Sementara ada kekayaan sendiri di Cepu di berikan ke negara lain,
sekarang merengek-rengek minta bantuan "kasilah kita bantuan untuk
kami, anjingmu saja makannya lebih banyak dari kami"

Senin, 10 April 2006  11:33:00
SBY : Alokasi Dana untuk Kesehatan Dunia lebih Kecil dari Dana Makanan
Hewan di AS dan Eropa


Jakarta-RoL-- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa
dunia terkendala kemampuan yang minim dalam mencapai target-target
pembangunan milenium (MDGs) 2015, dengan memberikan gambaran bahwa
jumlah dana untuk kesehatan, pendidikan dan air bersih jauh lebih
kecil dibandingkan dana yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS) dan
Eropa serta dunia untuk belanja makanan hewan peliharaan, menikmati es
krim dan pengeluaran untuk militer.

"Pemenuhan kesehatan dan gizi bagi semua orang memerlukan dana 13
miliar dolar AS per tahun. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan
dengan pengeluaran di AS dan Eropa untuk makanan hewan peliharaan,"
kata Presiden Yudhoyono di Jakarta, Senin, saat membuka pertemuan
tingkat menteri Sidang ke-62 Badan Ekononomi dan Sosial PBB untuk
Asia-Pasifik (UNESCAP) dan Sesi Khusus Para Kepala Negara/Pemerintahan
Negara-Negara Kepulauan Pasifik (UNESCAP Plus).

Tidak hanya bidang kesehatan, dunia juga harus berjuang menyediakan
dana bagi pemenuhan pendidikan dasar untuk mencapai target MDGs 2015,
yang diperkirakan mencapai 10 miliar dolar AS per tahun.

"Jumlah itu setara dengan dana yang dikeluarkan Eropa setiap tahunnya
untuk membeli es krim," kata Yudhoyono.
Penyediaan air bersih dan sanitasi, tambahnya, akan menghabiskan dana
sekitar 9 miliar dolar AS.

"Ini juga jauh lebih kecil dibandingkan dana sebesar 780 miliar dolar
AS yang dihabiskan dunia untuk keperluan militer," tuturnya.
Di tengah minimnya kemampuan penyediaan kebutuhan dasar bagi
masyarakat dunia, Kepala Negara mengajak negara-negara Asia Pasifik
tetap meneguhkan semangat mencapai target-target pembangunan millenium
(MDGs) tahun 2015.

"Jika melihat statistik, memang itu menciutkan hati, tapi itu tidak
akan menghalangi komitmen kita (untuk mencapai target MDGs 2015),"
kata Yudhoyono.

Ia sebelumnya mengingatkan kondisi dunia saat ini, yaitu setengah
penghuni planet ini masih hidup dengan dana di bawah 2 dolar AS
sehari; 800 juta orang mengalami kelaparan dan gizi buruk; lebih dari
600 juta orang belum mendapatkan akses air bersih serta 115 juta anak
di negara-negara berkembang tidak dapat bersekolah.

"Kita sebenarnya punya sumber daya untuk mencapai MDGs. Yang
diperlukan adalah komitmen politik yang kuat serta strategi untuk
mendapatkan dan mengalokasikan sumber daya yang ada," ujar Kepala
Negara.

Sidang komisi UNESCAP, yang pertemuan tingkat menteri yang
dihadiri oleh 62 delegasi ESCAP, terdiri terdiri dari 53 negara
anggota dan sembilan anggota asosiasi.

Acara pembukaan sidang tingkat menteri UNESCAP pada Senin pagi juga
dihadiri oleh Presiden Marshall Islands, Kessai Note, Presiden
Kiribati, Anote Tong dan Presiden Tuvali Matie Toafa, Wakil Presiden
Mikronesia, Redley Killion, Wapres Palau, Elias Chamsek Chin dan Wakil
PM Vanuatu, Sato Kilman.

Dalam sambutannya, Presiden Yudhoyono juga menyebut 'good governance'
(tata pemerintahan yang baik) sebagai pelajaran kunci yang perlu
diterapkan di semua negara, terlepas dari adanya perbedaan masyarakat,
ideologi, sistem politik, ekonomi, sejarah dan budaya.

"Jika bisa diterapkan dengan baik, hal itu bisa membantu kita untuk
menyelesaikan berbagai masalah nasional dan mengganti kelemahan
menjadi kekuatan. Dengan 'good governance', masyarakat global akan
dapat mencapai target-target MDGs pada 2015," katanya.

Kepala Negara juga mengingatkan bahwa pembangunan abad 21 tidaklah
hanya sebatas pemberantasan kemiskinan dan menjaga lingkungan,
melainkan juga tentang bagaimana membangun toleransi.

Ia berharap UNESCAP dapat membantu masyarakat di Asia Pasifik untuk
mencapai kemajuan sosial dengan berdasarkan toleransi, di mana
perbedaan disyukuri sebagai sumber kekuatan dan dinamisasi.

Yudhoyono menyatakan kegembiraannya bahwa sidang ke-62 UNESCAP kali
ini memfokuskan kepada peningkatan kerjasama kawasan dalam bidang
pembangunan infrastruktur, termasuk yang berhubungan penanganan
bencana.

"Faktanya memang bahwa kawasan kita ini sangat rentan terhadap bencana
alam," katanya sambil memberi contoh terjadinya gelombang tsunami yang
menghantam daerah-daerah pantai di Samudera Hindia dan menewaskan
ratusan ribu orang, termasuk lebih dari 200.000 orang di Aceh dan
Nias.

Untuk meningkatkan kerjasama dan kemitraan di Asia Pasifik, Presiden
Yudhoyono menyebut beberapa hal yang menurutnya sangat berguna, antara
lain kerjasama dan kemitraan di bidang sumber daya dan kekayaan
budaya; perdagangan dan investasi; pengembangan ekonomi berbasis
kesetaraan jender terutama di sektor usaha mikro, kecil dan menengah.
ant/fif


Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke