OPEC Indonesia Masuk Lagi Tahun 2013 Jumat, 30 Mei 2008 | 03:00 WIB Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Jusuf Kalla menargetkan, dalam tempo lima tahun atau pada 2013, Indonesia diharapkan sudah bisa menaikkan produksi minyak mentah sekaligus mengurangi konsumsi pemakaian bahan bakar minyak dalam negeri.
Oleh sebab itu, Indonesia bisa menjadi anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) kembali. Wapres mengatakan hal itu seusai menerima Wakil Perdana Menteri Luksemburg Jean Asselborn di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (29/5). Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Indonesia tahun ini resmi keluar dari OPEC. "Target kita mungkin lima tahun lagi bisa menjadi anggota OPEC lagi. Akan tetapi, syaratnya kalau ladang-ladang minyak bisa kita eksplorasi dengan baik dan ada penghematan konsumsi BBM dalam negeri," ujar Wapres. Menurut Wapres Kalla, jika konsumsi BBM dalam negeri terus meningkat, tentu sulit bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara net exporter minyak. *Pesan moral* Wapres mengatakan, Indonesia saat ini masih mengekspor minyak mentah. Namun, impor minyak mentahnya sekitar 300.000 barrel per hari. "Karena itu, nantinya orang bisa salah sangka. Indonesia masuk OPEC, masak minyaknya mahal. Nah, orang tidak tahu bahwa kita sebenarnya net importir," demikian kata Wapres. Secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, keluarnya Indonesia dari OPEC lebih didorong oleh pesan moral yang ingin disampaikan pemerintah kepada organisasi itu agar kembali ke fungsinya sebagai pengaman pasokan dan penstabil harga minyak dunia. Alasan moral ini mengemuka karena Indonesia menilai sangat sulit untuk memenuhi keadilan sosial ketika harga minyak melambung tinggi sehingga memberatkan negara berkembang. "Pada dasarnya, pertimbangan yang kami pikirkan selama ini, dulu OPEC merupakan suatu mekanisme pengimbang agar dari sisi pasokan bisa memenuhi kebutuhan dan di sisi lain dia harus bisa menjaga stabilitas harga pada level yang mencukupi bagi produsen minyak untuk tetap bisa mengeksplorasi," katanya. Menurut Sri Mulyani, Indonesia sudah merasa pantas keluar dari OPEC karena realisasi produksi minyaknya sudah tidak memadai untuk disebut sebagai eksportir karena jumlah yang diekspor lebih sedikit dibandingkan dengan konsumsi. (har/OIN) Sumber : Kompas -- ********************************** Memberitakan Informasi terupdate untuk Rekan Milist ************************************ [Non-text portions of this message have been removed]