Sukses Besar Para Koruptor








“Selamat Dan Sukses Untuk Para koruptor”
Bukan suatu hal yang berlebihan apabila dalam tulisan ini saya sampaikan ucapan 
selamat untuk para koruptor atas keberhasilan kinerjanya selama ini sehingga 
mampu menciptakan arena pertarungan akbar antara Polri dan KPK.
Ada beberapa hal yang dilakukan oleh IKI (Ikatan Koruptor Indonesia) yang layak 
kita acungi jempol diantaranya : 

Rasa persatuan yang kuat
Sistim pembentukan organisasi
Strategi perjuangan organisasi.
Rasa Persatuan yang kuat: Persatuan yang kuat dan kesamaan visi serta misi 
merupakan syarat mutlak keberhasilan pembentukan sebuah organisasi. Tanpa 
dilandasi oleh ikatan moril yang kuat suatu organisasi cenderung lemah dan 
mudah dihancurkan oleh “pihak lain.” Sebagai lembaga penampung para koruptor 
tentu saja yang dimaksud dengan “pihak lain” adalah Polri dan KPK. Karena 2 
institusi inilah yang mendapat wewenang untuk membubarkan sebuah lembaga 
koruptor. 
Sistim pembentukan organisasi: Berdirinya sebuah organisasi tentu tak lepas 
dari ajang pemilihan seorang Ketua Umum. Disinilah letak kelebihan dari IKI 
(Ikatan Koruptor Indonesia). Walaupun keanggotaannya terdiri dari berbagai 
unsur diantaranya Pengusaha (pribumi atau non pribumi), Pejabat Pemerintah 
bahkan tidak menutup kemungkinan masuknya Anggota Dewan dan Penegak Hukum di 
dalamnya, namun pada saat pemilihan Ketua Umum masing-masing unsur tidak saling 
berebut posisi sebagai Ketua Umum (tidak seperti parpol). Mereka sadar bahwa 
keberhasilan program organisasi jauh lebih penting dari sekedar jabatan Ketua 
Umum. Maka tak heran bila pembentukan “Organisasi Besar” ini luput dari 
pantauan para penegak hukum maupun kalangan pers sehingga tak pernah 
dipublikasikan. 
Strategi Perjuangan Organisasi: Organisasi ini dibentuk dengan prinsip dasar 
memberikan “Jaminan keamanan dan rasa aman” bagi para anggota. Untuk memperkuat 
strategi perjuangan organisasi maka di buat sebuah kesepakan yang 
ditandatangani oleh semua anggota yang diantaranya berbunyi: “Apabila salah 
satu anggota mendapat kendala dalam melakukan aksi korupsi maka semua anggota 
wajib memberikan bantuan, baik berupa dana maupun penyediaan seorang 
“Pengacara” yang handal atau dalam bentuk apapun untuk membebaskan salah satu 
anggota yang tersandung masalah.” 
Dalam melaksanakan Strategi Perjuangan Organisasi Ikatan Koruptor Indonesia 
maka tak jarang dilakukan semacam operasi intelijen (penyusupan) untuk dapatnya 
melemahkan kekuatan para penegak hukum dengan cara mengadu domba diantara dua 
kekuatan penegak hukum, dalam hal ini Polri dan KPK. Diakui atau tidak dengan 
terbentuknya KPK dan peningkatan kinerja Polri merupakan “Bahaya Laten” bagi 
para Koruptor. Sudah terlalu banyak jatuh korban dikalangan para koruptor baik 
dari unsur Pengusaha, Pejabat Pemerintah maupun dari kalangan Anggota Dewan. 
Apabila hal ini dibiarkan terus berlanjut maka akan sangat mengancam 
“Kelestarian habitat koruptor di Indonesia.” 
Konflik antara KPK dan Polri yang semakin memanas saya pandang merupakan bagian 
dari Operasi Intelijen yang dilakukan oleh IKI. Hal ini perlu dilakukan untuk 
mengalihkan perhatian para penegak hukum maupun KPK atas kasus besar yang 
sedang di tangani. Dan yang lebih mengerikan adalah adanya suatu operasi 
korupsi secara besar-besaran yang dilakukan oleh IKI, sehingga perlu melakukan 
operasi pengalihan perhatian Polri dan KPK, dengan harapan disaat 2 institusi 
ini saling unjuk kekuatan maka IKI dapat beroperasi secara lebih aman. 
Semua akhirnya kembali kepada kemauan untuk bercermin diri, baik KPK maupun 
Polri. Haruskah dua lembaga yang menjadi kebanggan serta tumpuan harapan bangsa 
ini begitu kerdil dan lemahnya sehingga dapat diombang-ambingkan oleh para 
koruptor. 
Salam: Ki Semar
“Selamat Dan Sukses Untuk Para koruptor”
Bukan suatu hal yang berlebihan apabila dalam tulisan ini saya sampaikan ucapan 
selamat untuk para koruptor atas keberhasilan kinerjanya selama ini sehingga 
mampu menciptakan arena pertarungan akbar antara Polri dan KPK.
Ada beberapa hal yang dilakukan oleh IKI (Ikatan Koruptor Indonesia) yang layak 
kita acungi jempol diantaranya :

Rasa persatuan yang kuat 
Sistim pembentukan organisasi 
Strategi perjuangan organisasi. 
Rasa Persatuan yang kuat: Persatuan yang kuat dan kesamaan visi serta misi 
merupakan syarat mutlak keberhasilan pembentukan sebuah organisasi. Tanpa 
dilandasi oleh ikatan moril yang kuat suatu organisasi cenderung lemah dan 
mudah dihancurkan oleh “pihak lain.” Sebagai lembaga penampung para koruptor 
tentu saja yang dimaksud dengan “pihak lain” adalah Polri dan KPK. Karena 2 
institusi inilah yang mendapat wewenang untuk membubarkan sebuah lembaga 
koruptor.
Sistim pembentukan organisasi: Berdirinya sebuah organisasi tentu tak lepas 
dari ajang pemilihan seorang Ketua Umum. Disinilah letak kelebihan dari IKI 
(Ikatan Koruptor Indonesia). Walaupun keanggotaannya terdiri dari berbagai 
unsur diantaranya Pengusaha (pribumi atau non pribumi), Pejabat Pemerintah 
bahkan tidak menutup kemungkinan masuknya Anggota Dewan dan Penegak Hukum di 
dalamnya, namun pada saat pemilihan Ketua Umum masing-masing unsur tidak saling 
berebut posisi sebagai Ketua Umum (tidak seperti parpol). Mereka sadar bahwa 
keberhasilan program organisasi jauh lebih penting dari sekedar jabatan Ketua 
Umum. Maka tak heran bila pembentukan “Organisasi Besar” ini luput dari 
pantauan para penegak hukum maupun kalangan pers sehingga tak pernah 
dipublikasikan.
Strategi Perjuangan Organisasi: Organisasi ini dibentuk dengan prinsip dasar 
memberikan “Jaminan keamanan dan rasa aman” bagi para anggota. Untuk memperkuat 
strategi perjuangan organisasi maka di buat sebuah kesepakan yang 
ditandatangani oleh semua anggota yang diantaranya berbunyi: “Apabila salah 
satu anggota mendapat kendala dalam melakukan aksi korupsi maka semua anggota 
wajib memberikan bantuan, baik berupa dana maupun penyediaan seorang 
“Pengacara” yang handal atau dalam bentuk apapun untuk membebaskan salah satu 
anggota yang tersandung masalah.”
Dalam melaksanakan Strategi Perjuangan Organisasi Ikatan Koruptor Indonesia 
maka tak jarang dilakukan semacam operasi intelijen (penyusupan) untuk dapatnya 
melemahkan kekuatan para penegak hukum dengan cara mengadu domba diantara dua 
kekuatan penegak hukum, dalam hal ini Polri dan KPK. Diakui atau tidak dengan 
terbentuknya KPK dan peningkatan kinerja Polri merupakan “Bahaya Laten” bagi 
para Koruptor. Sudah terlalu banyak jatuh korban dikalangan para koruptor baik 
dari unsur Pengusaha, Pejabat Pemerintah maupun dari kalangan Anggota Dewan. 
Apabila hal ini dibiarkan terus berlanjut maka akan sangat mengancam 
“Kelestarian habitat koruptor di Indonesia.”
Konflik antara KPK dan Polri yang semakin memanas saya pandang merupakan bagian 
dari Operasi Intelijen yang dilakukan oleh IKI. Hal ini perlu dilakukan untuk 
mengalihkan perhatian para penegak hukum maupun KPK atas kasus besar yang 
sedang di tangani. Dan yang lebih mengerikan adalah adanya suatu operasi 
korupsi secara besar-besaran yang dilakukan oleh IKI, sehingga perlu melakukan 
operasi pengalihan perhatian Polri dan KPK, dengan harapan disaat 2 institusi 
ini saling unjuk kekuatan maka IKI dapat beroperasi secara lebih aman.
Semua akhirnya kembali kepada kemauan untuk bercermin diri, baik KPK maupun 
Polri. Haruskah dua lembaga yang menjadi kebanggaan serta tumpuan harapan 
bangsa ini begitu kerdil dan lemahnya sehingga dapat diombang-ambingkan oleh 
para koruptor.
Salam: Ki Semar


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to