Dunia Terancam Krisis Pangan
NEW YORK (SINDO) Harga gandum dan produk pertanian dunia meningkat pesat. Krisis pangan dan ancaman kelaparan berpotensi terjadi. Kenaikan harga komoditas pangan ini menyebabkan kekhawatiran inflasi pada sektor makanan. Chicago Board of Trade (CBOT) mengatakan, gandum yang biasa dikirim naik sebanyak 90 sen sehingga membuat harga gandum menjadi USD11,99 per bushel pada papan perdagangan elektronik di Asia. Peningkatan harga tidak terjadi pada komoditas berupa gandum saja, tetapi juga komoditas lain yang berupa produk makanan lain. Harga yang tinggi memberatkan masyarakat miskin di dunia karena tidak mereka mampu membeli bahan makanan. Padahal, harga gandum di pasaran internasional telah naik sebanyak 83% tahun lalu. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menempatkan prioritas kenaikan harga pada makanan seperti gandum sebagai kekhawatiran utama dunia. Pengeluaran negara-negara miskin pun naik. Negara Afrika adalah negara yang paling parah mengalami peningkatan hingga mencapai 49% tahun ini, sedangkan harga gandum di China mengalami kenaikan tertinggi yang juga dipengaruhi inflasi dan tidak bersahabatnya keadaan alam seperti musim dingin. Ini menyebabkan beberapa sektor ekonomi terpuruk. Negara-negara miskin diperkirakan hanya bisa membayar USD33,1 miliar untuk impor sereal dari awal tahun hingga Juli 2008 yang berarti merupakan penurunan pesanan impor pangan. Hal ini karena pemerintah mengurangi jumlah impor dan meningkatkan subsidi untuk menghindari dampak harga makanan yang melonjak bagi masyarakat. FAO mengatakan,ke-naikan harga gandum menyebabkan biaya bahan makanan pokok meningkat sehingga mempengaruhi populasi dunia terancam krisis pangan. FAO memperingatkan 36 negara menghadapi krisis pangan, sebanyak 21 di antaranya adalah negara-negara yang ada di Afrika. FAO telah memberikan bantuan USD87 juta kepada masyarakat Mozambique, Zimbabwe, Zambia, dan Malawi. PBB sendiri menyatakan kenaikan minyak dan makanan menyebabkan peningkatan masyarakat miskin yang tidak mampu membeli makanan pokok. Presiden Zimbabwe Robert Mugabe untuk pertama kalinya mengakui bahwa Zimbabwe menghadapi krisis pangan dikarenakan jatuhnya sektor pertanian."Banyak orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan pangan di negeri ini," dalam pernyataannya di surat kabar lokal. Dia berjanji akan meningkatkan impor pangan ke negara tersebut. The World Food Program (WFP) mengungkapkan, 45% masyarakat Zimbabwe menderita kurang gizi. Sebagian besar dari mereka mendapatkan kalori yang lebih rendah dibandingkan dengan yang mereka butuhkan sehingga terancam penyakit. Pemerintah telah berjanji untuk meningkatkan hasil pertanian tahun ini. Jika harga produk makanan tetap naik, makin banyak orang yang tidak mampu membeli makanan pokok untuk tetap hidup dan jutaan orang mungkin akan mati kelaparan. Pihak TheWorld Food Program (WFP) lewat Greg Barrow menyatakan bahwa periode saat ini adalah saat tersulit karena banyak orang yang kekurangan makanan di dunia.WFP memperkirakan diperlukan sekitar USD500 juta untuk memberi makanan kepada 73 juta orang di Afrika, Asia, dan Amerika bagian tengah yang sedang memerlukan bantuan pangan. Bank Dunia menyatakan perlu ada tindakan untuk mengatasi krisis pangan yang sedang dihadapi banyak negara di dunia. Bank Dunia juga menyatakan bahwa harga makanan global naik sebanyak 75% semenjak 2000, sedangkan harga gandum mencapai kenaikan sebesar 200%.Harga makanan lain seperti padi dan kedelai juga mengalami kenaikan dan mencapai harga tertinggi dalam 12 tahun terakhir. Kepala eksekutif Potash Corp of Saskatchewan Inc William Doyle mengatakan, petani harus meningkatkan panen setiap tahunnya untuk menyeimbangi permintaan makanan yang meningkat dan menghindari kelaparan. "Jika tidak ada peningkatan dalam sektor pertanian, saya yakin tahun ini menjadi tahun di mana banyak orang yang kelaparan,"ujarnya. Potash adalah perusahaan di Saskatoon, Saskatchewan yang membuat pupuk guna meningkatkan produksi tanaman. Dalamduatahunterakhir perusahaan ini mendapatkan keuntungan dua kali lipat menjadi USD1,1 miliar. Ini menandakan peningkatan petani yang menggunakan potasium untuk membantu pertumbuhan padi atau gandumnya serta menandakan usaha menambah produksi gandum untuk mengatasi krisis pangan. Tidak hanya Potash, tetapi penghasilan perusahaan pembuat pupuk fosfat Mosaic Co juga meningkat 6% menjadi USD109,55. Penghasilan Agrium Inc, perusahaan retailer terbesar di AS, meningkat 4,9% sepanjang tahun ini. Penanaman produk pertanian di Brasil dan meningkatkan jumlah panen di lahan-lahan yang telah ada di China dan Rusia terus dilakukan." Masalah pupuk adalah masalah yang paling fundamental karena akan menentukan lingkungan makroekonomi," ujar Robert Koort, analis di Goldman Sachs Group Inc. Harga kacang kedelai meningkat menjadi USD14,2875 per bushel dalam perdagangan Chicago yang menandakan peningkatan sebanyak 85% selama 12 bulan terakhir. Harga gandum yang sempat meningkat dua kali lipat tahun lalu juga kembali memecahkan rekor kenaikan. Ini sama halnya dengan komoditas pangan jagung. (rahma regina) http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ekonomi-bisnis/dunia-teranca\ m-krisis-pangan-2.html <http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/ekonomi-bisnis/dunia-teranc\ am-krisis-pangan-2.html> Selasa, 18/03/2008 [Non-text portions of this message have been removed]