He.. he.. he...!

Kalau nga salah, dalam kata "Islam" pun ada akar kata "ILM" (Ilmu) dan
"A'LAM" Mas...
Bahkan akar kata "ILM" (Ilmu) juga lebih tegas dalam kata "MUSLIM"...
Barangkali karena itu dari dulu Islam itu salah satu konsepnya adalah
mencerdaskan atau melawan orang-orang Jahilliyah ("Jahil" artinya Bodoh).
Karena itu sangat keterlaluan jika ada yang mengaku "muslim" dan sudah
sekolah ke luar negeri pula, tapi tetap saja goblok...

> Pertanyaan kritis seperti biasa: Antum sendiri termasuk ulama atau
"ulama", Akhi?

Ini pertanyaan mudah tapi njawabnya sulit Mas...
Karena itu mungkin perlu kembali ke Allah (Quran) untuk menjawabnya...
Jika menurut ayat-ayat terlampir dibawah, sepertinya saya termasuk "orang
kafir" Mas...
Mengaku beriman pada Kitab-kitabNya (Quran, Injil & Taurat) tapi
melaksanakan Kitab-kitab yang lain...
Bukannya mengikuti apa yang paling baik, seperti ayat dibawah ini:

Az Zumar 39:17

Dan orang-orang yang *menjauhi thaghut* (yaitu) *tidak menyembahnya* dan *
kembali** kepada Allah*, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah
berita itu kepada hamba-hamba-Ku,

Az Zumar 39:18

yang *mendengarkan perkataan* lalu *mengikuti apa yang paling baik** di
antaranya*. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka itulah *orang-orang yang mempunyai akal.*

Dulunya saya menyangka bahwa yang muslim bisa enak-enakan saja, nga taunya
tetap aja di kafir-kafirin seperti ayat-ayat dibawah...
Memang manusia isi otaknya banyak sangka-sangkanya saja... Dia sangka dia
sudah cerdas... Taunya...
Barangkali dulu karena terlalu banyak mengimani saja apa kata "ahli
kitab"... (Quran juga disebut "Kitab" serta Al-Kitab dalam Al-Quran
sendiri)...
Bukannya baca langsung dari Quran dan Kitab-Kitabnya yang lain, dan bukannya
mikir...
Makanya mungkin karena itu Dia murka:

Yunus 10:100

Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan *Allah
menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.*

Salam Z'81



Lampiran ayat Quran tentang orang Kafir:

Al Ankabuut 29:23

Dan orang-orang yang *kafir kepada ayat-ayat Allah* dan pertemuan dengan
Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang
pedih.



Al Balad 90:19

Dan orang-orang yang *kafir kepada ayat-ayat Kam*i, mereka itu adalah
golongan kiri.



An Nisaa' 4:56

Sesungguhnya orang-orang yang *kafir kepada ayat-ayat Kami*, kelak akan Kami
masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti
kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.



Maryam 19:77

Maka apakah kamu telah melihat orang yang *kafir kepada ayat-ayat Kami* dan
ia mengatakan: "Pasti aku akan diberi harta dan anak."



Al Jaatsiyah 45:11

Ini (Al Qur'an) adalah petunjuk. Dan orang-orang yang *kafir kepada
ayat-ayat Tuhannya* bagi mereka azab yaitu siksaan yang sangat pedih.



Al Israa' 17:98

Itulah balasan bagi mereka, karena sesungguhnya mereka *kafir kepada
ayat-ayat Kami* dan (karena mereka) berkata: "Apakah bila kami telah menjadi
tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan
dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru?"



Al Baqarah 2:41

Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan *janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya*, dan *janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku
dengan harga yang rendah*, dan *hanya* *kepada Akulah kamu harus bertakwa.*



Ali Imran 3:112

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia,
dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan
mereka durhaka dan melampaui batas.



Ali Imran 3:21

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para
nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh
manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima
siksa yang pedih.





2008/10/28 Mohammad Andri Budiman <[EMAIL PROTECTED]>:
> Saya sangat sependapat, Mas Harlizon. Sekali lagi, kata Ulama adalah
> bentuk plural dari kata Alim, yang artinya orang yang
> cerdas/pintar/expert. Dengan demikian, ITB sebenarnya adalah kawah
> Chandradimuka bagi Ulama Teknolog dan Ulama Seni. Sudah saatnya
> disosialisasikan bahwa makna Ulama tidak sebatas Ulama Fiqih.
>
> Dan ada lagi yang belum saya sampaikan, yakni beda Ulama dengan
> "Ulama" (please note the quotes:-) sbb.:
>
> ---poetry begins---
>
> Sepuluh Beda Ulama dengan "Ulama"
>
>
> Perbedaan 1:
>
> Ulama:
> Hidup bersama dengan umat
> Tindak-tanduknya jelas terlihat
> Tak pernah berbuat maksiat
> Karena malu bila bercacat
>
> "Ulama":
> Hidup "bersama-sama" dengan umat
> Tindak-tanduk luar mimbar takkan terlihat
> Nyaris tak pernah berbuat jahat
> Karena dalilnya ia yang buat
>
>
> Perbedaan 2:
>
> Ulama:
> Tak mau disebut ulama
> Karena beban berat tak terkira
> Salah langkah masuk neraka
> Bertemu Zabaniyah nan muram durja
>
>
> "Ulama":
> Ingin sekali digelari "ulama"
> Berkhayal sekolah di Utopia
> Mungkin juga ke Amerika Utara
> Biar sedikit berilmu tapi jumawa
>
>
> Perbedaan 3:
>
> Ulama:
> Jalan kaki atau naik unta
> Pakai terompah terlunta-lunta
> Mata kaki pun harus berjaga
> Takut terinjak tahi kuda
>
> "Ulama":
> Naik pesawat atau mobil Eropa
> Pakai terompah mewah, bukan yang Bata
> Jangan disuruhlah naik unta
> Padahal teknologi bid'ah, itu katanya
>
>
> Perbedaan 4:
>
> Ulama:
> Soal ilmu, sila ditanya kapan saja
> Kalau darurat, tidur pun bisa terjaga
> Sibuk pun bisa ditunda
> Asal jangan datang waktu "berdua"
>
> "Ulama":
> Kalau mau ditanya
> Ditanya lagi berapa
> Maksudnya isi kantong Anda
> Untuk membayar biaya pulsa
>
>
> Perbedaan 5:
>
> Ulama:
> Dialog dan berdiskusi
> Tak apa-apa ditanyai
> Bila pertanyaan bikin panas hati
> Mengambil wudhu' dan becermin diri
>
> "Ulama":
> Dialog sendiri dan berdiskusi sendiri
> Kalau bertanya jangan bernada tinggi
> Silap-silap dituntut nanti
> Dan artinya: dapat fulus lagi
>
>
> Perbedaan 6:
>
> Ulama:
> Mengkritik diri sebelum umara
> Salah di mereka atau di saya
> Tak baiklah bila mengkritik lainnya
> Bak si bijak namun tak buat apa-apa
>
> "Ulama":
> Mengkritik para umara
> Padahal belum lihat dirinya
> Lumayanlah, dikatakan "peduli massa"
> "Alhamdulillah" - ujungnya fulus juga
>
>
> Perbedaan 7:
>
> Ulama:
> Ilmunya luas
> Akhlaknya pantas
> Paparannya jelas dan ringkas
> Hadirin pun puas
>
> "Ulama":
> Ilmunya "luas"
> Akhlaknya buas
> Paparannya "jelas"
> Hadirin pun malas
>
>
> Perbedaan 8:
>
> Ulama:
> Istrinya satu
> Kalau yakin adil baru cari yang baru
> Dan minta izin istri dulu
> Agar tak keluar air matanya itu
>
> "Ulama"
> Katanya istrinya "satu"
> Dan poligami? Tak apa itu!
> Yang penting adil kasih mahar dan baju
> Dan siapa istri(-istri) yang lainnya tak (boleh) ada yang tahu
> (dan nikah siri pun bertutup pintu)
>
>
> Perbedaan 9:
>
> Ulama:
> Melihat akhlak bukan rupa
> Jadi contoh teladan pula
> Shalat malam diam-diam saja
> Agar jangan ada sebiji riya'
>
> "Ulama":
> Memakai selalu pakaian takwa
> Agar umat terkesan jubahnya
> Nanti kan bisa disangka
> Lebih tuhan dari Yang Esa
>
>
> Perbedaan 10:
>
> Ulama:
> "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
> hanyalah ulama ." (35:28)
>
> "Ulama":
> Sesungguhnya yang *tak takut* kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
> ialah "ulama".
>
> Pertanyaan kritis seperti biasa: Antum sendiri termasuk ulama atau
> "ulama", Akhi?
>
> Jawaban kritis tak kalah biasa: Tiada yang tahu dengan pasti, kecuali
> Allah semata.
>
> ---poetry ends---
>
> Salam,
> Andri
>
> 2008/10/28 Harlizon MBAu <[EMAIL PROTECTED]>:
>> He.. he.. he...
>> Ternyata lulusan ITB itu sebenarnya juga ulama Mas...?!
>> Sayang, sang ulama ternyata banyak yang nga tahu bahwa dirinya adalah
>> ulama...
>> Barangkali mirip kasus Adam yang ketipu setan, gara-gara mencuekkan
petunjuk
>> Illahnya (Quran, Injil & Taurat)
>> Apa pencerahan Mas ini jadi membuat ITB pantas dijuluki "Pencetak Ulama"?
>>
>> Salam Z
>>
>> 2008/10/28 Mohammad Andri Budiman <[EMAIL PROTECTED]>
>>>
>>> IMHO, bila yang diurus cuma soal fiqih, bangsa ini tidak akan
>>> maju-maju. Fiqih itu penuh interpretasi dan karenanya penuh perbedaan
>>> pendapat. Kadang-kadang suatu kelompok dengan fiqh tertentu
>>> meng-kafir-kan atau mem-bid'ah-kan kelompok yang lain yang berbeda
>>> fiqih -- karena yang dipakai mindset "holier-than-thou". Egosentrisme
>>> dan membangga-banggakan ketaqwaannya lebih nampak daripada kebenaran
>>> yang tadinya ingin diasung.
>>>
>>> Kini bila disebut kata "ulama", sering kesannya adalah seseorang yang
>>> bersorban, berjanggut, dan cenderung  mengatakan segala sesuatunya
>>> sebagai haram, demi kehati-hatian -- dengan mengabaikan prinsip
>>> "memudahkan, namun tidak memudah-mudahkan". Tentu saja, kesan
>>> "menghambat kemajuan" menjadi sangat kuat.
>>>
>>> Ibadah pun dibagi jadi dua: "mahdhah" (ritual) dan "ghairu mahdhah"
>>> (non-ritual) -- for some unknown reasons. Seringnya, yang ghairu
>>> mahdhah (seperti: bekerja) tidak dianggap sebagai ibadah. Karenanya:
>>> Shalat dhuha iya, namun korupsi juga iya -- lha wong waktu "terima
>>> amplop" kan sedang "tidak ibadah". Tak heran berturut-turut nama Al
>>> Amin ("yang terpercaya"), Bulyan Royyan ("pintu surga"), dan Yusuf
>>> (nabi yang tak mempan godaan) Faisal digaruk KPK -- despite their
>>> "holy names".
>>>
>>> Bukankah "ulama" itu jama' dari kata "alim", yang artinya
>>> "pandai"/"expert"? Pandai di suatu bidang apa saja tentunya -- tidak
>>> cuma fiqih. Termasuk ulama bila ia bisa mengatasi krisis dengan bijak.
>>> Bisa bikin bangunan tinggi anti gempa, atau menyelesaikan regional
>>> inequalities antara Jabodetabek dan daerah lain. Atau menemukan anti
>>> HIV dan mengatasi global warming. Atau pandai bikin alat buat menyadap
>>> oknum pejabat korup yang sering minta "transferan" kepada rekanan
>>> pengusaha pada saat "menggiring proyek".
>>>
>>> Summing up, kalau masih saja terlalu banyak "ulama fiqh" daripada
>>> "ulama ipteksosbudhankam" -- sampai yang bukan ahlinya juga ikut
>>> mengurus fiqih -- boleh jadi kaum liberal yang pola pikirnya bebas,
>>> funky, dan modern  -- walaupun mungkin aqidahnya tidak menentu --
>>> bakal lebih menarik untuk diikuti oleh anak muda Islam daripada kaum
>>> yang tampak kuno dan jumud yang cuma bisa berteriak "ini halal" dan
>>> "itu haram".
>>>
>>> Salam,
>>> Andri
>>>
>>> --
>>> Berlombalah dalam karya, bersinergi, terapkan kaidah ilmu/teknologi
serta
>>> kasih sayang dan manfaat untuk seisi alam, demi kebahagiaan dunia dan
>>> akhirat.
>>>
>>> Info pengelolaan milis Indonesia next better :
>>> http://pub.nextbetter.net/files/milist-indonesia-info.txt
>>
>>
>
> --
> Berlombalah dalam karya, bersinergi, terapkan kaidah ilmu/teknologi serta
> kasih sayang dan manfaat untuk seisi alam, demi kebahagiaan dunia dan
akhirat.
>
> Info pengelolaan milis Indonesia next better :
> http://pub.nextbetter.net/files/milist-indonesia-info.txt
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke