*Pengantar:*
Rekan-rekan yth.
Berikut ini satu dari rangkaian 13 cerita singkat terobosan teknologi yang
membangun Revolusi Digital. (Mohon dimaklumi, untuk dua minggu ke depan saya
akan kirimkan sekitar satu cerita per hari.)
Di tengah kritik terhadap kapitalisme saat ini (yang sangat wajar), saya
kira akan menarik untuk juga menengok perannya dalam menumbuhkan inovasi dan
perkembangan teknologi, yang pada akhirnya menopang kemajuan ekonomi.
Kisah-kisah tentang para entrepreneur dan inovator ini pernah dimuat majalah
Forum Keadilan sekitar 6 tahun silam dan merupakan ringkasan bebas dari buku
"Forbes Greatest Technology Stories: Inspiring Tales of the Entrepreneurs
and Inventors who Revolutionized Modern Busines" karya Jeffrey S. Young.
Cerita-cerita ini dapat pula ditengok di:
http://www.facebook.com/notes.php?id=635906551
Semoga bermanfaat.


REVOLUSI DIGITAL (KISAH 01)
*Asal Mula: Kemalangan Atanasoff*

Revolusi digital diawali sebuah pembajakan

Oleh Andrianto Soekarnen
Di musim dingin 1937, John Vincent Atanasoff, 34 tahun, mengendarai mobil
Ford Eight barunya kencang-kencang. Ia pergi berkeliling sesudah makan
malam. Sambil mengemudi, pikiran dosen muda di Departemen Fisika Iowa State
University itu terus dipenuhi sebuah obsesi, yakni membuat kalkulator yang
lebih baik daripada yang telah ada sebelumnya. Ia lalu berhenti di sebuah
kedai, tetap dengan lamunannya.

Sambil minum, ia mencorat-coret apa-apa yang ada dalam benaknya pada
selembar tisu. Ditemani derak benturan bola biliar, tangan Atanasoff tanpa
sadar mengguratkan revolusi yang akan mengubah dunia. Catatan tersebut akan
menjadi kalkulator elektronik pertama, sebuah mesin yang secara langsung
memelopori penciptaan komputer. Inilah permulaan peralihan dari era mekanik
ke digital.

Lamunan Atanasoff tentu bukan tanpa sebab. Pada sore hari itu, permintannya
untuk memodifikasi tabulator punch card IBM ditolak. Ketika itu, perhitungan
besar dan rumit harus dilakukan menggunakan tabulator yang bekerja secara
mekanik (berdasarkan gerak roda-roda gigi) tersebut. Sebagai peneliti teori
Fisika Kuantum, Atanasoff membutuhkan mesin hitung cepat dan akurat, yang
tak bisa dipenuhi tabulator. Dalam kejengkelan, profesor muda itu lalu
ngebut dengan mobilnya dan terdampar di kedai tadi.

Ketika kecil, Atanasoff telah diajari ibunya apa yang dinamakan matematika
biner. Berbeda dengan matematika berbasis bilangan desimal yang mengenal
angka 0 sampai 9 (matematika biasa), matematika biner hanya mengenal angka 0
dan 1. Atanasoff tiba-tiba tersadar bahwa bilangan biner mempunyai sifat
yang sama dengan listrik. Mereka hanya mengenal dua keadaan: menyala (sama
dengan 1) atau mati (nol).

Dengan demikian, bilangan desimal yang telah dikonversi menjadi bilangan
biner akan dapat dimanipulasi (dijumlahkan, dikurangkan, dikalikan, dsb)
secara elektronik. Hasilnya kemudian dapat ditransformasikan kembali menjadi
bilangan desimal.

Untuk merealisasikan ide ini, Atanasoff bekerjasama dengan seorang mahasiswa
yang jago elektronika, Cliff Berry. Melalui keterampilan Berry, skema
Atanasoff diwujudkan dalam bentuk mesin hitung elektronik.

Pada Desember 1940, Atanasoff menghadiri pertemuan American Association for
the Advencement of Science di Philadelphia. Kebetulan, di sana profesor John
W. Mauchly tengah membahas kebutuhan akan mesin hitung untuk membandingkan
cuaca dan aktivitas matahari. Atanasoff mendekati lelakim itu dan bercerita
tentang alat yang tersimpan di laboratoriumnya. Ketika berkunjung ke Iowa,
Maulchy tak bisa percaya bahwa, di sebuah tempat terpencil, ia akan
menemukan alat secanggih rancangan Atanasoff-Berry.

Akan tetapi, pada 1942, Jepang meyerang Pearl Harbor, Hawai. Amerika Serikat
terjun ke arena pertempuran Perang Dunia II. Para ilmuwan diminta
menyumbangkan pengetahuan untuk memenangkan perang. Atanasoff pergi ke
Washington dan bekerja di divisi yang amat rahasia dari Naval Ordonance Lab.
Di sana, ia banyak berkutat soal sikering dan bom.

Berkas paten mesin hitung yang telah disiapkannya kemudian terbengkalai
selama 20 tahun di meja pengacaranya. Sementara itu, kekurangan komponen di
masa perang mengharuskan komputer Atanasoff-Berry dibongkar untuk diambil
komponen-komponennya.

Sementara itu, Mauchly bernasib mujur. Ia direkrut dalam proyek Angkatan
Darat yang ingin membuat mesin hitung super cepat guna menciptakan tabel
menembak yang akurat. Di sana, Maulchy bekerjasama dengan J. Presper Eckert,
seorang jago elektronika, dalam proyek yang dinamakan Electronic Numerical
Integrator and Computer (ENIAC).

Mauchly dan Eckert membuat ENIAC berdasarkan konsep Atanasoff. Ketika proyek
itu diluncurkan, Mauchly dipuji untuk konsep "cemerlang"-nya menggunakan
sirkuit elektronik dan tabung vakum dalam penciptaan mesin hitung.

Tetapi, kisah ini tak berakhir di situ. Pada 1973, akibat sengketa Honeywell
vs Sperry Rand (dua perusahaan pembuat komputer), persoalan paten komputer
diperiksa ulang oleh pengadilan. Hakim akhirnya membatalkan hak paten
Eckert-Mauchly dan mengembalikannya kepada Atanasoff-Berry. Komputer pertama
pun kini dikenal dengan nama Atanasoff-Berry Computer (ABC). Atanasoff dapat
tersenyum lega. Ia meninggal pada 1994. Akan tetapi, di tahun 1963 (atau
sepuluh tahun sebelum mendapat pengakuan), Berry sudah lebih dulu mati bunuh
diri karena depresi.


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke