Ada yang bilang, idealnya subsidi bbm dicabut, karena membebani
anggaran. Kemarin hakim Rahman Saleh mengatakan bahwa kebocoran/korupsi
besarnya sekitar 500 triliun (entah akumulasi berapa lama). Di TV sugiharto
bilang bahwa aset negara dlm bentuk BUMN besarnya 1500 trilliun. Jumlah
pengangguran, kata media cetak, sekitar 40 juta (?). Penduduk di pulau jawa
jumlahnya 128 juta, sisanya luar jawa. Pak Cristianto Wibisono/mantan BPS
bilang bandingan pusat ; daerah atas hasil sumber daya alam 70 ; 30, namun
terbalik utk kasus aceh, yakni daerah ; pusat 70;30%. Perkapita kita, sekian
tahun merdeka belum beranjak dari $1000-an, dst. Dalam banyak hal, terlihat
bahwa kondisi 'ideal' belumlah ideal. Yg ideal adalah jika kebutuhan primer
dan tersier rakyat sudah tersedia/tercapai. Sandang-pangan-papan-
kesehatan-pendidikan mudah dan tersedia bagi rakyat (dimana kebutuhan ini
rasanya msh jauh/mahal diraih). Jadi bila kondisi ideal bbm yg kita
harapkan, ternyata ideal2 lainnya bakal susul menyusul. Barangkali, kita
bisa taruhan ala anak kecil, apakah dg harga BBM yg ideal/harga
internasional bakal menjamin/membawa kondisi ideal2 lainnya tadi?? Tentunya
tdk serta merta kan. Nah barangkali ideal-nya lagi janganlah terlampau nafsu
cabut subsidi bbm, sementara kompenassi pendidikan/kesehatan yg dulu itu blm
terimplementasi. Buat skala prioritas (cool man)- cabutlah subsidi dg cermat
dan ada jedanya. Tiap 2 atau 3 tahunkah dst. Secara paralel implementasikan
juga kompensasi bagi kebutuhan dasar/tersier rakyat tadi. Bahkan bisa
dipikirkan alternatif lain seperti intensifikasi pendapatan pajak ketimbang
naikkan harga bbm(kata Drajat Wibowo).Bahkan ini menarik- bisa saja kita
canangkan th 2005/2006 pendapatan pajak/cukai menjadi focus nasional,
sekaligus membenahi sektor ini. Tayangkan di TV/media cetak hal2 yg terkait
dg pembayaran pajak, laporkan tiap minggu/bulan dst. Jadi ada tontonan di tv
selain idol/warisan/mimpi/misteri. Sekaligus edukasi bagi kita semua, apa
itu pajak, pph/ppn/bm dll.

        Salam, 

> -----Original Message-----
> From: Musli Arfi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> Kenapa saat krisis ini manusia Indonesia malah mempermasalahkan subsidi,
> kenaikan harga BBM dan pajak yang tidak dimengerti oleh manusia
> Indonesia yang hidup pada level ekonomi rendah. Boro-boro, mikir makan
> apa hari ini udah memakan waktu, belum lagi action untuk mendapatkan
> makan.
> 
> Akan lebih baik jika pemerintah atau pakar ekonomi lebih memperhatikan
> setiap produk yang dihasilkan oleh setiap manusia Indonesia mulai dari
> proses produksi sampai distribusinya. Manusia level ekonomi rendah gak
> akan pusing jika tebu, kelapa, singkong, sayuran, etc. yang ditanam,
> ikan yang ditangkap, pengecoran logam tradisional, hasil home industri
> laku terjual dengan harga layak tentunya dengan mudah.
> 
> Kalau jerih payah manusia Indonesia ada nilainya (yang pantas tentunya),
> berapapun harga BBM pasti gak masalah.
> 
> 
> 
> 
> Salam NonMigas
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
> Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help Sudanese refugees rebuild their lives through GlobalGiving.
http://us.click.yahoo.com/hjNroD/EbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke