Sabtu, 20 Desember 2008

Bengkalis, Riau-Berdikari online (20/12/08): setelah memborbardir
dusun Suluk Bongkal dengan bom napalm, pihak kepolisian POLDA Riau
kembali menambah kekuatan sebanyak 8 bus pasukan, 8 truk pasukan
dalmas, tiga unit alat berat (bulldozer), ditambah beberapa ekor
anjing pelacak. Berdasarkan pantauan berdikari online di lapangan,
Polisi masih berupaya untuk mengejar sejumlah warga yang bersembunyi
di lapangan, termasuk mengejar beberapa orang aktifis dari Serikat
Tani Riau, organisasi petani yang berdiri membela hak-hak kaum tani.

 
Menurut reporter berdikari online, setiap radius 10 meter dijaga oleh
polisi, sedangkan masyarakat dilarang memasuki lokasi, termasuk
mengevakuasi jenasah anak kecil bernama Fitri yang tewas kemarin
(18/12). Polisi tidak segan-segan memukuli, menangkapi, dan menganiaya
warga yang berada di sekitar lokasi lahan warga. Akibatnya, 3 warga
dianiaya oleh aparat kepolisian. Seorang ibu hamil mengalami
pendarahan, tidak bisa dievakuasi dan dibawa  ke rumah sakit karena
dihalang-halangi oleh pihak kepolisian.

 Jakfar, pimpinan pusat Serikat Tani Nasional (STN) menyatakan,
tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian di Riau sudah melampaui
batas-batas kemanusiaan. Menurutnya, tindakan polisi yang dengan tanpa
mengantongi surat putusan pengadilan, bahkan tidak mengantongi Surat
Perintah dari atasannya secara tertulis, memberikan kecurigaan bahwa
seluruh aparat polisi ini sudah dibayar oleh PT. Arara Abadi. Padahal,
menurut Jakfar, setiap operasi lapangan seharusnya punya surat
perintah ataupun aturan formal karena kita Negara hukum. STN bersama
beberapa organisasi massa, seperti buruh, mahasiswa, dan kaum miskin
kota, akan menggelar aksinya ke kantor mabes POLRI.

Sampai berita ini diturunkan, situasi di lapangan masih mencekam.
Ribuan polisi, preman, satpol PP masih berjaga-jaga di sekitar lokasi
dan melakukan pemeriksaan terhadap setiap orang yang masuk. Ratusan
warga yang mencoba untuk memasuki lokasi untuk mencari
barang-barangnya yang masih selamat pun dilarang masuk oleh polisi.
Ratusan warga, terutama ibu-ibu dan anak-anak mengalami trauma berat
akibat aksi kekerasan hari Kamis lalu (18/12). (ulf)


Untuk lebih jelasnya, silahkan Mengakses di :
http://papernas.org/berdikari/content/view/139/1/


Kirim email ke