Pengertian Reksa Dana

Unit trust dan mutual fund atau investment fund adalah istilah-istilah yang
memiliki pengertian sama dengan reksa dana, yaitu bentuk investasi kolektif
yang memungkinkan bagi investor yang memiliki tujuan investasi sejenis untuk
mengumpulkan dananya agar dapat diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang
dikelola fund manager.

Pengertian reksadana atau mutual funds menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal yaitu :

"Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal,
untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek oleh manajer
investasi".



Sedangkan menurut Zvi Bodie (1993:225) definisi dari mutual funds atau
investment funds adalah :

" Mutual funds are firms that manage pools of other people's money.
Individuals buy shares of mutual funds, and the funds invest the money in
certain specified types of assets, (for example, common stocks, tax exempt
bonds, mortgages).  The shares issued to the investor entitle them to a pro
rata portion of the income."



Dari kedua definisi di atas dapat dipahami bahwa reksa dana merupakan sarana
yang dipakai oleh para investor apabila mereka berkeinginan untuk melakukan
tipe investasi tidak langsung.  Dengan kata lain, reksa dana merupakan suatu
wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio
berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund manager atau
manajer investasi.  Mereka bermain di pasar modal melalui perantara yang
merupakan perusahaan reksa dana.  Mekanisme kegiatan reksa dana berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif   digambarkan sebagai berikut :





      BAPEPAM












                                                Pendaftaran
Pernyataan Efektif



                            Penawaran Umum Kontinyu
Instruksi Jual/Beli


      MANAJER INVESTASI


     INVESTOR












                        Permohonan Pembelian/
Konfirmasi

                                Penjualan Kembali



                                                                Kontrak
Investasi Kolektif


Instruksi

            bayar/tagih





     Bank Kustodian






                Pembayaran redemtion









                Penjualan kembali

      Gambar 2.1.

      Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

      Sumber : Bapepam (1997)






Keterangan gambar 2.1.

            Reksa dana berbentuk KIK dibentuk antara manajer investasi
dengan bank kustodian.  Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab
dalam pengelolaan portofolio reksa dana.  Sedangkan bank kustodian bertugas
dan bertanggungjawab dalam pengadministrasian dan penyimpanan kekayaan reksa
dana.  Setelah mendapat ijin dari Bapepam, maka manajer investasi dapat
melakukan penawaran umum.  Sebagai bukti  penanaman modal, maka investor
memperoleh unit penyertaan.  Harga per unit penyertaan berdasarkan nilai
aktiva bersih per unti penyertaan.  Setiap saat perusahaan reksa dana
berkewajiban membeli kembali unit penyertaan yang dijual kembali oleh
investor.  Dana yang terkumpul tersebut oleh manajer investasi digunakan
untuk membentuk portofolio efek baik pasar modal maupun pasar uang.  Sebagai
contoh manajer investasi menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat (IPO)
sejumlah 20 juta lembar unit penyertaan.  Harga per unit penyertaan sebesar
Rp.  1000,00.  Berarti terkumpul dana sebesar Rp. 20 Milyar.  Kemudian dana
sebesar Rp. 20 milyar oleh manajer investasi akan ditanamkan pada portofolio
asset, contohnya: saham, obligasi dan commercial paper.

2.4.      Penggolongan Reksa Dana

Investment Company Act 1940 yang dikutip oleh Sharpe (1995:353)
mengelompokkan reksa dana sebagai berikut :

1.                  Unit Investment Trust

Trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-surat berharga
berpenghasilan tinggi (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan
yang independen.

2.                  Managed Investment Companies

Perusahaan ini mungkin berbentuk perusahaan independen, penasehat investasi,
perusahaan yang terkait dengan pialang atau perusahaan investasi.

2.1.            Closed - end Investment Companies

Reksa dana jenis ini hanya menjual unit penyertaan pada saat penawaran
perdana (IPO) saham dan tidak wajib membeli kembali unit penyertaannya pada
saat pemegang berniat menjual sahamnya.

2.2.            Open - end Companies

Reksa dana jenis ini masih menjual saham baru setelah penawaran perdana dan
pemegang saham ini masih dapat menjual sahamnya ke perusahaan reksa dana
yang bersangkutan.

            Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa reksa dana jenis
open - end lebih banyak memberikan kemudahan bagi investor daripada close -
end funds karena adanya kewajiban dari perusahaan investasi yang menerbitkan
saham reksa dana untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual
kembali unit penyertaannya.

            Pada pasar modal Indonesia sebagian besar reksa dana jenis reksa
dana terbuka berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).  Pada bulan Agustus
1999 tercatat 81 reksa dana berbentuk KIK.  Sedangkan satu-satunya reksa
dana jenis tertutup adalah saham reksa dana yang dikeluarkan oleh BDNI reksa
dana.

            Sri Handaru Yuliati (1997:223) mengemukakan empat karakteristik
reksadana open - end sebagai berikut di bawah ini :

1.      Investor dapat menjual kembali unit penyertaannya kepaa emiten.
Emiten berkewajiban untuk mebeli unit penyertaan tersebut.  Harga jual unit
penyertaan umumnya sama dengan atau berkisar pada nilai aktiva bersihnya
dikurangi fee (Net Assets Value).

2.      Mutual funds sering melakukan emisi unit penyertaan baru (open end).
Harga unit penyertaan berkisar pada nilai aktiva bersihnya (ditambah komisi
pialang)

3.      Nilai kapitalisasi sebuah mutual funds akan selalu berubah karena
penerbitan saham baru atau karena pembelian saham yang dijual kembali oleh
investor.



Reilly dan Norton (1995:558) berpendapat bahwa reksa dana dapat digolongkan
berdasarkan sasaran dan diversifikasinya, sehingga dapat dikelompokkan
menjadi :



1.      Common Stock Funds

Perusahaan jenis ini menanamkan sebagian besar dananya pada saham-saham
biasa daripada saham preferen dan obligasi.

2.      Taxable bonds Funds

Obligasi perusahaan biasanya menghasilkan pendapatan langsung engan resiko
minimal.  Investor yang memilih reksa dana jenis ini dapat memiih reksa dana
atas segmen tertentu berdasarkan jangka waktunya, sektor tertentu dan reksa
dana yang memfokuskan obligasi domestik atau global.

3.      Municipal Bonds Funds

Perusahaan reksa dana jenis ini melakukan pembayaran bunga bulanan yang
teratur yang bebas dari pajak pemerintah pusat akan tetapi mungkin terkena
pajak lokal.





4.      Stock and Bond Funds

Tujuan dari reksa dana jenis ini adalah untuk mendapatkan return yang
maksimal dengan jalan mengkombinasikan portofolionya dengan saham dan
sekuritas penghasilan tetap meliputi obligasi pemerintah, obligasi
perusahan, convertible bonds, atau saham preferen.  Sekuritas pembentuk
portofolio ini dapat dilihat dari prospektusnya.

5.      Money Market Funds

Perusahaan reksa dana jenis ini berusaha memberikan pendapatan tetap,
jaminan keamanan bagi pemilik dan likuiditas dengan jalan
mendiversifikasikan portofolionya pada sekuritas jangka pendek seperti
treasury bills, sertifikat deposito pemerintah, bank acceptance, dan
commercial paper.



            Di Indonesia pada saat ini, penggolongan jenis reksa dana atas
konsentrasi portofolionya diatur dalam peraturan No. IV. C.7 tahun 1997
Tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Terbuka
adalah terdiri dari reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, saham dan
campuran.  Keempat jenis reksa dana tersebut merupakan pilihan bagi investor
berdasar atas konsentrasi asset pembentuk portofolio reksa dana tersebut.

            Berdasarkan tujuan dan resiko yang dihadapi para investornya,
reksa dana dapat digolongkan sebagaimana dijelaskan pada tabel 2.3 di bawah
ini :





Tabel 2.3

Jenis dan Karakteristik Reksa Dana



      Jenis Karakteristik
     Pasar uang
     Pendapatan Tetap
     Saham


     Campuran



      Resiko
     Terendah
     Rendah
     Tinggi
     Moderat

      Tujuan
     likuiditas
     Pendapatan Stabil
     Pertumbuhan harga saham/unit penyertaan dalam jangka panjang
     Pertumbuhan dan harga pendapatan


Sumber : Bapepam (1997)



Saat ini Bapepam menetapkan pelaksanaan reksa dana dalam dua bentuk, yaitu
bentuk perseroan dan Kontrak Investasi Kolektif.  Reksa dana bentuk
perseroan mencatatkan sahamnya di bursa efek dan memperjual belikan di pasar
sekunder.  Sedangkan Kontrak Investasi Kolektif, unit penyertaan yang
diterbitkannya tidak didaftarkan di bursa dan tidak diperdagangkan pada
pasar sekunder.



2.5. Manfaat Investasi Pada Reksa Dana

            S. Haryo Suwahyo (1997:231) berpendapat ada beberapa manfaat
yang diperoleh oleh investor apabila berinvestasi pada reksa dana.
Manfaatnya antara lain :

1.    Dapat mendiversifikasi portofolio secara cepat (instant
diversification).

2.    Kecepatan dalam proses penjualan dan pembelian (marketability)

3.    Keluwesan untuk menukarkan ke jenis portofolio investasi lainnya dalam
satu grup reksa dana  (flexibility) atau diperjualbelikan pada penerbitnya
pada nilai aset bersihnya setiap saat (liquidity)

4.    Manajemen profesional yang mendapatkan ijin otoritas bursa
(profesionality)

5.    Banyaknya pilihan dari beragamnya investasi usaha reksa dana yang kini
mulai tumbuh pesat

            Farid dan Siswanto (1998) menegaskan beberapa manfaat lain dari
reksa dana berikut dibawah ini :

  1.. Peningkatan buying power
melalui reksa dana buying power meningkat dibnding investasi secara individu

  2.. Keterbukaan investasi
pengelola reksa dana memberikan informasi yang transparan kepada nasabah
mengenai semua aspek investasi, resiko portofolio dan biaya-biaya transaksi

  3.. Manfaat perlindungan investor
melalui peraturan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam, diantaranya mengatur
tentang transaksi pada satu jenis saham maksimal sebesar 5 % dari total
modal disetor investor.

            Dari beberapa manfaat yang disebutkan di atas dapat disimpulkan
bahwa ada tiga manfaat utama dari investasi pada reksa dana.  Pertama,
secara tidak langsung investor telah melakukan diversivikasi portofolio
karena manajer investasi akan mengalokasikan dana yang terkumpul pada
portofolio aset.  Kedua, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi yang
profesional yang ahli dalam menganalisis pergerakan harga sekuritas.
Ketiga, para pemodal dapat menarik dana sewaktu-waktu ditambah keuntungan
yang diperoleh oleh reksa dana.  Pada reksa dana jenis terbuka (open end
funds), perusahaan reksa dana wajib membeli kembali unit penyertaan reksa
dana jika pemilik unit penyertaan berniat menjualnya.  Harga pembelian ini
setara dengan Net Asset Value dikurangi dengan baiaya penjualan kembali
(redemption fee).  Selain itu perusahaan reksa dana berperan dalam
menggairahkan minat para investor domestik.  Dalam hal ini perusahaan reksa
dana meminimalisasi kendala-kendala yang dihadapi investor domestik.

            Keuntungan pemodal atas investasi pada reksa dana dapat
digambarkan sebagai berikut :












      Capital Gain/loss  yang tercermin pada kenaikan/penurunan NAB


     Pemodal

         Manajer Investasi






















PORTOFOLIO































Gambar 2.2.

Keuntungan Pemodal Reksa Dana

dari Dividen dan Bunga yang berasal dari Portofolio

Sumber : Bapepam (1997)





Keterangan Gambar 2.2.

            Investor menginvestasikan dana pada perusahan reksa dana.
Kemudian manajer investasi memanfaatkan dana tersebut untuk membeli
surat-surat berharga.  Apabila ditanamkan pada saham maka akan memperoleh
capital gain dan dividen.  Sedangkan apabila ditanamkan pada obligasi akan
memperoleh penghasilan tetap berupa bunga.  Semua pendapatan yang diperoleh
tersebut oleh manajer investasi dibagikan kepada para pemodal.  Sedangkan
indikator dari kinerja reksa dana tercermin pada kenaikan atau penurunan
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV).



2.6.      Resiko pada Reksa Dana

            Apabila investor membeli saham reksa dana, maka secara tidak
langsung investor telah melakukan diversifikasi karena reksa dana pada
hakekatnya merupakan suatu portofolio dari surat-surat berharga pasar modal
dan pasar uang.  Dengan sendirinya pula resiko investasi investor telah
berkurang.  Hal ini bukan berarti bahwa reksa dana tidak memiliki resiko.
Bapepam (1997) menyebutkan beberapa resiko apabila investor berinvestasi
pada reksa dana.  Resiko tersebut meliputi beberapa hal berikut :

1.    Resiko berkurangnya nilai unit penyertaan

resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, surat
berharga lainnya) yang menjadi bagian portofolio reksa dana di bursa yang
mengakibatkan menurunnya nilai uni penyertaan.

2.    Resiko likuiditas

penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik
kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer
investasi menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.

3.    Resiko politik dan ekonomi

perubahan kebijakan di bidang politik dan ekonomi mempengaruhi kinerja
perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang mempengaruhi efek yang termasuk
dalam portofolio reksa dana.

4.    Resiko wanprestasi

resiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang mengasuransi hrta
kekayaan reksa dana tidak dapat membayar ganti rugi atau membayar lebih
rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti pihak-pihak terkait dengan reksa dana : pialang, bank kustodian,
agen pembayaran, atau bencana alam, kebakaran serta kerusuhan, yang mungkin
dapat mempengaruhi penurunan NAB yang bersangkutan.

            Agar para investor mempunyai gambaran yang jelas mengenai resiko
reksa dana yang akan dibelinya, maka Bapepam mewajibkan kepada perusahaan
investasi yang menerbitkan produk reksa dana untuk mencantumkan semua resiko
yang dihadapi oleh reksa dana tersebut pada prospektus reksa dana tersebut.







2.7.      Evaluasi Kinerja Reksa Dana

            Evaluasi kinerja reksa dana merupakan tahap terakhir dari proses
manajemen investasi.  Metode yang sederhana adalah membandingkan return yang
diperoleh pada periode sebelumnya.  Kemudian memilih reksa dana kontrak
investasi kolektif mana yang memberikan tingkat return yang lebih tinggi
dibandingkan yang lain.

            Haygen (1993) menjelaskan metode untuk menghitung rate of return
dari portofolio maupun reksa dana yaitu :

1.    Time - weighted rate of return

To compute this method, you divide the portfolio in "shares" or "units" and
compute the return to a single share in the portfolio across the period, in
much same way you would compute the return to mutual funds.

2.    The value - weighted rate of return

While the time weighted method ignores intern deposits and withdrawals to
and from the portfolio, the value wighted into account them.

            Setelah melakukan pengukuran return reksa dana, langkah
selanjutnya adalah mengukur resiko.  Francis (1989) menyatakan bahwa ada dua
metode yang bisa digunakan untuk mengukur resiko historis suatu portofolio,
yaitu :

1.    Standar deviasi dari rate of return yang digunakan untuk menghitung
total resiko

2.    Koefisien beta portofolio yang mengukur resiko sistematis atau resiko
yang tidak dapat didiversifikasi

            Dalam penelitian yang dilakukannya ditemukan terdapat hubungan
yang positif antara standar deviasi dan koefisien beta terhadap rate of
return.

            Dalam teori portofolio hubungan antara return dan resiko
dinyatakan dalam sebuah model yang disebut dengan CAPM (Capital Asset
Pricing Model).  Schall dan halley (1988) menjelaskan definisi CAPM sebagai
suatu teori yang menjelaskan bagaimana harga dan tingkat bunga pasar
sekuritas yang beresiko ditentukan pada pasar modal.

            Ada tiga rasio yang menggunakan dasar CAPM dalam menilai kinerja
reksa dana, yaitu reward to variability, rasio reward to volatility, dan
differential return measure.



2.7.1.   Rasio Reward to Variability

            Rasio ini dikenalkan oleh Sharpe pada tahun 1965.  Sharpe (1995)
menjelaskan bahwa rasio reward to variability adalah ukuran kinerja yang
disesuaikan dengan resiko yang menggunakan acuan capital market line
ex-post.  Artinya rasio ini mengukur return relatif terhadap resiko total
portofolio, dimana resiko total portofolio adalah standar deviasi return
portofolio.  RVAR meliputi pembagian rata-rata kelebihan return portofolio
dengan standar deviasi.  Sharpe (1995) menjelaskan perumusan formula rasio
reward to variablity measure sebagai berikut :





RVAR             =          (ARpt - ARf) / dp



Keterangan :

ARpt                      =          rata-rata tingkat keuntungan potofolio
selama t periode

ARf                  =          rata-rata tingkat bunga bebas resiko selama
t periode

dp                     =          deviasi standar portofolio

ARpt - ARf         =          premi resiko portofolio



            Rasio Sharpe ini merupakan perbandingan antara premi resiko
terhadap resiko total yang dinyatakan dalam standar deviasi.  Perhitungan
kinerja ini membandingkan antara slope CML ex-post diukur dengan (rm - arf)/
dp.   Apabila RVAR lebih baik daripada nilai tersebut, maka
mengidentifikasikan bahwa portofolio tersebut lebih unggul dibandingkan
pasar.  Jika RVAR lebih rendah dari nilai tersebut, maka portofolio akan
terletak di bawah CML ex-post yang mengidentifikasikan portofolio tidak
bekerja sebaik pasar.  Semakin besar nilai RVAR, maka kinerja portofolio
akan semakin baik, karena berarti menghasilkan premi resiko per satuan yang
semakin besar berbanding lurus dengan total resiko portofolio.

Reilly dan Norton (1995) memberikan contoh ilustrasi penilaian kinerja reksa
dana dengan metode Sharpe.  Tabel 2.4 di bawah ini merupakan data hipotesis
kinerja reksa dana yang akan dilakukan penilaian kinerjanya.







Tabel 2.4.

Data Hipotesis Rate of Return dan standar Deviasi reksa Dana



      Reksa Dana
     Rate of Return
     Standar Deviasi

      D
     0.13
     0.18

      E
     0.17
     0.22

      F
     0.16
     0.23


Sumber : Reilly dan Norton (1995)



Penilaian kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Sharpe adalah sebagai
berikut :










            Reksa dana E dan F yang memiliki kinerja di atas portofolio
pasar menunjukkan bahwa reksa dana E dan F superior (baik), sedangkan reksa
dana D yang memiliki kinerja di bawah portofolio pasar menunjukkan bahwa
reksa dana D memiliki kinerja inferior (jelek).  Hasil perhitungan tersebut
akan konsisten apabila investor melakukan plot hubungan rate of return
dengan resiko total (standar deviasi) pada capital market line.



2.7.2.   Perhitungan Reward To Volatility (RVCOL) atau Metode Treynor

Rasio ini diperkenalkan oleh Treynor pada tahun 1965.  Treynor menyusun
penilaian ini berdasarkan resiko yang dihadapi oleh seorang investor yaitu
resiko yang disebabkan oleh fluktuasi secara umum (systematic risk) dan
resiko unik yang terjadi pada suatu saham.  Dengan asumsi apabila portofolio
telah didiversifikasi secara baik maka resiko individual tersebut telah
terhapus, maka resiko yang ada pada suatu portofolio maupun reksa dana
adalah resiko sistematis.  Perhitungan Treynor ini memfokuskan pada resiko
sistematis atau resiko yang tidak dapat didiversifikasi.  Indikator resiko
yang mewakili tingkat perubahan return portofolio akibat perubahan return
pasar adalah beta.  Treynor membentuk perhitungan excess return portofolio
dibandingkan dengan tingkat resiko sistematis (b).  Hasil yang didapatkan
ini kemudian dibandingkan dengan penilaian rasio ini untuk market
portofolio.  Zvi Bodie (1993) menjelaskan persamaan yang digunakan untuk
menghitung rasio Reward to Volatility untuk portofolio maupun reksa dana
sebagai berikut :



            Kemudian membandingkan hasil perhitungan Treynor untuk
portofolio ini dengan hasil perhitungan Treynor untuk market portofolio.
Sedangkan persamaan untuk menghitung rasio ini untuk kinerja market
portofolio adalah sebagai berikut:



            Oleh karena b market portofolio selalu bernilai 1, maka kinerja
market portofolio ditentukan oleh Rmarket - RFR yang merupakan premi resiko
pasar sekaligus merupakan slope dari Security Market Line.  Oleh karena itu
portofolio yang memiliki indeks Treynor melebihi premi resiko pasar akan di
plot di atas kurva SML.  Begitu juga sebaliknya apabila portofolio berindeks
Treynor kurang dari premi resiko pasar akan di plot di bawah SML.

            Reilly dan Norton (1995) memberikan contoh penilaian kinerja
reksa dana dengan menggunakan metode Treynor.  Tabel 2.5 di bawah ini
merupakan data hipotesis kinerja reksa dana yang akan dinilai kinerjanya
dengan menggunakan metode Treynor.

Tabel 2.5.

Data Hipotesis Rate of Return dan beta reksa Dana



      Reksa Dana
     Rate of Return
     Beta

      Market Portofolio
     0.14
     1

      W
     0.12
     0.9

      X
     0.16
     1.05

      Y
     0.18
     1.2

      Z
     0.1
     -0.2


Sumber : Reilly dan Norton (1995)



Hasil penilaian kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Treynor adalah
sebagai berikut :













Apabila indeks Treynor untuk suatu reksa dana lebih dari indeks Treynor
untuk market portofolio, maka reksa dana tersebut merupakan suatu portofolio
yang superior.  Sebaliknya apabila indeks Treynor untuk suatu reksadana
kurang dari indeks Treynor untuk market portofolio, maka reksa dana tersebut
merupakan suatu portofolio yang inferior.  Dalam contoh di atas, reksa dana
X dan Y memiliki kinerja diatas market portofolio yang berarti bahwa kedua
reksa dana tersebut memiliki kinerja yang baik.  Sedangkan reksa dana Y
memiliki kinerja di bawah market portofolio yang merupakan reksa dana yang
memiliki kinerja jelek.  Sebaliknya reksa dana Z yang berkinerja di bawah
pasar sebenarnya masih memiliki kinerja yang bagus karena terletak di atas
Security Market Line.  Hal ini tampak pada gambar 2.3 di bawah ini.






Keterangan Gambar 2.3.

            Reksa dana X dan Y yang memiliki kinerja yang baik terletak di
atas Security Market Line.  Sedangkan reksa dana W yang memiliki kinerja
yang jelek terletak di bawah Security Market Line.  Khusus untuk reksa dana
Z, meskipun mempunyai kinerja yang buruk berdasarkan metode Treynor,
ternyata masih terletak di atas Security Market Line yang menunjukkan
memiliki kinerja yang baik.  Hal ini disebabkan reksa dana Z masih memiliki
differential return yang positif.



2.7.3.      Differential Return Measure atau Metode Jensen

Pengukuran differential return measure ini diperkenalkan oleh Jensen pada
tahun 1968, karenanya pengukuran ini disebut pengukuran Jensen.  Reilly dan
Norton (1995) menjelaskan bahwa pengukuran ini juga berdasarkan atas Capital
Assets Pricing Model (Capital Assets Pricing Model (CAPM)).  Semua versi
mengenai Capital Assets Pricing Model (Capital Assets Pricing Model (CAPM))
menghitung perkiraan satu periode pengembalian atas reksa dana maupun
portofolio sesuai dengan persamaan di bawah ini :

E(RJ) = RFR + b [E(Rm) - RFR]

Keterangan :

E(RJ)                = return yang diharapkan atas portofolio Capital Assets

   Pricing Model (CAPM)

RFR                 = tingkat bunga bebas resiko pada periode tersebut

b                      = resiko sistematis atas sekuritas atau portofolio
Capital

   Assets Pricing Model (CAPM)

E(Rm)               = return yang diharapkan atas portofolio pasar



Dengan asumsi bahwa model Capital Assets Pricing Model (Capital Assets
Pricing Model (CAPM)) di atas valid, maka investor dapat menyatakan formula
perkiraan dalam bentuk tingkat return yang nyata selama periode tertentu
sebagai berikut :

RJ = RFR + b [E(Rm) - RFR]

Berarti bahwa tingkat return sekuritas atau portofolio selama periode
tertentu merupakan suatu fungsi linier dari tingkat bebas resiko selama
periode tertentu ditambah premi resiko yang tergantung atas resiko
sistematis sekuritas atau portofolio selama periode tersebut ditambah random
error.

Apabila return bebas resiko dipindah ke sisi kiri persamaan, maka diperoleh
persamaan :

RJ  - RFR = b( Rmt - RFR) + e

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pendapatan premi resiko sekuritas atau
portofolio adalah setara dengan bp dikalikan premi resiko pasar ditambah
kesalahan acak.

Untuk mendeteksi atau mengukur superior atau inferior atas kinerja
portofolio, investor memerlukan intersep untuk mengukur perbedaan positif
atau negatif dari model.  Dengan penambahan intersep pada persamaan, maka
diperoleh persamaan :

 RP  - RFR =  ap + bP( Rmt - RFR) + e

Akhirnya nilai a diperoleh dengan menggunakan persamaan :

ap  = (Rp - RFRt) - bp (Rmt - RFRt)

            Dalam hal ini a dapat berupa bilangan positif, nol dan negatif.
Semakin besar (jika a positif) nilai ap, maka kinerja portofolio akan
semakin baik, karena hal ini menunjukkan bahwa tingkat return portofolio
lebih besar dibandingkan portofolio acuan yang dalam hal ini adalah
ekspektasi return portofolio berdasarkan security market line.

Pada dasarnya metode ini berusaha mencari a yang merupakan selisih antara
tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pasar.  Portofolio
yang superior akan mempunyai nilai a positif yang signifikan, sedangkan
portofolio yang inferior akan mempunyai a negatif yang signifikan.  Nilai a
yang positif menunjukkan bahwa return aktual dari reksa dana lebih dari
return yang diharapkan dengan menggunakan model Capital Assets Pricing Model
(Capital Assets Pricing Model (CAPM)).  Sebaliknya nilai a yang negatif
menunjukkan bahwa return aktual dari reksa dana kurang dari return yang
diharapkan dengan menggunakan model Capital Assets Pricing Model (Capital
Assets Pricing Model (CAPM)).

----- Original Message -----
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <ekonomi-nasional@yahoogroups.com>
Sent: Monday, June 27, 2005 11:36 AM
Subject: RE: [ekonomi-nasional] Mohon Informasi Reksadana di Indonesia


> Coba cek situs BEJ: www.jsx.co.id
>
>
> > -----Original Message-----
> > From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ngurah
> > Sent: 25 Juni 2005 16:36
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: [ekonomi-nasional] Mohon Informasi Reksadana di Indonesia
> >
> >
> > Salam,
> >
> > Perkenalkan saya IGNP Udiyana, mahasiswa di sby. Saat ini sedang
> > mengerjakan skripsi yang rencananya mengambil topik tentang Reksadana,
> > khususnya Reksadana Saham. Saya telah mengexplore beberapa situs,
> > diantaranya : www.danamas.com, www.e-samuel.com, www.e-bursa.com, dll,
> > termasuk situs bapepam di www.bapepam.go.id.
> > Sebatas hasil browsing yang saya lakukan, saya belum memperoleh
informasi
> > yang lengkap dan akurat.
> > danamas.com menyebutkan bahwa daftar produk reksadana yang terdaftar di
> > bapepam sebanyak 88 buah, sedangkan di situs bapepam sendiri terdapat
330
> > buah (termasuk 2 jenis reksadana yg sama 'plek' yg disebutkan 2 kali).
> > e-bursa.com menyebutkan bahwa jumlah reksadana saham(hanya mencantumkan
> > daftar kode RD) di indonesia sebanyak 32 buah. Setelah dicocokkan dengan
> > data kode RD di bapepam.go.id, ternyata tidak ada yang cocok. Bahkan, di
> > e-samuel.com menyebutkan RD saham di Indo. hanya sejumlah 19 buah dengan
> > kode RD yg berbeda lagi.
> > Di situs BES, informasi yg disajikan lumayan lengkap(nama
> > reksadana,kode,jenis,MI,BK), tapi 'hanya menyebutkan tot. RD di Indo
> > sejumlah 179 buah, dengan kode yg berbeda lagi. Data NAB juga tidak
> > tersedia. Kemarin saya mencoba data langsung ke BES menanyakan data2x
> > reksadana termasuk data Index Obligasi dan SSX IDR Yield yang
diantaranya
> > akan digunakan sebagai benchmark investasi di Indonesia. Pihak BES
> > mengatakan data2 NAB Reksadana saat ini sudah tidak tersedia lagi,
karena
> > tidak ada kewajiban dari BES untuk menyediakannya katanya sudah dihandle
> > oleh bapepam. Sedangkan data historical untuk Index Obligasi dan SSX IDR
> > Yield dapat disediakan dengan biaya 100 rb/tahun data utk setiap jenis
> > data. JIka diakumulasi, bagi saya jumlah itu relatif mahal.
> > Sedangkan di situs bapepam sendiri, memang tersaji data NAB secara
> > mendetail baik harian maupun bulanan untuk tiap2x Reksadana, tapi untuk
> > beberapa jenis reksadana, data yg tersaji hanya untuk beberapa tahun
> > terakhir saja (Tidak sesuai dgn  'tgl. efektif' semenjak dilaunchingnya
RD
> > tersebut).
> > Kira2x dimana saya dapat memperoleh data2x Reksadana diatas yang lengkap
> > dan akurat ? Mohon bantuannya...
> > Terima kasih
> >
> > Ngurah,
> >
> >
> > Bantu Aceh! Klik:
> > http://www.pusatkrisisaceh.or.id
> > Yahoo! Groups Links
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
>
>
>
> Bantu Aceh! Klik:
> http://www.pusatkrisisaceh.or.id
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke