Kalau Anda bilang Komunisme tidak pernah mati, itu hanya karena Anda
fanatikus Komunisme yang membuta saja, dan tidak punya pengetahuan yang
cukup tentang apa yang benar-benar terjadi di negara-negara komunis
misalnya yang di RRC itu.

Perayaan RRC kali ini lucu! Kenapa?

Sistem
yang diterapkan di sana sebenarnya bukan komunisme lagi, melainkan
Kepitalisme Neo-liberal juga, sama dengan yang diterapkan oleh Soeharto dan 
kemudian dilanjutkan oleh presiden-presiden kita sampai sekarang.

Dari mana RRC belajar sistem ekoniomi tersebut?

Jawabnya: RRC belajar dari ekonom Berkeley Mafia juga! Sama halnya dengan yang 
dilakukan oleh Soeharto. Deng belajar dari Suharto lah!

Salah seorang profesor ekonomi yang berasal dari Universitas California itu 
diminta untuk mengajarkan ilmu ekonomi oleh pemerintah RRC.

"Maaf, Yang Mulya! Saya
tidak faham ilmu ekonomi sosialis ataupun Komunis. Saya hanya menguasai
ilmu ekonomi Kapitalis dengan semua variannya saja. Maaf!," begitulah
jawaban sang profesor kepada petinggi RRC, menolak tawaran mengajar di
RRC.

"Justeri ilmu ekonomi yang Anda kuasai itulah yang kami minta Anda 
mengajarkannya di universitas kami." jawab petinggi RRC.

Kira-kira bgitulah dialog yang terjadi.

Maka berangkatlah sang profesor ke RRC. Jelasnya, dia mengajar ilmu ekonomi 
kapitalisme di Universitas Nanjing!.

"Wah,
di sana seperti seorang selebriti! Mahasiswa yang ikut kuliah saya
banyak sekali! Memenuhi ruang kuliah yang luas!" kata sang profesor
tentang pengalamannya menjadi profesor di Nanjing. "Dan mereka memang
sangat menguasai terutama sekali ilmu perdagangan a la kapitalisme
dalam praktiknya. Orang China sejak dulu memang terkenal dalam urusan
dagang ini. Jadi,
bakat terpendam mereka sebagai bangsa selama Mao berkuasa dipendam,
tidak boleh muncul, atas nama faham Komunisme. Tapi sekarang sudah
lain. Sekarang Kapitalisme kembali dipraktikkan di sana." kira-kira
begitulah penjelasan sang professor.

Deng
memang bertolak belakang dengan Mao. Dengar saja ucapan Deng yang
lantang ini: "Tidak ada salahnya seseorang indivitu bercita-cita
menjadi porang kaya raya!"

Jadi, yang berjasa membangkitkan
kembali ekonomi RRC bukanlah ilmunya Marx dan Mao atau pun Lenin dan
Stalin, melainkan ilmunya Berkeley Mafia dan semangat borjuasinya Deng!

Jadi, apa yang dirayakan oleh RRC kemarin ini? Lucu-lucuan sajalah rupanya, ya? 
Hahahaha....!

Sekedar catatan, professor ini adalah mentor Mari Pangestu ketika menteri 
perdagangan kita ini mengambil titel Doktor di Universitas California tempat 
sang professor menjadi dosen.

Ikra.-
====









--- On Thu, 10/1/09, Dani Kristianto <dani.kristia...@yahoo.com>
 wrote:

From: Dani Kristianto <dani.kristia...@yahoo.com>
Subject: Komunisto (Ideologi tidak akan pernah mati kawan. Tunggu hari H jam 
B-nya !)
To: "Jejaklangkah" <jejaklang...@googlegroups.com>
Date: Thursday, October 1, 2009, 9:36 PM


Semalam ber sms dengan teman yang cenderung ke-kiri kiri an.
1 Oktober adalah Hari Jadi Republik Rakyat Cina dengan Partai Komunis sebagai 
penguasa atau partai tunggal.
Dan dalam publikasi di media masa, Pemerintah Cina memang mempublikasikan bahwa 
Cina yang digjaya adl karena menerapkan ideologi Komunis.

Teman saya pun berujar, "seandainya dulu Komunis menguasai Indonesia,mungkin 
saat ini Indonesia sudah digjaya seperti Cina".

Hari Kamis, 01 Oktober.
Saya menghadiri acara kejahatan di balik G30S, dilihat dari sisi anggota PKI dan
 simpatisannya yang ditahan oleh pemerintah era rezim Orde Baru.
Ada nara sumber mantan anggota Gerwani dan simpatisan paham itu.

Dan tetep saja, yang namanya Ideologi memang tidak pernah mati.
Dari nara sumber ada kesan bahwa mereka memandang tidak ada yang salah dengan 
PKI. PKI hanyalah korban dari skenario Amerika Serikat dan Alm. pak Harto yang 
ingin menumbangkan kekuasaan Bung Karno.
Berbagai
peristiwa sperti Bandar Betsy dimana anggota PKI membunuh anggota
Masyumi (Majelis Syuro Indonesia) adalah hanya propaganda Angkatan
Darat.

Oke diadakan rekonsiliasi,
tapi harus diadakan
rekonsiliasi besar dengan seluruh keluarga besar Masyumi, NU dan
seluruh anggota partai Islam yang pernah dibunuhi oleh anggota PKI.
Sehingga jika itu hanya propaganda maka harus dibuktikan siapa yang melakukan 
propaganda itu.

Andaikan Komunis dulu memenangkan Pemilu sehingga jadi partai penguasa di 
Indonesia. Apa yang akan terjadi ?.
Bila
 PKI direhabilitasi dan kemudian diperbolehkan didirikan kembali dan ikut 
Pemilu 2014 bagaimana ?.

Masih inget perkataan kawan saya, yang tidak setuju komunis maka tidak 
revolusioner.
Lalu
jika Komunis menang Pemilu, maka apakah akan salah, orang2 yang tidak
mendukung Komunis ataukah akan dicap TIDAK REVOLUSIONER.

Ideologi tidak akan pernah mati kawan.

Salam,




      


     


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke