Pengertian Reksa Dana Unit trust dan mutual fund atau investment fund adalah istilah-istilah yang memiliki pengertian sama dengan reksa dana, yaitu bentuk investasi kolektif yang memungkinkan bagi investor yang memiliki tujuan investasi sejenis untuk mengumpulkan dananya agar dapat diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dikelola fund manager.
Pengertian reksadana atau mutual funds menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu : "Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek oleh manajer investasi". Sedangkan menurut Zvi Bodie (1993:225) definisi dari mutual funds atau investment funds adalah : " Mutual funds are firms that manage pools of other people's money. Individuals buy shares of mutual funds, and the funds invest the money in certain specified types of assets, (for example, common stocks, tax exempt bonds, mortgages). The shares issued to the investor entitle them to a pro rata portion of the income." Dari kedua definisi di atas dapat dipahami bahwa reksa dana merupakan sarana yang dipakai oleh para investor apabila mereka berkeinginan untuk melakukan tipe investasi tidak langsung. Dengan kata lain, reksa dana merupakan suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund manager atau manajer investasi. Mereka bermain di pasar modal melalui perantara yang merupakan perusahaan reksa dana. Mekanisme kegiatan reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif digambarkan sebagai berikut : BAPEPAM Pendaftaran Pernyataan Efektif Penawaran Umum Kontinyu Instruksi Jual/Beli MANAJER INVESTASI INVESTOR Permohonan Pembelian/ Konfirmasi Penjualan Kembali Kontrak Investasi Kolektif Instruksi bayar/tagih Bank Kustodian Pembayaran redemtion Penjualan kembali Gambar 2.1. Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif Sumber : Bapepam (1997) Keterangan gambar 2.1. Reksa dana berbentuk KIK dibentuk antara manajer investasi dengan bank kustodian. Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab dalam pengelolaan portofolio reksa dana. Sedangkan bank kustodian bertugas dan bertanggungjawab dalam pengadministrasian dan penyimpanan kekayaan reksa dana. Setelah mendapat ijin dari Bapepam, maka manajer investasi dapat melakukan penawaran umum. Sebagai bukti penanaman modal, maka investor memperoleh unit penyertaan. Harga per unit penyertaan berdasarkan nilai aktiva bersih per unti penyertaan. Setiap saat perusahaan reksa dana berkewajiban membeli kembali unit penyertaan yang dijual kembali oleh investor. Dana yang terkumpul tersebut oleh manajer investasi digunakan untuk membentuk portofolio efek baik pasar modal maupun pasar uang. Sebagai contoh manajer investasi menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat (IPO) sejumlah 20 juta lembar unit penyertaan. Harga per unit penyertaan sebesar Rp. 1000,00. Berarti terkumpul dana sebesar Rp. 20 Milyar. Kemudian dana sebesar Rp. 20 milyar oleh manajer investasi akan ditanamkan pada portofolio asset, contohnya: saham, obligasi dan commercial paper. 2.4. Penggolongan Reksa Dana Investment Company Act 1940 yang dikutip oleh Sharpe (1995:353) mengelompokkan reksa dana sebagai berikut : 1. Unit Investment Trust Trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-surat berharga berpenghasilan tinggi (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan yang independen. 2. Managed Investment Companies Perusahaan ini mungkin berbentuk perusahaan independen, penasehat investasi, perusahaan yang terkait dengan pialang atau perusahaan investasi. 2.1. Closed - end Investment Companies Reksa dana jenis ini hanya menjual unit penyertaan pada saat penawaran perdana (IPO) saham dan tidak wajib membeli kembali unit penyertaannya pada saat pemegang berniat menjual sahamnya. 2.2. Open - end Companies Reksa dana jenis ini masih menjual saham baru setelah penawaran perdana dan pemegang saham ini masih dapat menjual sahamnya ke perusahaan reksa dana yang bersangkutan. Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa reksa dana jenis open - end lebih banyak memberikan kemudahan bagi investor daripada close - end funds karena adanya kewajiban dari perusahaan investasi yang menerbitkan saham reksa dana untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual kembali unit penyertaannya. Pada pasar modal Indonesia sebagian besar reksa dana jenis reksa dana terbuka berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK). Pada bulan Agustus 1999 tercatat 81 reksa dana berbentuk KIK. Sedangkan satu-satunya reksa dana jenis tertutup adalah saham reksa dana yang dikeluarkan oleh BDNI reksa dana. Sri Handaru Yuliati (1997:223) mengemukakan empat karakteristik reksadana open - end sebagai berikut di bawah ini : 1. Investor dapat menjual kembali unit penyertaannya kepaa emiten. Emiten berkewajiban untuk mebeli unit penyertaan tersebut. Harga jual unit penyertaan umumnya sama dengan atau berkisar pada nilai aktiva bersihnya dikurangi fee (Net Assets Value). 2. Mutual funds sering melakukan emisi unit penyertaan baru (open end). Harga unit penyertaan berkisar pada nilai aktiva bersihnya (ditambah komisi pialang) 3. Nilai kapitalisasi sebuah mutual funds akan selalu berubah karena penerbitan saham baru atau karena pembelian saham yang dijual kembali oleh investor. Reilly dan Norton (1995:558) berpendapat bahwa reksa dana dapat digolongkan berdasarkan sasaran dan diversifikasinya, sehingga dapat dikelompokkan menjadi : 1. Common Stock Funds Perusahaan jenis ini menanamkan sebagian besar dananya pada saham-saham biasa daripada saham preferen dan obligasi. 2. Taxable bonds Funds Obligasi perusahaan biasanya menghasilkan pendapatan langsung engan resiko minimal. Investor yang memilih reksa dana jenis ini dapat memiih reksa dana atas segmen tertentu berdasarkan jangka waktunya, sektor tertentu dan reksa dana yang memfokuskan obligasi domestik atau global. 3. Municipal Bonds Funds Perusahaan reksa dana jenis ini melakukan pembayaran bunga bulanan yang teratur yang bebas dari pajak pemerintah pusat akan tetapi mungkin terkena pajak lokal. 4. Stock and Bond Funds Tujuan dari reksa dana jenis ini adalah untuk mendapatkan return yang maksimal dengan jalan mengkombinasikan portofolionya dengan saham dan sekuritas penghasilan tetap meliputi obligasi pemerintah, obligasi perusahan, convertible bonds, atau saham preferen. Sekuritas pembentuk portofolio ini dapat dilihat dari prospektusnya. 5. Money Market Funds Perusahaan reksa dana jenis ini berusaha memberikan pendapatan tetap, jaminan keamanan bagi pemilik dan likuiditas dengan jalan mendiversifikasikan portofolionya pada sekuritas jangka pendek seperti treasury bills, sertifikat deposito pemerintah, bank acceptance, dan commercial paper. Di Indonesia pada saat ini, penggolongan jenis reksa dana atas konsentrasi portofolionya diatur dalam peraturan No. IV. C.7 tahun 1997 Tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka adalah terdiri dari reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, saham dan campuran. Keempat jenis reksa dana tersebut merupakan pilihan bagi investor berdasar atas konsentrasi asset pembentuk portofolio reksa dana tersebut. Berdasarkan tujuan dan resiko yang dihadapi para investornya, reksa dana dapat digolongkan sebagaimana dijelaskan pada tabel 2.3 di bawah ini : Tabel 2.3 Jenis dan Karakteristik Reksa Dana Jenis Karakteristik Pasar uang Pendapatan Tetap Saham Campuran Resiko Terendah Rendah Tinggi Moderat Tujuan likuiditas Pendapatan Stabil Pertumbuhan harga saham/unit penyertaan dalam jangka panjang Pertumbuhan dan harga pendapatan Sumber : Bapepam (1997) Saat ini Bapepam menetapkan pelaksanaan reksa dana dalam dua bentuk, yaitu bentuk perseroan dan Kontrak Investasi Kolektif. Reksa dana bentuk perseroan mencatatkan sahamnya di bursa efek dan memperjual belikan di pasar sekunder. Sedangkan Kontrak Investasi Kolektif, unit penyertaan yang diterbitkannya tidak didaftarkan di bursa dan tidak diperdagangkan pada pasar sekunder. 2.5. Manfaat Investasi Pada Reksa Dana S. Haryo Suwahyo (1997:231) berpendapat ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh investor apabila berinvestasi pada reksa dana. Manfaatnya antara lain : 1. Dapat mendiversifikasi portofolio secara cepat (instant diversification). 2. Kecepatan dalam proses penjualan dan pembelian (marketability) 3. Keluwesan untuk menukarkan ke jenis portofolio investasi lainnya dalam satu grup reksa dana (flexibility) atau diperjualbelikan pada penerbitnya pada nilai aset bersihnya setiap saat (liquidity) 4. Manajemen profesional yang mendapatkan ijin otoritas bursa (profesionality) 5. Banyaknya pilihan dari beragamnya investasi usaha reksa dana yang kini mulai tumbuh pesat Farid dan Siswanto (1998) menegaskan beberapa manfaat lain dari reksa dana berikut dibawah ini : 1.. Peningkatan buying power melalui reksa dana buying power meningkat dibnding investasi secara individu 2.. Keterbukaan investasi pengelola reksa dana memberikan informasi yang transparan kepada nasabah mengenai semua aspek investasi, resiko portofolio dan biaya-biaya transaksi 3.. Manfaat perlindungan investor melalui peraturan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam, diantaranya mengatur tentang transaksi pada satu jenis saham maksimal sebesar 5 % dari total modal disetor investor. Dari beberapa manfaat yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga manfaat utama dari investasi pada reksa dana. Pertama, secara tidak langsung investor telah melakukan diversivikasi portofolio karena manajer investasi akan mengalokasikan dana yang terkumpul pada portofolio aset. Kedua, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi yang profesional yang ahli dalam menganalisis pergerakan harga sekuritas. Ketiga, para pemodal dapat menarik dana sewaktu-waktu ditambah keuntungan yang diperoleh oleh reksa dana. Pada reksa dana jenis terbuka (open end funds), perusahaan reksa dana wajib membeli kembali unit penyertaan reksa dana jika pemilik unit penyertaan berniat menjualnya. Harga pembelian ini setara dengan Net Asset Value dikurangi dengan baiaya penjualan kembali (redemption fee). Selain itu perusahaan reksa dana berperan dalam menggairahkan minat para investor domestik. Dalam hal ini perusahaan reksa dana meminimalisasi kendala-kendala yang dihadapi investor domestik. Keuntungan pemodal atas investasi pada reksa dana dapat digambarkan sebagai berikut : Capital Gain/loss yang tercermin pada kenaikan/penurunan NAB Pemodal Manajer Investasi PORTOFOLIO Gambar 2.2. Keuntungan Pemodal Reksa Dana dari Dividen dan Bunga yang berasal dari Portofolio Sumber : Bapepam (1997) Keterangan Gambar 2.2. Investor menginvestasikan dana pada perusahan reksa dana. Kemudian manajer investasi memanfaatkan dana tersebut untuk membeli surat-surat berharga. Apabila ditanamkan pada saham maka akan memperoleh capital gain dan dividen. Sedangkan apabila ditanamkan pada obligasi akan memperoleh penghasilan tetap berupa bunga. Semua pendapatan yang diperoleh tersebut oleh manajer investasi dibagikan kepada para pemodal. Sedangkan indikator dari kinerja reksa dana tercermin pada kenaikan atau penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV). 2.6. Resiko pada Reksa Dana Apabila investor membeli saham reksa dana, maka secara tidak langsung investor telah melakukan diversifikasi karena reksa dana pada hakekatnya merupakan suatu portofolio dari surat-surat berharga pasar modal dan pasar uang. Dengan sendirinya pula resiko investasi investor telah berkurang. Hal ini bukan berarti bahwa reksa dana tidak memiliki resiko. Bapepam (1997) menyebutkan beberapa resiko apabila investor berinvestasi pada reksa dana. Resiko tersebut meliputi beberapa hal berikut : 1. Resiko berkurangnya nilai unit penyertaan resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, surat berharga lainnya) yang menjadi bagian portofolio reksa dana di bursa yang mengakibatkan menurunnya nilai uni penyertaan. 2. Resiko likuiditas penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut. 3. Resiko politik dan ekonomi perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi mempengaruhi kinerja perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang mempengaruhi efek yang termasuk dalam portofolio reksa dana. 4. Resiko wanprestasi resiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang mengasuransi hrta kekayaan reksa dana tidak dapat membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pihak-pihak terkait dengan reksa dana : pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, kebakaran serta kerusuhan, yang mungkin dapat mempengaruhi penurunan NAB yang bersangkutan. Agar para investor mempunyai gambaran yang jelas mengenai resiko reksa dana yang akan dibelinya, maka Bapepam mewajibkan kepada perusahaan investasi yang menerbitkan produk reksa dana untuk mencantumkan semua resiko yang dihadapi oleh reksa dana tersebut pada prospektus reksa dana tersebut. 2.7. Evaluasi Kinerja Reksa Dana Evaluasi kinerja reksa dana merupakan tahap terakhir dari proses manajemen investasi. Metode yang sederhana adalah membandingkan return yang diperoleh pada periode sebelumnya. Kemudian memilih reksa dana kontrak investasi kolektif mana yang memberikan tingkat return yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Haygen (1993) menjelaskan metode untuk menghitung rate of return dari portofolio maupun reksa dana yaitu : 1. Time - weighted rate of return To compute this method, you divide the portfolio in "shares" or "units" and compute the return to a single share in the portfolio across the period, in much same way you would compute the return to mutual funds. 2. The value - weighted rate of return While the time weighted method ignores intern deposits and withdrawals to and from the portfolio, the value wighted into account them. Setelah melakukan pengukuran return reksa dana, langkah selanjutnya adalah mengukur resiko. Francis (1989) menyatakan bahwa ada dua metode yang bisa digunakan untuk mengukur resiko historis suatu portofolio, yaitu : 1. Standar deviasi dari rate of return yang digunakan untuk menghitung total resiko 2. Koefisien beta portofolio yang mengukur resiko sistematis atau resiko yang tidak dapat didiversifikasi Dalam penelitian yang dilakukannya ditemukan terdapat hubungan yang positif antara standar deviasi dan koefisien beta terhadap rate of return. Dalam teori portofolio hubungan antara return dan resiko dinyatakan dalam sebuah model yang disebut dengan CAPM (Capital Asset Pricing Model). Schall dan halley (1988) menjelaskan definisi CAPM sebagai suatu teori yang menjelaskan bagaimana harga dan tingkat bunga pasar sekuritas yang beresiko ditentukan pada pasar modal. Ada tiga rasio yang menggunakan dasar CAPM dalam menilai kinerja reksa dana, yaitu reward to variability, rasio reward to volatility, dan differential return measure. 2.7.1. Rasio Reward to Variability Rasio ini dikenalkan oleh Sharpe pada tahun 1965. Sharpe (1995) menjelaskan bahwa rasio reward to variability adalah ukuran kinerja yang disesuaikan dengan resiko yang menggunakan acuan capital market line ex-post. Artinya rasio ini mengukur return relatif terhadap resiko total portofolio, dimana resiko total portofolio adalah standar deviasi return portofolio. RVAR meliputi pembagian rata-rata kelebihan return portofolio dengan standar deviasi. Sharpe (1995) menjelaskan perumusan formula rasio reward to variablity measure sebagai berikut : RVAR = (ARpt - ARf) / dp Keterangan : ARpt = rata-rata tingkat keuntungan potofolio selama t periode ARf = rata-rata tingkat bunga bebas resiko selama t periode dp = deviasi standar portofolio ARpt - ARf = premi resiko portofolio Rasio Sharpe ini merupakan perbandingan antara premi resiko terhadap resiko total yang dinyatakan dalam standar deviasi. Perhitungan kinerja ini membandingkan antara slope CML ex-post diukur dengan (rm - arf)/ dp. Apabila RVAR lebih baik daripada nilai tersebut, maka mengidentifikasikan bahwa portofolio tersebut lebih unggul dibandingkan pasar. Jika RVAR lebih rendah dari nilai tersebut, maka portofolio akan terletak di bawah CML ex-post yang mengidentifikasikan portofolio tidak bekerja sebaik pasar. Semakin besar nilai RVAR, maka kinerja portofolio akan semakin baik, karena berarti menghasilkan premi resiko per satuan yang semakin besar berbanding lurus dengan total resiko portofolio. Reilly dan Norton (1995) memberikan contoh ilustrasi penilaian kinerja reksa dana dengan metode Sharpe. Tabel 2.4 di bawah ini merupakan data hipotesis kinerja reksa dana yang akan dilakukan penilaian kinerjanya. Tabel 2.4. Data Hipotesis Rate of Return dan standar Deviasi reksa Dana Reksa Dana Rate of Return Standar Deviasi D 0.13 0.18 E 0.17 0.22 F 0.16 0.23 Sumber : Reilly dan Norton (1995) Penilaian kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Sharpe adalah sebagai berikut : Reksa dana E dan F yang memiliki kinerja di atas portofolio pasar menunjukkan bahwa reksa dana E dan F superior (baik), sedangkan reksa dana D yang memiliki kinerja di bawah portofolio pasar menunjukkan bahwa reksa dana D memiliki kinerja inferior (jelek). Hasil perhitungan tersebut akan konsisten apabila investor melakukan plot hubungan rate of return dengan resiko total (standar deviasi) pada capital market line. 2.7.2. Perhitungan Reward To Volatility (RVCOL) atau Metode Treynor Rasio ini diperkenalkan oleh Treynor pada tahun 1965. Treynor menyusun penilaian ini berdasarkan resiko yang dihadapi oleh seorang investor yaitu resiko yang disebabkan oleh fluktuasi secara umum (systematic risk) dan resiko unik yang terjadi pada suatu saham. Dengan asumsi apabila portofolio telah didiversifikasi secara baik maka resiko individual tersebut telah terhapus, maka resiko yang ada pada suatu portofolio maupun reksa dana adalah resiko sistematis. Perhitungan Treynor ini memfokuskan pada resiko sistematis atau resiko yang tidak dapat didiversifikasi. Indikator resiko yang mewakili tingkat perubahan return portofolio akibat perubahan return pasar adalah beta. Treynor membentuk perhitungan excess return portofolio dibandingkan dengan tingkat resiko sistematis (b). Hasil yang didapatkan ini kemudian dibandingkan dengan penilaian rasio ini untuk market portofolio. Zvi Bodie (1993) menjelaskan persamaan yang digunakan untuk menghitung rasio Reward to Volatility untuk portofolio maupun reksa dana sebagai berikut : Kemudian membandingkan hasil perhitungan Treynor untuk portofolio ini dengan hasil perhitungan Treynor untuk market portofolio. Sedangkan persamaan untuk menghitung rasio ini untuk kinerja market portofolio adalah sebagai berikut: Oleh karena b market portofolio selalu bernilai 1, maka kinerja market portofolio ditentukan oleh Rmarket - RFR yang merupakan premi resiko pasar sekaligus merupakan slope dari Security Market Line. Oleh karena itu portofolio yang memiliki indeks Treynor melebihi premi resiko pasar akan di plot di atas kurva SML. Begitu juga sebaliknya apabila portofolio berindeks Treynor kurang dari premi resiko pasar akan di plot di bawah SML. Reilly dan Norton (1995) memberikan contoh penilaian kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Treynor. Tabel 2.5 di bawah ini merupakan data hipotesis kinerja reksa dana yang akan dinilai kinerjanya dengan menggunakan metode Treynor. Tabel 2.5. Data Hipotesis Rate of Return dan beta reksa Dana Reksa Dana Rate of Return Beta Market Portofolio 0.14 1 W 0.12 0.9 X 0.16 1.05 Y 0.18 1.2 Z 0.1 -0.2 Sumber : Reilly dan Norton (1995) Hasil penilaian kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Treynor adalah sebagai berikut : Apabila indeks Treynor untuk suatu reksa dana lebih dari indeks Treynor untuk market portofolio, maka reksa dana tersebut merupakan suatu portofolio yang superior. Sebaliknya apabila indeks Treynor untuk suatu reksadana kurang dari indeks Treynor untuk market portofolio, maka reksa dana tersebut merupakan suatu portofolio yang inferior. Dalam contoh di atas, reksa dana X dan Y memiliki kinerja diatas market portofolio yang berarti bahwa kedua reksa dana tersebut memiliki kinerja yang baik. Sedangkan reksa dana Y memiliki kinerja di bawah market portofolio yang merupakan reksa dana yang memiliki kinerja jelek. Sebaliknya reksa dana Z yang berkinerja di bawah pasar sebenarnya masih memiliki kinerja yang bagus karena terletak di atas Security Market Line. Hal ini tampak pada gambar 2.3 di bawah ini. Keterangan Gambar 2.3. Reksa dana X dan Y yang memiliki kinerja yang baik terletak di atas Security Market Line. Sedangkan reksa dana W yang memiliki kinerja yang jelek terletak di bawah Security Market Line. Khusus untuk reksa dana Z, meskipun mempunyai kinerja yang buruk berdasarkan metode Treynor, ternyata masih terletak di atas Security Market Line yang menunjukkan memiliki kinerja yang baik. Hal ini disebabkan reksa dana Z masih memiliki differential return yang positif. 2.7.3. Differential Return Measure atau Metode Jensen Pengukuran differential return measure ini diperkenalkan oleh Jensen pada tahun 1968, karenanya pengukuran ini disebut pengukuran Jensen. Reilly dan Norton (1995) menjelaskan bahwa pengukuran ini juga berdasarkan atas Capital Assets Pricing Model (Capital Assets Pricing Model (CAPM)). Semua versi mengenai Capital Assets Pricing Model (Capital Assets Pricing Model (CAPM)) menghitung perkiraan satu periode pengembalian atas reksa dana maupun portofolio sesuai dengan persamaan di bawah ini : E(RJ) = RFR + b [E(Rm) - RFR] Keterangan : E(RJ) = return yang diharapkan atas portofolio Capital Assets Pricing Model (CAPM) RFR = tingkat bunga bebas resiko pada periode tersebut b = resiko sistematis atas sekuritas atau portofolio Capital Assets Pricing Model (CAPM) E(Rm) = return yang diharapkan atas portofolio pasar Dengan asumsi bahwa model Capital Assets Pricing Model (Capital Assets Pricing Model (CAPM)) di atas valid, maka investor dapat menyatakan formula perkiraan dalam bentuk tingkat return yang nyata selama periode tertentu sebagai berikut : RJ = RFR + b [E(Rm) - RFR] Berarti bahwa tingkat return sekuritas atau portofolio selama periode tertentu merupakan suatu fungsi linier dari tingkat bebas resiko selama periode tertentu ditambah premi resiko yang tergantung atas resiko sistematis sekuritas atau portofolio selama periode tersebut ditambah random error. Apabila return bebas resiko dipindah ke sisi kiri persamaan, maka diperoleh persamaan : RJ - RFR = b( Rmt - RFR) + e Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pendapatan premi resiko sekuritas atau portofolio adalah setara dengan bp dikalikan premi resiko pasar ditambah kesalahan acak. Untuk mendeteksi atau mengukur superior atau inferior atas kinerja portofolio, investor memerlukan intersep untuk mengukur perbedaan positif atau negatif dari model. Dengan penambahan intersep pada persamaan, maka diperoleh persamaan : RP - RFR = ap + bP( Rmt - RFR) + e Akhirnya nilai a diperoleh dengan menggunakan persamaan : ap = (Rp - RFRt) - bp (Rmt - RFRt) Dalam hal ini a dapat berupa bilangan positif, nol dan negatif. Semakin besar (jika a positif) nilai ap, maka kinerja portofolio akan semakin baik, karena hal ini menunjukkan bahwa tingkat return portofolio lebih besar dibandingkan portofolio acuan yang dalam hal ini adalah ekspektasi return portofolio berdasarkan security market line. Pada dasarnya metode ini berusaha mencari a yang merupakan selisih antara tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar. Portofolio yang superior akan mempunyai nilai a positif yang signifikan, sedangkan portofolio yang inferior akan mempunyai a negatif yang signifikan. Nilai a yang positif menunjukkan bahwa return aktual dari reksa dana lebih dari return yang diharapkan dengan menggunakan model Capital Assets Pricing Model (Capital Assets Pricing Model (CAPM)). Sebaliknya nilai a yang negatif menunjukkan bahwa return aktual dari reksa dana kurang dari return yang diharapkan dengan menggunakan model Capital Assets Pricing Model (Capital Assets Pricing Model (CAPM)). ----- Original Message ----- From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]> To: <ekonomi-nasional@yahoogroups.com> Sent: Monday, June 27, 2005 11:36 AM Subject: RE: [ekonomi-nasional] Mohon Informasi Reksadana di Indonesia > Coba cek situs BEJ: www.jsx.co.id > > > > -----Original Message----- > > From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com > > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ngurah > > Sent: 25 Juni 2005 16:36 > > To: [EMAIL PROTECTED] > > Subject: [ekonomi-nasional] Mohon Informasi Reksadana di Indonesia > > > > > > Salam, > > > > Perkenalkan saya IGNP Udiyana, mahasiswa di sby. Saat ini sedang > > mengerjakan skripsi yang rencananya mengambil topik tentang Reksadana, > > khususnya Reksadana Saham. Saya telah mengexplore beberapa situs, > > diantaranya : www.danamas.com, www.e-samuel.com, www.e-bursa.com, dll, > > termasuk situs bapepam di www.bapepam.go.id. > > Sebatas hasil browsing yang saya lakukan, saya belum memperoleh informasi > > yang lengkap dan akurat. > > danamas.com menyebutkan bahwa daftar produk reksadana yang terdaftar di > > bapepam sebanyak 88 buah, sedangkan di situs bapepam sendiri terdapat 330 > > buah (termasuk 2 jenis reksadana yg sama 'plek' yg disebutkan 2 kali). > > e-bursa.com menyebutkan bahwa jumlah reksadana saham(hanya mencantumkan > > daftar kode RD) di indonesia sebanyak 32 buah. Setelah dicocokkan dengan > > data kode RD di bapepam.go.id, ternyata tidak ada yang cocok. Bahkan, di > > e-samuel.com menyebutkan RD saham di Indo. hanya sejumlah 19 buah dengan > > kode RD yg berbeda lagi. > > Di situs BES, informasi yg disajikan lumayan lengkap(nama > > reksadana,kode,jenis,MI,BK), tapi 'hanya menyebutkan tot. RD di Indo > > sejumlah 179 buah, dengan kode yg berbeda lagi. Data NAB juga tidak > > tersedia. Kemarin saya mencoba data langsung ke BES menanyakan data2x > > reksadana termasuk data Index Obligasi dan SSX IDR Yield yang diantaranya > > akan digunakan sebagai benchmark investasi di Indonesia. Pihak BES > > mengatakan data2 NAB Reksadana saat ini sudah tidak tersedia lagi, karena > > tidak ada kewajiban dari BES untuk menyediakannya katanya sudah dihandle > > oleh bapepam. Sedangkan data historical untuk Index Obligasi dan SSX IDR > > Yield dapat disediakan dengan biaya 100 rb/tahun data utk setiap jenis > > data. JIka diakumulasi, bagi saya jumlah itu relatif mahal. > > Sedangkan di situs bapepam sendiri, memang tersaji data NAB secara > > mendetail baik harian maupun bulanan untuk tiap2x Reksadana, tapi untuk > > beberapa jenis reksadana, data yg tersaji hanya untuk beberapa tahun > > terakhir saja (Tidak sesuai dgn 'tgl. efektif' semenjak dilaunchingnya RD > > tersebut). > > Kira2x dimana saya dapat memperoleh data2x Reksadana diatas yang lengkap > > dan akurat ? Mohon bantuannya... > > Terima kasih > > > > Ngurah, > > > > > > Bantu Aceh! Klik: > > http://www.pusatkrisisaceh.or.id > > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > Bantu Aceh! Klik: > http://www.pusatkrisisaceh.or.id > Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/