EKONOMI & BISNIS Jum'at, 12 Agustus 2005   Kenaikan Harga BBM
Bertahap Perhitungan
Anggaran Selesai 4 Bulan       

JAKARTA (Media): Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan dilakukan 
secara bertahap. Lonjakan harga minyak yang sempat menyentuh level US$65,30 
per barel pada perdagangan kemarin, memaksa pemerintah memberlakukan 
kenaikan harga BBM pada Januari 2006.
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan keyakinannya mampu 
menyelesaikan masalah keuangan negara akibat masalah bahan bakar minyak 
(BBM), serta mencari jalan keluar menyelesaikan krisis BBM akibat 
melonjaknya harga minyak dunia.

"Harga minyak dunia telah mencapai di atas US$60 barel. Banyak negara 
mengalami kesulitan akibat masalah itu, termasuk Indonesia. Saya telah 
berbicara dengan para pemimpin dunia. Kita di Indonesia mengalami masalah 
yang sangat sulit, tapi saya sangat percaya kita dapat mengatasi masalah 
itu, mencari jalan keluar atas masalah itu," tegas Presiden saat membuka 
Sidang Umum Ke-13 Insinyur Asia Pasifik di Istana Negara, kemarin.

Salah satu upaya yang dinilai krusial dilakukan untuk mengimbangi lonjakan 
harga minyak dunia, yaitu dengan menaikkan harga BBM.

Menteri Negara PPN dan Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional 
(Bappenas) Sri Mulyani mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang menyiapkan 
strategi untuk menaikkan harga BBM secara gradual, mulai dari menghitung 
nilai dan skema subsidi langsung. Diperkirakan, perhitungan selesai pada 
September-Oktober mendatang.
 
"Semua rekomendasi menjurus pada kenaikan bertahap. Akan sulit membayangkan 
kenaikan langsung sesuai harga pasar, apalagi kalau lompatan harganya tinggi 
sekali. Yang mungkin dilakukan adalah dilakukan dalam tahapan, tapi semua 
masih dalam pertimbangan-pertimbangan," jelasnya.

Sri Mulyani memaparkan, dalam satu sampai dua bulan ke depan, langkah 
perhitungan akan dilakukan mulai dari menentukan kategori masyarakat miskin, 
bentuk subsidi dan manfaat yang akan diterima, cara penyaluran subsidi, 
serta proses pengawasan dan evaluasi. Langkah selanjutnya sosialisasi kepada 
pihak terkait desain subsidi dan masyarakat secara umum.

Hal lain yang jadi pertimbangan pemikiran adalah waktu kenaikan BBM. Menurut 
dia, kenaikan dipertimbangkan paling cepat Januari 2006 agar kenaikan BBM 
tidak lagi membebani masyarakat pada 2005.

Dengan rencana kenaikan BBM pada awal Januari tahun depan, proses 
perhitungan subsidi diperkirakan selesai dalam empat bulan ini. "Itu waktu 
yang pas untuk identifikasi. Kemungkinan daerah yang lengkap hanya di pulau 
Jawa. Tapi itu pun sudah mencakup 60% dari penduduk Indonesia," tegasnya.

Sri Mulyani menegaskan, sebenarnya pemerintah tidak ingin mengeluarkan 
kebijakan menyakitkan berkali-kali. Jadi, keputusan yang diambil agar 
masyarakat terbiasa dengan penyesuaian harga tanpa menimbulkan beban dan 
gejolak berlebihan. Hanya saja, menurutnya, tidak ada perhitungan ideal 
untuk menjamin kondisi tersebut.

Saat ini ada dua variabel yang diperhitungkan pemerintah. Pertama, Menteri 
Keuangan menghitung beban anggaran dan total defisit dan bersama DPR 
menentukan total subsidi yang disepakati untuk 2005. Kedua, pemerintah di 
bawah presiden menentukan kapan kenaikan diberlakukan.

"Sehingga waktu penentuan kenaikan BBM diharapkan menyeimbangkan dua sisi. 
Dari sisi beban APBN dianggap *manageable*, sisi lain beban masyarakat harus 
semaksimal mungkin diperingan," tandas Sri Mulyani.

*Pendataan BPS*

Untuk melengkapi perhitungan beban anggaran tersebut, Badan Pusat Statistik 
(BPS) menyatakan siap melakukan pendataan penduduk miskin untuk dasar 
penyaluran subsidi langsung pengganti subsidi BBM. Asalkan, sisa dana 
sebesar Rp202 miliar untuk biaya petugas sensus segera cair.

Kepala BPS Choiril Maksum mengungkapkan, sampai saat ini BPS masih menunggu 
sisa anggaran Rp202 miliar dari Rp252 miliar dana sensus yang disetujui 
pemerintah.

Dana itu dibutuhkan untuk membayar petugas sensus di lapangan, sebab petugas 
sensus bukan dari BPS. Karena itu, Choiril meminta agar dana anggaran paling 
lambat bisa turun 22 Agustus nanti.

"Tadi saya baru melapor ke Bappenas. Saya bilang mulai Senin DKI sudah 
melakukan pencacahan, petugas mulai turun ke lapangan. Provinsi lain tanggal 
22 Agustus 2005 sudah mulai mencacah," jelasnya.

Choiril optimistis sensus penduduk miskin selesai September, terutama di 
Pulau Jawa. Hanya saja hasil sensus baru akan diberikan dalam bentuk 
direktori, tanpa analisis. "Kami memang berencana bertahap, mulai dilaporkan 
akhir September, lalu akhir Oktober. Untuk analisis kemungkinan baru akhir 
tahun," terangnya. *(*/E-3)*
 http://www.mediaindo.co.id/

-- 
Kusfiardi
Coordinator 
Koalisi Anti Utang (KAU)
Anti Debt Coalition Indonesia

Jl. Tegal Parang Utara No. 14
Mampang Prapatan 
Jakarta Selatan 12790
Indonesia

Phone: +62 21 7919 3363
Fax: +62 21 794 1673


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12hmjv9lu/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1123842155/A=2894352/R=0/SIG=11fdoufgv/*http://www.globalgiving.com/cb/cidi/tsun.html";>Help
 tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke