Amerika Serikat sudah bangkrut ?. 
   
  Belum, ini belum akhir dari peristiwa yang disebut sebagai kebangkrutan 
Amerika Serikat.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, selama mereka masih bisa mem-bailout semua 
kerugian yang diderita oleh sektor industri finansial salah satu pilar penting 
dalam ekonominya. Otoritas keuangan negara mereka masih dapat mencetak uang 
sebanyak-banyaknya sejumlah berapapun yang mereka perlukan.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, selama mereka masih bisa ‘memaksa’ perdagangan 
dunia untuk menopang nilai tukar uang kertas mereka. Mereka masih bisa 
‘memaksa’ negara-negara ‘satelit’-nya untuk memborong uang kertas meraka 
didalam cadangan devisa negaranya.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, selama armada perang meraka masih bisa 
melanglang buana. Mereka masih bisa merekayasa siapa-siapa yang pantas berkuasa 
di negara-negara ‘satelit-nya sehingga penguasa cilik binaan mereka itu masih 
bisa menguntungkan kepentingan mereka.
   
  Belum, mereka belum bangkrut, ini belum akhir dari bencana di sektor industri 
finansial mereka.
   
  Mereka akan bangkrut ketika bencana susulan yang mereka takutkan tiba, ketika 
tiba saatnya uang-uang kertas mereka yang bagaikan lembaran ‘cek kosong’ itu 
dicairkan para pemegangnya, ditukarkan kedalam uang-uang kertas negara lainnya. 
Bagaikan sebuah bank yang di-rush nasabahnya, padahal ‘dana’ mereka tak 
sebanding dengan lembaran cek yang mereka keluarkan. Itulah saat mereka tak 
lagi dapat mengelak bahwa hakikatnya uang kertas mereka tak lebih berharga dari 
potongan kertas koran.
   
  Mereka akan bangkrut ketika komoditas penting perdagangan dunia berjasil 
melepaskan diri dari belenggu keharusan transaksi dengan memakai mata uang 
kertas mereka, ketika bursa-bursa minyak dunia tak lagi harus bertransaksi 
dengan denominasi uang kertas mereka yang bernama Dollar. Itulah saat mereka 
tak lagi dapat mengelak dari keruntuhan nilai mata uang mereka.
   
  Mereka akan bangkrut, ketika Allah SWT tiba saatnya mengirimkan pamungkasnya 
berupa bala bencana alam yang berlipat kali dahsyatnya dari badai-badai yang 
pernah menerpa negara mereka.
   
  Saat itulah kita semua akan melihat, apa yang disebut sebagai kebangkrutan 
sejati Amerika Serikat, kebangkrutan yang maha dahsyat dimana rakyat mereka 
untuk mendapatkan sejumput makanan pun sampai terpaksa harus menjual anak 
mereka. 
   
  Keadaan saat itu sangat buruk, namun tak lebih buruk jika dibandingkan dari 
apa yang mereka telah lakukan dengan memporak-porandakan Irak, Afghanistan, 
Palestina, serta krisis-krisis yang mereka pernah timpakan di negara-negara 
ketiga serupa dengan krisis moneter yang pernah menimpa Indonesia. 
   
  Jikapun keadaan saat itu sangatlah buruk, namun itu tak lebih buruk jika 
dibandingkan dengan anggapan keadaan itu adalah sesuatu hal yang berlaku 
sebagai pembayaran ‘hutang’ mereka beserta dengan bunganya.
   
  Jadi, Amerika Serikat sudah diambang kebangkrutan ?. Belum, mungkin masih 
relatif cukup lama, mungkin masih sekitar 4-5 tahun lagi baru akan sampai di 
suatu keadaan yang pantas disebut sebagai gerbang awal dari kebangkrutan sejati 
Amerika Serikat.
   
  Wallahu’alambishshawab.
   
   
  *****
   
   
   
  Amerika telah bangkrut. Tidak ada lagi mitos sebagai superioritas. Sebagai 
adidaya. Negeri Paman Sam ini menuju kehidupan pariah. Kesombongan yang 
dipertontonkan Presiden George Walker Bush telah berakhir. Menjelang akhir 
kekuasaannya George W.Bush hanya menyisakan cemoohan oleh bangsanya sendiri.
   
  Di Iraq Presiden Bush telah gagal. Menteri Pertahanan Robert Gate dan Jendral 
David Petraeus, Panglima Komandan Pasukan AS di Iraq, menyatakan: “Amerika 
telah kalah di Iraq”, tegasnya. 

Amerika tidak lagi seperti ketika menyerbu Iraq. Di mana Presiden Bush dengan 
gagahnya mengumumkan perang terhadap rejim Saddam Husien. Sesudah hampir lima 
tahun, tak berhasil menciptakan stabilitas. Kekacauan terus berkecamuk. Tentara 
Amerika banyak yang mati di negeri 1001 malam itu. Presiden Bush dengan malu 
mengumumkan menarik 8.000, dan akan dipindahkan ke Afghanistan.

Di Afghanistan Amerika dan sekutunya terseok-seok. Menghadapi Taliban. Tak 
berdaya. Armada daratnya tak ampuh. Untuk menghadapi Taliban menggunakan 
serangan udara. Justru banyak salah sasaran. Warga sipil banyak yang mati. 
Bukan Taliban. Di sebuah buku yang ditulis seorang peniliti Pakistan, yang 
berjudul: Afghanistan: “Taliban Return and Future Scenario”, menjelaskan bahwa 
tentara Amerika dan Nato, tidak bakal memenangkan perang. Afghanistan mempunyai 
pengalaman panjang dalam perang. Pernah menaklukan pasukan Inggris, dan 
terakhir imperium Soviet. Jadi di dalam buku digambarkan, Taliban akan kembali 
mengambil alih kekuasasan.

Amerika menghadapi serangan alam. Lebih dahsyat. Badai tropis telah 
memporak-porandakan pantai Mexico, dan beberapa negara bagian, terutama 
Lousiana. Negara bagian ini luluh lantak. Melebihi serangan militer yang 
menggunakan senjata atom, seperti yang pernah dijatuhkan Amerika di Nagasaki 
dan Hiroshima, waktu Perang Dunia II. Malapetaka telah mengakibatkan hancurnya 
bangunan, infrastruktur, dan rumah-rumah penduduk, dan nilai kerugian mencapai 
puluhan milyar dolar.
   
  Di tengah-tengah amukan badai tropis yang sangat dahsyat itu, terjadi 
peristiwa yang lebih dahsyat, dan dampaknya bersifat global, yaitu bangkrutnya 
perusahaan jasa sekuritas Lehman Brothers. Lembaga sekuritas ini mengalami 
pailit, dan tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar utang sebesar 635 milyar 
dolar. Kejatuhan lembaga sekuritas Lehman Brothers ini mengisyaratkan, bahwa 
Amerika benar-benar diujung kebangkrutan. Bahkan, sistem Kapitalisme yang 
menjadi dasar ideologi global, menunjukkan kerapuhannya.

Lehman Brothers didirikan seorang keturunan Yahudi Jerman, yang berimigrasi ke 
Amerika, bernama Henry Lehman, ke Alabama, tahun l844. Lehman yang mula-mula 
membuka toko kecil di Alabama itu, bersama saudara Emanuel dan Meyer, 
selanjutnya membuka kantor di New York, tahun l858. Usaha kelompok keturunan 
Yahudi Jerman ini berkembang, dan menuai akhir perjalanannya saat lembaga itu 
di bawah seorang CEO, Richard Fuld, ylang bergabung sejak tahun 1969. 
Kebangkrutan Lehman Brothers ini, peristiwa krisis yang terakhir. Krisis ini 
terus belanjut dan dampaknya sangat luas.Kini, harga saham Lehman di pasar 
modal tinggal 21 sen dollar. Padahal, sebelumnya harga saham Lehman di pasar 
modal 67, 73 dolar.
   
  Ancaman kebangkrutan masih terus berlanjut termasuk terhadap perusahaan jasa 
keuangan Merrill Lynch. Sementara Federal Reserve (Fed) Bank Sentral Amerika, 
menalangi AIG (Amerika International Group) perusahaan asuransi terbesar di 
dunia, sebesar 87 milyar dolar. Ini menjaga agar perusahaan jasa asuransi itu 
tidak ikut bangkrut.

Kebangkrutan Amerika ini akibat sistem dan ideologi yang ‘fasad’ rusak dan 
bathil. Semua yang rusak dan bathil itu, pasti akan menghancurkan dirinya. 
“Mereka mendapatkan tulah (akibat) dari kerakusan sendiri, yang sangat 
berlebihan dalam mencari untung, tanpa mempertimbangkan resiko”, ujar 
Prof.Michael Sabino, profesor bisnis dari St. Jonh’s University.

Kebangkrutan politik dan ekonomi yang terjadi di Amerika saat ini, menunjukkan 
kegagalan sistem materialisme yang nyata. Perlu perubahan yang mendasar dalam 
sistem kehidupan umat manusia dewasa ini. Tidak lagi terus berkiblat kepada 
sistem kepitalisme yang sangat materliastik. Semua ini bersumber dari faham dan 
pandangan Yahudi.
   
   
  Analisa : Bangkrutnya Lehman Brothers dan Nasib Perekonomian AS
   
  Bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan sekuritas berusia 158 tahun milik 
Yahudi ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian AS yang sejak beberapa tahun 
terakhir mulai goyah. Sekaligus membuktikan rapuhnya sistem ekonomi kapitalis 
neo-liberal.

Bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan sekuritas berusia 158 tahun milik 
Yahudi ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian AS yang sejak beberapa tahun 
terakhir mulai goyah. Para analis menilai, bencana pasar keuangan akibat 
rontoknya perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per 
satu, tinggal menunggu waktu saja. Inikah tanda-tanda kehancuran sebuah 
imperium, negara adi daya bernama Amerika Serikat?

Krisis Terburuk
   
  Pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers hari Senin kemarin, langsung 
mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Dalam pembukaan perdagangan hari 
Selasa (16/9), bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang, Hongkong, China, 
Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan 
antara 2 sampai 7 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, 
Eropa, Amerika Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, para 
investor di Bursa Wall Street mengalami kerugian besar, bahkan surat kabar New 
York Times menyebutnya sebagai kerugian paling buruk sejak peristiwa serangan 
11 September 2001.

Mantan Kepala Federal Reserve Alan Greenspan mengatakan, krisis keuangan yang 
terjadi di AS merupakan krisis keuangan terburuk yang pernah ia saksikan dan 
masih berlangsung dalam jangka waktu lama. Ia meyakini krisis ini akan makin 
mendalam yang bisa mengakibatkan resesi ekonomi di AS. "Kemungkinan AS bisa 
lolos dari resesi ekonomi sangat kecil, di bawah 50 persen, " kata Greenspan 
dalam wawancara dengan ABC News hari Minggu kemarin.
   
  Pernyataan Greenspan bertolak belakang dengan pernyataan-pernyataan Presiden 
AS George W. Bush dan jajaran pejabat perekonomiannya. Bush mengatakan, apa 
yang terjadi saat ini cuma penyesuaian kecil dan ia akan bekerja keras untuk 
meminimalkan dampaknya guna mencegah terjadinya kekacauan ekonomi.

"Saya percaya perekonomian negeri ini akan bergairah kembali. Dalam jangka 
pendek, penyesuaian di pasar finansial akan terasa sangat menyakitkan. Tapi 
dalam jangka panjang, saya percaya pasar modal kita sangat fleksibel dan mampu 
menyesuaikan diri dengan penyesuaian ini, " kata Bush yakin.

Sementara Menteri Keuangan AS Henry Paulson mengatakan, dirinya akan 
bekerjasama dengan dewan legislatif AS dan otoritas keuangan di berbagai negara 
untuk memulihkan "stabilitas dan ketertiban" di pasar modal AS setelah krisis 
yang menimpa.

Namun para analis bersikap skeptis dengan optimisme Bush dan para pejabat 
perekonomiannya. "Orang-orang di pemerintahan tidak paham apa yang dialami 
rata-rata rakyat Amerika. "Mereka saat ini dalam kondisi sangat tertekan. 
Rumah-rumah mereka sudah tidak ada harganya lagi, mereka terlilih hutang kartu 
kredit, " kata Israel Adelman, seorang trader dari perusahaan Fordham 
Financials di Wall Street.

Kepala ekonom di The Saudi British Bank (SBB), John Sfakianakis mengatakan, 
krisis perbankan yang terjadi di AS menunjukkan bahwa tak ada satu pun 
institusi finansial yang sempurna dan AS perlu segera memperbaiki regulasinya.

Ia juga mengatakan bahwa sentimen negatif akibat krisis itu akan berlanjut dan 
tantangan bagi insitusi keuangan adalah bagaimana mereka menjaga kesehatan 
finansial perusahaannya."Waktu akan menunjukkan apakah sebuah institusi 
keuangan bisa keluar dari krisis ini, " kata Sfakianakis.

"Mereka yang pesimis meyakini situasi pasar modal akan lesu sampai tahun 2009 
nanti dan baru akan bangkit kembali pada tahun 2010. Harus diakui, 
menyeimbangkan antara kepanikan dengan kepercayaan pasar bukan hal yang mudah. 
Sikap pemerintah AS yang menolak memberikan kucuran dana buat Lehman 
menunjukkan bahwa otoritas AS tidak mau menolong perusahaan-perusahaan yang 
bermasalah, " sambungnya.

Krisis keuangan yang terjadi saat ini juga memicu tanda tanya soal moralitas 
para bankir dan pemegang saham. Ketika kondisi sedang bagus, mereka jor-joran 
memberikan modal pada masyarakat kelas atas, menerima gaji, bonus dan 
keuntungan yang sangat besar. Tapi ketika kondisi keuangan sedang dilanda 
krisis, para bankir dan pemegang saham seolah lepas tangan dan membebankan 
tanggung jawabnya pada pembayar pajak.

Dampak paling nyata dari bangkrutnya Lehman Brothers adalah meningkatnya jumlah 
pengangguran di AS, bahkan di berbagai belahan dunia. Di seluruh dunia, jumlah 
pegawai jaringan perusahaan Lehman Brothers mencapai 25.000 orang. Pada bulan 
Agustus 2008, Lehman sudah mengumumkan akan memecat 5 persen dari jumlah 
pegawainya atau sekitar 1.500 orang.

Sebelum Lehman, sejumah perusahaan di AS sudah melakukan pemangkasan karyawan. 
Misalnya perusahaan penerbitan koran Gannett Co. Inc. menyatakan akan 
merumahkan 600 karyawannya dan Ford Motor Co. akan megurangi 300 orang 
karyawannya. Para analis mempekirakan tingkat pengangguran AS sampai 
pertengahan tahun 2009 akan meningkat dari 5, 7 persen menjadi 6, 5 persen. 
Bertambahnya pengangguran berarti bertambahnya beban perekonomian pemerintah.

AS Diambang Kehancuran ?.
   
  Setelah Lehman Brothers, kebangkrutan masih menghantui perusahaan-perusahaan 
di Wall Street. Apalagi sejumlah perusahaan finansial yang selama ini dipercaya 
kuat juga mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan pesaing Lehman, Merrill 
Lynch misalnya, sudah diambil oleh pemerintah AS. Perusahaan raksasa lainnya, 
American International Group (AIG)-salah satu perusahaan asuransi terbesar di 
dunia-saat ini juga sedang mencari pinjaman sebesar 40 milyar dollar.

Sejumlah analis berpendapat, inilah detik-detik kehancuran ekonomi negara 
adidaya AS. Negara yang menganut sistem ekonomi neo-liberal dan menancapkan 
ekonomi imperialisnya ke berbagai belahan negara, akhirnya ambruk juga.

”Esensinya, riwayat Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi global sudah 
tamat, ” kata Max Keiser, seorang analis pasar di Paris.
   
   
  ”Sejarah dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia sudah selesai dan kita 
akan melihat negara lain yang akan muncul sebagai kekuatan baru, yang paling 
memiliki peluang besar adalah negara China, ” papar Keiser.

Menurutnya, krisis keuangan yang menghantam AS sebenarnya sudah diprediksi. AS 
yang menganut sistem keuangan neo-liberal secara bebas memberikan kredit. 
Tiba-tiba, ketika kredit tak tersedia sejak musim panas kemarin, bank-bank 
mulai kelimpungan.

Tapi, kata Keiser, skenario ”kiamat” ini tidak akan terjadi di negara-negara 
berkembang yang memiliki sumber minyak seperti di Timur Tengah atau 
negara-negara yang masyarakatnya memiliki dana simpanan yang besar, seperti di 
China.

”Skenario kiamat ini hanya akan terjadi di AS dan Inggris, di mana 
masyarakatnya hidup dari uang pinjaman dari generasi ke generasi, ” tukas 
Keiser.

Hal serupa diungkapkan Andrew Critchlow, redaktur pelaksana Dow Jones Timur 
Tengah yang berbasis di Dubai. ”Saya pikir ini adalah saat-saat yang menentukan 
bagi perekonomian dunia, bagi AS, bagi kita semua, yang akan selalu diingat 
sepanjang hidup kita, ” kata Andrew.

Ia menyamakan krisis keuangan di AS saat ini dengan kondisi era tahun 1920-an, 
ketika masyarakat dunia mengalami apa yang disebut Great Depression. Secara 
teknis, bisnis perbankan dan keuangan sudah tidak berjalan.

”Yang paling mengkhawatirkan jika kondisi ini benar-benar menghantam 
perekonomian riil, menghantam orang-orang di jalan. Mereka tidak punya uang 
lagi, tidak punya pekerjaan dan berpotensi akan kehilangan rumah-rumah mereka 
juga, ” sambung Andrew.

Allister Heath, editor surat kabar finansial London’s City A.M menambahkan, 
ketika bank-bank besar seperti Lehman mengalami kebangkrutan, yang terkena 
dampaknya juga masyarakat kecil, termasuk para pensiunan yang mempercayakan 
uang pensiunnya diinvestasikan di bursa-bursa saham yang kebanyakan ditanamkan 
di sektor perbankan. Selain itu, kata Heath, ribuan orang juga akan menjadi 
pengangguran.

Pada akhirnya, situasi ini akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada 
lembaga keuangan termasuk pada pemerintah dengan sistem perekonomian 
neo-liberalnya yang ternyata rapuh. Sebuah gambaran yang tragis bagi sebuah 
imperium bernama AS, yang selalu sesumbar dengan sistem perekonomian kapitalis 
yang disebarkannya ke seluruh dunia, ternyata tak mampu menolong perekonomian 
di negerinya sendiri ketika terancam kebangkrutan. Bagaimana, masih silau 
dengan gemerlapnya Amerika Serikat ?.
   
  Amerika yang Bangkrut.
  21 September 2008
 http://swaramuslim.com/more.php?id=60

  
---------------------------------
  
  Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah
  klik
  http://www.SyaikhAchmadSyaechudin.org
    
---------------------------------
  

       
---------------------------------
  Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru  
 Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
br>Cepat sebelum diambil orang lain!

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to