Zaman baheula mencuri itu congkel jendela, zaman sekarang mencuri itu
bermainlah dengan kewenangan penguasa

2010/1/11 <igan...@yahoo.com>

>
>
> Memang lucu juga ya, kenapa persoalan "dampak sistemik" yang dikhawatirkan
> muncul karena "kegelisahan pasar/masyarakat" masih menjadi wilayah kajian
> ekonom? Tempo hari
> di METRO TV debat Rizal Ramli (ekonit) vs Aviliani (Indef), ketika Aviliani
> membenarkan dampak sistemis karena Psikologi pasar/kegelisahan masyarakat.
> Rizal bilang "kita kan ekonom, kok kita bicara bidang psikologi?, kalau mau
> bicara psikologi masyarakat undang aja psikolog", kira2 begitu kata Rizal.
> Herannya para ahli psikologi sosial belum (tdk ada) yang berkomentar ttg hal
> ini.
> Salam,
> Syahganda nainggolan
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> -----Original Message-----
> From: "Habibie Nugroho Wicaksono" 
> <prof.habi...@gmail.com<prof.habibie%40gmail.com>>
>
> Date: Mon, 11 Jan 2010 07:01:34
> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-nasional%40yahoogroups.com><
> ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>>
> Subject: BLS: [ekonomi-nasional] Hegemoni Tafsir Skandal Bank Century.
>
> Ulasan Bung Rifki sangat menarik terutama tentang masalah perkembangan
> teori ekonomi. Saya ingin sharing opini pribadi. Setahu saya, teori pasar
> bebas adalah teori ekonomi di jaman purba karena teori ini berkembang di
> masa-masa ilmu ekonomi masih balita. Teori ini muncul di saat perdagangan
> masih sangat sederhana dibandingkan jaman sekarang dimana arus barang dan
> uang tidak secepat dan tidak sebesar saat ini. Ketika lingkup perdagangan
> sangat kecil, maka teori pasar bebas adalah konsep paling baik.
> Namun, di jaman ekonomi begitu global, teori pasar bebas tak ubahnya
> seperti teori seleksi alam Charles Darwin.
> Bung Rifky, saya ingin menanyakan alternatif dari bailout dalam mengatasi
> problematika ini. Sekaligus menjadi masukan bagi kita semua.
>
> Terima kasih
>
> -----Pesan Asli-----
> Dari: rifky pradana
> Terkirim: 11/01/2010 00:04:47
> Subjek: [ekonomi-nasional] Hegemoni Tafsir Skandal Bank Century.
>
>
>
> Ketika memberi penjelasan di
> depan Pansus DPR, 22 Desember 2009, Budiono bertindak layaknya seorang
> professor yang memberi kuliah kepada mahasiswanya.
>
> Dalam pertemuan tersebut,
> perdebatan telah ‘dikunci‘ pada
> persoalan efek sistemikkalau
> seandainya Bank Century tidak diselamatkan.
>
> Tidak satupun anggota DPR yang
> mempertanyakan; apakah model penyelamatan bailout merupakan kebijakan tepat
> atau salah ?.
>
> Ini terjadi bukan
> saja karena menganggap Budiono menguasai persoalan ekonomi, tetapi juga
> karena
> otoritas Budiono sebagai seorang professor dalam salah satu aliran ekonomi.
>
>
> Ada ‘kediktatoran terselubung’ dalam ilmu
> ekonomi, yang dilakukan oleh salah satu aliran atau varian dalam ilmu
> ekonomi,
> kemudian menobatkan diri sebagai satu-satunya klaim terhadap ilmu ekonomi -
> ekonomi
> orthodoks.
>
>
> Tirani Ekonomi
> Orthodoks.
>
> Pemikiran ekonomi,
> pada awalnya, tidak dapat dipisahkan dari masalah moral, etika, politik,
> kemasyarakatan, dan kemanusiaan.
>
> Meskipun kaum
> fisiokrat mencoba membentuk rumusan-rumusan matematis dalam teori ekonomi,
> namun Adam Smith tetap tidak memisahkannya dari persoalan filsafat moral,
> sosial, dan ekonomi.
>
> Jadi, pada masa
> awalnya, ilmu ekonomi sangat dekat dengan persoalan etika dan
> ekonomi-politik..
>
> Karena perkembangan
> sistem produksi, yang juga disertai perkembangan dalam sistim pemikiran,
> maka
> mulai terjadi banyak pergeseran dalam ilmu ekonomi untuk menjadi lebih
> fokus
> membahas soal produksi, konsumsi, nilai tenaga kerja, perdagangan
> komparatif,
> tolak ukur penduduk dan jumlah barang, dsb, dengan tokohnya; David Ricardo,
>
> Thomas Malthus, Jean Baptise Say, dan lain-lain.
>
> Pada tahun 1870an,
> berkembang satu aliran pemikiran yang bernama marjinalis, dan ini sangat
> berpengaruh
> dalam menggeser ilmu ekonomi menjadi lebih ‘teknis-matematis’ dan
> berorientasi
> pada pemaksimalan kebutuhan individual.
>
> Sejak itu, ilmu
> ekonomi semakin akrab dengan metode teknis-matematis.
>
> Paul Krugman, dalam
>
> buku berjudul Development,
> Geography, and Economic Theory menjelaskan, bahwa alasan beberapa
> teori ekonomi tidak diterima luas oleh para ekonom adalah karena hal itu
> tidak
> dimodelkan secara matematis.
>
> Lebih jauh lagi,
> Michael Parelman dalam ‘Railroading
> Economics : The Creation of the Free Market Mythology’ menjelaskan,
> sebuah teori ‘dapat ditolak’ untuk
> alasan ideologis karena di dalam ilmu ekonomi, ortodoksi adalah pasar
> bebas.
>
> Parelman mengutip
> pernyataan Francis A. Walker, presiden Asosiasi Ekonom Amerika, yang
> menyatakan
> bahwa ajaran laissez-faire bukan
> dibuat untuk percobaan ekonomi ortodoks semata, melainkan untuk menentukan
> apakah seorang sepenuhnya ekonom atau tidak.
>
> Dengan kata lain,
> untuk menjadi seorang ekonom, terutama setelah tumbangnya Uni-Sovyet,
> memerlukan ‘pengakuan dan persetujuan’
> terhadap pasar bebas—yaitu, mempercayai bahwa pasar dapat mengalokasikan
> sumber
> daya secara efisien.
>
> Sejak itu, ilmu
> ekonomi bukan saja menjadi sebuah ilmu yang rumit dan hanya bisa dipahami
> oleh
> segelintir ahli, tetapi juga ilmu ekonomi menjadi sekedar legitimator
> terhadap
> bekerjanya sebuah sistem ekonomi, namun terpisah dari praktik ekonomi.
>
> Seharusnya, seperti
> dikatakan Joseph Schumpeter, ilmu ekonomi harus memuat sejarah, statistic,
> dan
> teori. Namun, belakangan ini, aspek sejarah dan politik ekonomi (dimensi
> filosofis) terus dikesampingkan, dan semakin terfokus pada aspek
> metodologis-statistik.
>
>
> Budiono dan Bailout.
>
> Dalam kasus Century,
> seperti dikatakan di atas, persoalan benar-benar sudah dikunci soal cukup
> dan
> tidaknya alasan untuk memberikan dana bailout, bukan pada persoalan; apakah
>
> kebijakan bailout satu-satunya pilihan, ataukah ada pilihan lain yang lebih
>
> tepat ?.
>
> Akibatnya, para
> ekonomi dan anggota pansus tersandera dalam perdebatan soal prosedur legal
> formal, metodologis, dan penafsian.
>
> Tidak ada yang
> menggugat ‘bailout’ sendiri sebagai ‘salah satu pilihan’, bukan ‘opsi
> terakhir’, melainkan ada begitu
> banyak pilihan-pilihan lain.
>
> Seolah-olah, karena
> perdebatan tersebut, bailout merupakan kebijakan yang sudah tepat dan tidak
>
> dapat diganggu gugat, hanya saja, mungkin, soal momen dan prasyarat
> pengucurannya yang kurang tepat. Ini
> menurut mereka.
>
> Saya melihat ini
> tidak lebih dari sebuah peran ‘hegemonic’ sebuah ‘doktrin
> ekonomi’, bukan soal kebenaran sebuah teori ekonomi pada praktik ekonomi.
>
> Dalam beberapa terakhir,
> neoliberalisme sudah begitu menghegemonik bukan saja di Indonesia, tetapi
> juga
> pada skala global.
>
> Ini juga mencakup
> dotrin-doktrin mereka soal keutamaan pasar, pemajaan sektor finansial, dsb.
>
>
> Persoalannya,
> sebagian besar ekonom pun tidak memiliki satu kata terhadap penyebab dan
> bentuk
> krisis saat ini.
>
> Bagi penganut ekonomi
> mainstream, termasuk Budiono, krisis ekonomi sekarang tidak lebih sebagai
> persoalan likuiditas. Sehingga, bagi mereka, solusi praksisnya adalah
> bagaimana
> memberikan suntikan dana segar ke perbankan atau institusi finansial.
>
> Namun, pendapat itu
> belum tentu merupakan pandangan yang sah dan benar, meskipun mungkin
> didukung
> oleh sebagian besar ekonom.
>
> Bagi sebagian besar
> ekonom penentang neoliberal, penyebab krisis saat ini bukan hanya soal
> krisis
> likuiditas, tetapi juga persoalan krisis solvibilitas; bukan hanya krisis
> finansial, melainkan krisis pada sektor real.
>
> Mungkin, di luar
> pengetahuan saya, ada begitu banyak pendapat lain soal krisis ini, namun
> tidak
> dapat saya gambarkan dengan lengkap.
>
> Kita tidak membahas
> sempurna soal perdebatan itu, namun menjelaskan bahwa ekonom neoliberal
> telah
> menggunakan kekuatannya -politik, klaim akademis, dll- untuk menundukkan
> pendapat aliran pemikiran ekonomi lainnya.
>
> Persoalannya, menurut
> Michael Parelman, ekonomi orthodoks tidak dapat menggambarkan dunia dan
> kenyataan secara objektif, melainkan melalui abstraksi-abstraksi teoritis.
>
> Teori Budino dalam
> menjelaskan kasus century hanya akan menjadi ‘menara gading’, terpisah
> dengan kenyataan sebenarnya, karena
> sebagian besar pendapatnya adalah abstraksi teoritis semata.
>
> Inilah kediktatoran
> ekonom orthodoks.
>
> Dalam memperdebatkan
> penyebab krisis, kita tidak bisa berperilaku seperti ketika menjawab
> pertanyaan
> 3+3=6, tetapi ini membutuhkan dimensi filosofis dan ilmu-ilmu yang lebih
> luas.
>
> Dan, terkait dengan
> hal itu, kita tidak bisa menjadikan pendapat seorang ekonom sebagai
> ‘postulat’
> sebelum itu dikonfirmasi oleh kenyataan dan fakta.
>
>
> Harus Ilmiah dan
> Objektif.
>
> Saya melihat, bahwa
> klaim Budiono terhadap persoalan kebenaran ‘bailout’
> lebih pada persoalan klaim, bukan pada soal objektifitas dan keilmiahan.
>
> Demikian pula dengan
> klaim ‘efek sistemik’, itu lebih dari
> sebuah hegemoni dalam menafsirkan sebuah situasi ekonomi, ketimbang sebuah
> analisa dan kesimpulan objektif.
>
> Saya bersepakat
> dengan Rudolf Hilferding, seorang ekonom marxist, sebuah pendapat hanya
> dapat
> bersifat mutlak apabila memenuhi syarat; kebenaran teori tersebut diterima
> secara universal dan diakui oleh seluruh manusia yang berfikir secara
> rasional,
> seperti hukum gravitasi, hukum genetika Mendel, dsb.
>
> Ekonom yang
> menyatakan bahwa bailout adalah solusi terhadap krisis, tentu saja, masih
> merupakan pendapat sepihak.
>
> Apalagi tafsir
> terhadap sistemik dan tidak, itupun masih observasi subjektif dari Budiono
> dan
> koleganya.
>
> Buktinya, ada begitu
> banyak ekonom lain yang mengatakan, bahwa penutupan terhadap Bank Century
> tidak
> akan berdampak sistemik.
>
> Di Indonesia, ekonom
> terbelah dua dalam memperdebatkan masalah ini.
>
> Pada kenyataannya,
> kebijakan bailout di berbagai negara, termasuk AS, tidak bisa menjadi
> solusi
> permanen terhadap krisis kapitalisme.
>
> Menurut Paul Krugman,
> seorang ekonom liberal dan peraih nobel ekonomi, bailout Tim Geithner dan
> Obama
> tidak akan bisa bekerja jika asset bermasalah sudah undervalued.
>
> Sebaliknya, menurut
> ekonom yang sebarisan dengan Budiono ini, bank-bank tertentu justru
> menjadikan
> ini ‘kesempatan’ untuk mendapat
> keuntungan besar.
>
> Dalam kasus AIG,
> misalnya, dana bailout justru
> dipergunakan oleh para manajer bank ini untuk berpesta dan sebagai bonus
> atas
> pekerjaan mereka.
>
> Ini tidak berbeda
> jauh dengan kasus Bank Century di Indonesia, dimana dana bailout justru
> dinikmati pemilik
> bank dan segelintir deposan besar.
>
>
> *
> Budiono dan Ilmu Ekonomi
> http://ekonomi.kompasiana.com/2009/12/25/budiono-dan-ilmu-ekonomi/
> *
>
>
> Pansus Hak Angket Skandal Bank Century akan segera memintakan perlindungan
> saksi kepada LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) agar memberikan
> perlindungan bagi mantan Direktur BI (Bank Indonesia) Zainal Abidin.
> Perlindungan itu dimintakan terkait dengan kesaksian Zainal Abidin perihal
> rapat yang diselenggarakan oleh BI pada tanggal 13-Nopember-2008.
>
> Zainal Abidin, yang sebulan pasca rapat itu dilengserkan dari jabatan
> direktur dan dimutasikan ke jabatan fungsional sebagai peneliti, telah
> memberikan kesaksian di depan Pansus yang sangat bisa jadi dengan
> kesaksiannya itu akan menjadi awal dari mulai terbukanya sedikit demi
> sedikit tabir misteri yang selama ini menyelimuti skandal bailout Bank
> Century.
>
> Suasana rapat BI pada tanggal 13-Nopember-2008, yang dihadiri antara lain
> oleh Boediono dan Miranda Goeltom itu diliputi oleh isak tangis dari Siti
> Fajrijah, mantan Deputi Pengawasan BI.
>
> Materi rapat penting itu antara lain membicarakan rencana pemberian FPJP
> (Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek) kepada Bank Century.
>
> Peserta rapat terbelah ke dalam dua kelompok, ada kelompok yang ingin
> membant Bank Century dengan FPJP itu dengan alasan CAR (Capital Adequacy
> Ratio) atau Rasio Kecukupan Modal yang tidak perlu lagi mengacu kepada angka
> tertentu tetapi cukup dengan CAR yang positif saja.
>
> Namun, ada pula kelompok yang tetap berpegang kepada aturan pemberian FPJP
> yang mensyaratkan CAR minimal harus 4%-5%.
>
> Kesaksian perihal terbelahnya pendapat para pemimpin BI di dalam rapat
> perihal syarat minimal CAR terkait rencana BI memberikan FPJP kepada Century
> tersebut, sangat bisa jadi ada kaitan eratnya dengan kebijakaan BI yang
> kemudian merubah aturan persyaratan CAR.
>
> Ini menimbulkan aroma dan indikasi kuat bahwa perubahan yang dilakukan BI
> tersebut, memang dilakukan oleh pimpinan BI semata-mata hanya berdasarkan
> pertimbangan dan kepentingan untuk memuluskan rencana melakukan bailout
> terhadap Bank Century.
>
> Selain kesaksian tersebut diatas, dalam pemeriksaan Pansus terhadap mantan
> Direktur BI tersebut, ditemukan beberapa fakta yang membuat Wakil Ketua
> Pansus menyimpulkan bahwa ada indikasi kuat yang bernuansa tekanan dari
> Kementerian Keuangan terhadap BI perihal rencana bailout Bank Century.
>
> Akankah itu merupakan awal dari semakin terkuaknya kebenaran tentang
> bailout Bank Century yang selama ini dicoba ditutupi dan disembunyikan ?.
>
> Semoga pepatah kuno, becik ketitik olo ketoro, masih bisa mewujud di zaman
> yang disarati oleh paham neoliberal dan globalisasi pasar bebas ini.
>
>
> Wallahualambishshawab.
>
> *
> Kontroversi 13-Nopember-2008
> http://polhukam.kompasiana.com/2010/01/09/kontroversi-13-nopember-2008/
> *
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
    ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to