarti semua cabang dan daun-daunnya yang indah harus dipangkas. Rumpun
bambu itu menangis sedih. Apa saja ia mau lakukan, asalkan keindahan
dirinya tidak dirusak. Raja juga me-ngatakan, bahwa batangnya akan dibelah
dua dan dipotong-potong. Semakin sedih rumpun bambu itu, dan ia mohon
dikasihani. Baginda bersabda dengan suara lirih," Jika demikian
halnya, maka aku tak dapat memakaimu, Bambuku." Rumpun bambu itu
merasa terpukul, tapi kemudian menyerah."Tuanku, perbuatlah pada diri
hamba sesuka hati Paduka."
Keesokan harinya, Raja berdiri di depan petak-petak sawah. Air dari sebuah
anak sungai dialirkan ke situ melalui potongan-potongan bambu yang dibelah.
Sang Raja berbisik,"Engkau telah membuktikan kasihmu padaku, Bambuku.
Sekarang engkau benar-benar berguna bagiku."
Kita mengasihi Tuhan, karena Ia lebih dahulu mengasihi kita. Kasih kita
kepada-Nya diwujudkan dalam bentuk penyerahan diri total. Seperti Yesus,
ketika Ia berdoa di Taman Getsema-ni,"Janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan
seperti yang Bapa kehendaki."
Adakah hal-hal yang masih ingin kita pertahankan, apa pun itu ? Kalau Tuhan
memintanya, maukah kita melepaskannya ? Apakah kita enggan merasakan
sakitnya kehilangan karena telah begitu melekat ?
Refleksi:
Tuhan,
kami ingin melepaskan apa saja yang merintangi kami
yang menyebabkan Engkau tak dapat sepenuhnya memakai kami. Amin
Menelusuri
Alkitab satu tahun: Bilangan 21-24
|