--- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/6/4/o3.htm > > Masyarakat Bali sebenarnya telah menyimpan ''alat'' untuk menjaga keberlangsungan kehidupannya -- yang terwujud dalam organisasi ekonomi seperti subak. Saat ini, manusia Bali perlu mengembangkan etika ekonomi ini dalam kehidupan yang lebih maju. Mahatma Gandhi mengembangkan tradisinya menjadi gerakan Sarwadaya (membangkitkan kekuatan bersama) untuk menghadapi zaman baru yang kerap berekses pada eksploitasi (penjajahan). Masyarakat Bali pun mesti mengembangkan gerakan serupa untuk menghadapi tantangan zaman ini. Gerakan-gerakan individual (gerakan tanpa kesadaran untuk maju bersama-sama) hanya akan melemahkan diri sendiri. > > > > Ekonomi Kerakyatan, Etika Menuju ''Jagaddhita'' > Oleh I Gede Sutarya > > EKONOMI kerakyatan sebenarnya merupakan kesadaran terhadap kehidupan bersama. Pada kehidupan bersama ini, semua manusia saling tergantung satu sama lainnya. Karena itu, satu kelompok manusia tidak bisa meminggirkan kelompok lainnya. Jika salah satu kelompok saja maju dengan mengekang kelompok lainnya, maka perputaran ekonomi hanya akan berada pada kelompok itu. Sebab, kelompok lainnya yang dikekang, tidak akan memiliki daya beli. Hal ini akan membatasi gerak ekonomi. Sebab, perputaran barang akan menjadi sangat terbatas. Pembatasan ini akan menyebabkan stagnasi ekonomi. Stagnasi ekonomi akan mengakibatkan krisis ekonomi. Jadi, kemenangan kelompok seperti ini jelas tidak akan membawa keberlangsungan kehidupan dalam jangka panjang. Karena itu, kerja sama untuk maju bersama merupakan hukum alam semesta yang berlaku juga dalam ekonomi. > > > > > > Agama Hindu menyebutkan hukum alam semesta tersebut sebagai Rta. Weda-weda mengajarkan umat manusia untuk selalu mengikuti Rta jika ingin selamat. Karena itu, apabila perekonomian ingin selamat mengantarkan kehidupan ini, harus mengikuti Rta tersebut. Rta ini selanjutnya menjadi Dharma (etika atau sejenisnya). Rta dan Dharma diajarkan kepada umat manusia untuk kerahayuan (keselamatan). Karena itu, jika manusia ingin selamat harus mengikuti Rta dan Dharma. Kedua hukum ini mengajarkan manusia untuk bekerja sama. Jadi, manusia harus bekerja sama untuk menjaga keberlangsungan kehidupan. Tanpa kerja sama, kehidupan tidak akan terjaga keberlangsungannya. > > Secara tradisi di Bali, kesadaran ini telah tumbuh sejak berabad- abad lalu. Masyarakat Bali mewujudkannya dalam kerja sama pembagian air (sumber kehidupan) dalam organisasi pertanian yang disebut subak. Kesadaran ini sebenarnya tumbuh dari penghayatan terhadap Isa Upanisad dalam agama Hindu. Kitab ini menyatakan bahwa seluruh alam semesta merupakan milik Tuhan, manusia hanya bisa mengambil secukupnya untuk dirinya sendiri (Isawasyam idam sarwam). Jadi, manusia tidak bisa mengambil segala sesuatu yang berlebihan. Jika manusia bisa mengambil secukupnya maka Tuhan menjamin keberlangsungan kehidupan manusia. Tetapi bila manusia mengembangkan kerakusan, ini akan mempercepat kehancurannya. Sebab, telah menjadi hukum alam semesta (Rta) bahwa kerakusan merupakan penyebab kehancuran. > > Bhagavad Gita menyatakan bahwa kama (nafsu, kerakusan) merupakan penyebab dari kehancuran diri. Kitab ini lebih jauh lagi menjelaskan, kerakusan (kama) hanya akan menyebabkan kekecewaan (bukan kepuasan). Kekecewaan akan melahirkan kebingungan. Kebingungan akan melenyapkan kebijaksanaan. Tanpa kebijaksanaan, manusia akan mengalami kehancuran. Oleh karena itu, manusia tidak bisa mengembangkan kerakusan. Manusia mesti mengembangkan kebersamaan. Jadi, manusia perlu berbagi kepada sesama dan lingkungannya. Kebijaksanaan ini kemudian berkembang menjadi berbagai tradisi dalam masyarakat Hindu. > > > > Yadnya dan Sevagram > > Kebijaksanaan seperti ini berkembang menjadi tradisi yadnya di Bali. Mahatma Gandhi di India mengembangkannya menjadi bentuk pelayanan sosial (Sevagram). Semua itu memiliki hakikat sama, yaitu berbagi kepada sesama manusia, bahkan lebih luas lagi kepada seluruh makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Kebijaksanaan masyarakat Hindu seperti ini telah menggetarkan masyarakat barat sejak abad ke-19 Masehi. Ketika itu, Swami Vivekananda mendengungkan persaudaraan umat manusia di tengah sentimen antarras di belahan bumi ini. Pernyataan Swami Vivekananda ini memang terbukti benar bahwa manusia perlu mengembangkan persaudaraan, bukan permusuhan. > > Tradisi yoga kuno -- untuk mencapai pembebasan dari penderitaan -- juga merupakan sumber inspirasi dari ajaran ini. Yoga mengajarkan disiplin Ahamkara (melepaskan rasa kepemilikan) bila ingin mencapai pembebasan dari penderitaan (Jagaddhita). Disiplin ini termasuk ke dalam latihan-latihan dasar yang tertuang dalam Panca Yama Brata dan Panca Nyama Brata. Setelah manusia bisa melakukan disiplin ini, barulah mereka bisa melakukan langkah-langkah selanjutnya, seperti konsentrasi (dhyana) sampai pada samadhi. Sebab, jika seseorang tidak bisa melepaskan rasa kepemilikannya (Ahamkara), mereka tidak akan mencapai jalan menuju Tuhan (kebahagiaan). > > Tuhan, menurut Weda-weda adalah Satyam (kebenaran), Shiwam (kesucian) dan Sundaram (keindahan). Semua itu adalah penyebab kebahagiaan (Jagaddhita). Jadi, melewati Ahamkara (rasa kepemilikan), merupakan disiplin untuk mencapai Tuhan. Jika tidak berhasil melewati ini, sang jiwa akan kembali turun kepada Panca Maha Bhuta yang akan mengantarkan manusia untuk berputar-putar di samudera samsara (penderitaan). Demikianlah Rsi Kapila, seorang filsuf Hindu, menjelaskan tentang metamorfose jiwa menuju kebahagiaan. Pada tahap pertama, jiwa harus melewati unsur terkasar, kemudian yang halus dan selanjutnya yang terhalus, yaitu budhi (kecerdasan), mahat (kesadaran) dan Ahamkara (tanpa keegoan). Jika telah melawati ini, manusia baru bisa mencapai Sang Hakikat (Tuhan) yang menjadi sumber kebahagiaan (Jagaddhita). > > > > Saling Bergantung > > Sumber kebahagiaan tersebut sebenarnya adalah dua unsur yang saling bergantung, yaitu Purusha (spirit) dan Pradhana (energi). Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Purusha dan Pradhana mesti terus bekerja sama untuk menjaga kehidupan. Pada titik ini, Rsi Kapila dalam ''Philsafat Samkya'' sebenarnya mengajarkan kepada umat manusia bahwa kerja sama adalah hakikat yang menjadi penyebab kebahagiaan (Jagaddhita). Jadi, melepaskan rasa kepemilikan (Ahamkara) merupakan satu syarat penting untuk mencapai kebahagiaan. Sebab, hakikat yang tertinggi sesungguhnya merupakan perpaduan yang harmonis. Perpaduan inilah yang menyebabkan kebahagiaan. > > Ekonomi pun tidak bisa terlepas dari kenyataan ini. Sebab, ekonomi merupakan alat untuk mencapai Jagaddhita. Jadi, ekonomi tidak bisa melepaskan dirinya pada hukum ini. Ekonomi mestilah bisa membentuk kesadaran untuk pembangunan bersama. Jadi, pelaku ekonomi mestilah membangun kesadaran bahwa mereka tidak bisa hidup sendiri. > > Jadi, masyarakat Bali sebenarnya telah menyimpan ''alat'' untuk menjaga keberlangsungan kehidupannya -- yang terwujud dalam organisasi ekonomi seperti subak. Saat ini, manusia Bali perlu mengembangkan etika ekonomi ini dalam kehidupan yang lebih maju. Mahatma Gandhi mengembangkan tradisinya menjadi gerakan Sarwadaya (membangkitkan kekuatan bersama) untuk menghadapi zaman baru yang kerap berekses pada eksploitasi (penjajahan). > > Masyarakat Bali pun mesti mengembangkan gerakan serupa untuk menghadapi tantangan zaman ini. Gerakan-gerakan individual (gerakan tanpa kesadaran untuk maju bersama-sama) hanya akan melemahkan diri sendiri. > > Weda-weda mengajarkan, manusia yang hanya mementingkan dirinya sendiri (Nresangsia) hanya akan melahirkan keterikatan kepada kama (nafsu). Keterikatan ini merupakan perbudakan terhadap diri sendiri - - hanya untuk memenuhi keinginan-keinginan jangka pendek. > > Penulis, Ketua Aliansi Pemuda Adat Bali, tinggal di Bangli > > > > > [Non-text portions of this message have been removed]
------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/