http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/3/17/o1.htm
Rezeki Sampingan dari Blok Cepu DI tengah kesulitan ekonomi yang menimpa Indonesia, penyelesaian perjanjian pengelolaan tambang minyak blok Cepu sedikit banyak memberikan kelegaan. Wilayah yang ada di Kabupeten Bojonegoro, Jawa Timur itu mempunyai cadangan minyak sebesar 600 juta barel ditambah dengan 1,7 trilyun kaki kubik gas bumi. Pada kapasitas puncaknya, ia akan menghasilkan 165 ribu barel minyak per hari. Diprediksikan jika blok ini sudah dioperasikan, akan menyumbang dana sekitar 3,3 milyar dolar AS per tahun kepada Indonesia. Angka-angka di atas cukup fantastis dan membantu Indonesia yang saat ini masih harus mengimpor minyak bersih ratusan ribu barel per hari. Di tengah iklim keterbukaan seperti sekarang, kita berharap agar kelak setelah beroperasi (diperkirakan akhir tahun 2008), tidak terjadi penyalahgunaan maupun penyimpangan wewenang dalam memanfaatkan rahmat Tuhan ini. Seperti juga pengelolaan proyek-proyek raksasa lainnya, blok Cepu tidak lepas dari kontroversi. Harus kita akui, karena keterbatasan teknologi pemerintah melibatkan perusahaan pertambangan raksasa ExxonMobil dari Amerika Serikat terlibat dalam eksplorasi. Tentu saja bekerja sama dengan Pertamina, sebuah badan usaha milik negara. Dua perusahaan ini akan mendapat jatah 15 persen, yang dibagi secara merata dan sisanya untuk pemerintah. Dengan demikian, pemerintah tetap mendapatkan porsi yang paling banyak, tetapi tetap ada pihak-pihak yang tidak setuju. Salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah tentang ketenagakerjaan. Ini sangat terkait dengan kondisi nasional kita saat ini karena pengangguran jumlahnya begitu banyak. Sebagai proyek raksasa, blok Cepu pasti akan memerlukan tenaga kerja yang cukup banyak. Karena itu diharapkan akan mampu memberikan solusi terhadap pengangguran yang ada di negara kita. Justru itulah, ingin kita tekankah di sini agar pemerintah kelak pandai-pandai mengalokasikan lowongan yang tersedia. Tujuannya agar tidak diskriminatif dan eksklusif demi mencegah terjadinya berbagai ekses sosial. Seperti juga halnya Freeport, Batam, atau Newmont di masa lalu, perusahaan besar seperti ini pasti menarik minat para pencari kerja dari seluruh wilayah Indonesia, tidak sekadar masyarakat di wilayah di mana proyek itu berada. Karena itulah, transparansi dan pemerataan memang sangat diperlukan. Tidak boleh ada praktik kolusi dan nepotisme dalam perekrutan tenaga kerja. Sekadar contoh saja, pada saat ditandatanganinya persetujuan operasional beberapa hari lalu, sebanyak 3.000 ahli geologi dan geofisika telah melayangkan protesnya kepada pemerintah. Ribuan ahli itu memandang bahwa kesepakatan antara pemerintah dan ExxonMobil justru lebih banyak menempatkan tenaga ahli luar ketimbang tenaga ahli Indonesia. Protes ini tentu saja nasionalis dan seharusnya menjadi peringatan penting bagi pemerintah khususnya dalam perjalanan ke depan nanti. Dari pemberitaan yang ada, disebutkan bahwa blok Cepu akan bisa beroperasi paling kurang selama 30 tahun. Ini berarti proyek tersebut mampu menghidupi dalam rentang waktu satu generasi. Tentu saja, dan logis kenyataan demikian menarik banyak peminat. Rezeki dari blok Cepu tidak sekadar uang sebesar 3,3 milyar dolar per tahun dari minyak dan gas saja. Tetapi, ia juga akan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi seperti munculnya bisnis perhotelan, sewa kendaraan, sewa perumahan dan sebagainya. Inilah catatan penting kita setelah pariwisata Bali sudah amat terpuruk dan susah diprediksi kapan bangkitnya. Demikian pula dengan usaha manufaktur Indonesia yang mulai gelisah didera tingginya harga minyak. Blok Cepu, ibaratnya gula yang kelak mampu menarik pencari kerja dari mana-mana di seluruh Indonesia. [Non-text portions of this message have been removed] Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/