Sebetulnya kalo kita cermati, hampir semua negara menerapkan pemerintahan ala MAFIA, pemerintahan MAFIOSO, termasuk di Indonesia , apalagi zaman Rezim ORBA.. Presiden-nya atau Perdana Menterinya banyak yg berkelakuan bak La Cosa Nostra.... Terus para pejabat bawahan-nya ( Kabinet-nya ) mulai dari para menteri sampai ke tingkat RT di ajarkan gerakan OMERTA dng sistim TEROR... Misalnya dng kata-kata TEROR begini..kamu kalo ngga NYOBLOS GOLKAR AKAN SENGSARA...... Lha makna SENGSARA itu sangat LUAS artinya , bisa berarti MUTASI, TIDAK NAIK PANGKAT, Tempat kerjanya DI PINDAH kan ke HUTAN Belantara, Di TANGKAP POLISI, di PENJARA sampai di Bunuh, dsb, dsb...... Lha trus Angkatan bersenjata atau ABRI-nya misalnya di gunakan sebagai BODY GUARD sekaligus EKSEKUTOR bagi siapa saja yg berani mencoba PROTES atau MENGUSIK para PENGUASA alias PEMERINTAH alias GEMBONG MAFIA tsb... Trus Para INTEL-nya di suruh memata-matai rakyat... Kalo di zaman Rezim ORBA dulu setiap ceramah di masjid selalu di awasi INTEL, tapi kalo para KORUPTOR atau Para BANDIT kelas Paus lagi rapat yg njagain yha termasuk para Intel itu... Terus cara membangun ekonomi-nya juga dng system kartel, kong kali kong, MONOPOLI, OLIGOPOLI.... MONOPOLI-nya dari hulu sampai ke hilir, pokonya selain GEROMBOLAN-nya di buat sedemikian rupa agar TIDAK KEBAGIAN..... Akhirnya RAKYAT JADI KORBAN, yg TIDAK TAHAN akan MEMILIH BUNUH DIRI atau TERPAKSA menjadi BANDIT kecengan alias BANDIT kelas teri.. Salam AL-Pacitan
-----Original Message----- From: A Nizami [mailto:[EMAIL PROTECTED] Inilah yang memprihatinkan bagi saya. Pemerintah menyediakan subsidi sebesar Rp 55 trilyun setiap tahunnya hanya untuk membayar bunga utang dalam negeri kepada bankir. Belum lagi trilyunan uang yang dipakai untuk menjaga nilai rupiah dari para spekulan valas akibat pemerintah menganut floating rate atau nilai tukar mengambang. Harusnya rupiah dipatok saja seperti Yuan China, sehingga nilai rupiah terhadap dollar tetap. Dengan demikian, jumlah spekulan valas akan berkurang, karena jual-beli valas percuma kalau nilai tukarnya tidak berubah. Kalau seandainya nilai rupiah menurun, baru devaluasi. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> <font face=arial size=-1><a href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12huidq4i/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123686952/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org ">Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet Life - brought to you by One Economy</a>.</font> --------------------------------------------------------------------~-> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/