kalau sumsi bisa menjadi pembenaran atas penyelewengan ..alangkah naifnya
para ekonom, mana yg harus di dahulukan fakta data yang jelas atau asumsi,
sdh jelas century tak memenuhi syarat untuk ditalangi..jadilah asumsi
sebagai kambing hitam sekarang!..semua pejabat berwenang saat ini lebih
menekankan pentingnya si asumsi..soalnya kan paling aman untuk menimpakan
kesalahan atas asumsi.
Bagi saya pribadi semakin kesini, sudah jelas manusia yg mendapatkan amanah
di peemrintahan sekarang tak punya malu dan partai pendukungnya juga
kelihatan tak punya moral dan etika.

2010/1/12 Habibie Nugroho Wicaksono <prof.habi...@gmail.com>

>
>
> Banyak orang yang menganggap ekonomi hanya berkaitan dengan uang, nilai
> tukar, tingkat pertumbuhan, inflasi dan segala instrumen ekonometrika yang
> mengikutinya. Banyak masyarakat yang tidak memahami bahwa ekonomi dibangun
> atas dasar asumsi. Asumsi akan selera, budaya, teknologi dan beragam hal-hal
> lain yang sangat abstrak.
> Asumsi inilah yang akan mempengaruhi insentif para pelaku ekonomi yang pada
> akhirnya akan membentuk wajah dari suatu kehidupan perekonomian suatu
> masyarakat, negara dan pada akhirnya dunia.
> Adalah hal yang sangat membingungkan bila ada seorang ekonom yang
> mengabaikan faktor psikologis, karena bila asumsi berubah maka landasan
> konsep ekonominya berubah. Tentu saja, konsep psikologi dalam bidang ekonomi
> jangan disamakan dengan konsep psikologi yang diterapkan oleh seorang
> psikolog.
> Mengenai masalah century, memperdebatkan masalah sistemik seperti
> memperdebatkan apakah hantu ada atau tidak, karena semuanya didasarkan atas
> landasan yang sangat asumtif. Mungkin lebih baik pansus fokus dulu ke aliran
> dana. Setelah aliran dana diketahui, pihak-pihak yang harus bertanggungjawab
> tidak akan bisa mengelak lagi.
>
> -----Pesan Asli-----
> Dari: igan...@yahoo.com <igandul%40yahoo.com>
> Terkirim: 11/01/2010 18:05:05
> Subjek: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Hegemoni Tafsir Skandal Bank Century.
>
> Memang lucu juga ya, kenapa persoalan "dampak sistemik" yang dikhawatirkan
> muncul karena "kegelisahan pasar/masyarakat" masih menjadi wilayah kajian
> ekonom? Tempo hari
>
> di METRO TV debat Rizal Ramli (ekonit) vs Aviliani (Indef), ketika Aviliani
> membenarkan dampak sistemis karena Psikologi pasar/kegelisahan masyarakat.
> Rizal bilang "kita kan ekonom, kok kita bicara bidang psikologi?, kalau mau
> bicara psikologi masyarakat undang aja psikolog", kira2 begitu kata Rizal.
> Herannya para ahli psikologi sosial belum (tdk ada) yang berkomentar ttg hal
> ini.
>
> Salam,
>
> Syahganda nainggolan
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> -----Original Message-----
>
> From: "Habibie Nugroho Wicaksono" 
> <prof.habi...@gmail.com<prof.habibie%40gmail.com>
> >
>
> Date: Mon, 11 Jan 2010 07:01:34
>
> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-nasional%40yahoogroups.com><
> ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>>
>
> Subject: BLS: [ekonomi-nasional] Hegemoni Tafsir Skandal Bank Century.
>
> Ulasan Bung Rifki sangat menarik terutama tentang masalah perkembangan
> teori ekonomi. Saya ingin sharing opini pribadi. Setahu saya, teori pasar
> bebas adalah teori ekonomi di jaman purba karena teori ini berkembang di
> masa-masa ilmu ekonomi masih balita. Teori ini muncul di saat perdagangan
> masih sangat sederhana dibandingkan jaman sekarang dimana arus barang dan
> uang tidak secepat dan tidak sebesar saat ini. Ketika lingkup perdagangan
> sangat kecil, maka teori pasar bebas adalah konsep paling baik.
>
> Namun, di jaman ekonomi begitu global, teori pasar bebas tak ubahnya
> seperti teori seleksi alam Charles Darwin.
>
> Bung Rifky, saya ingin menanyakan alternatif dari bailout dalam mengatasi
> problematika ini. Sekaligus menjadi masukan bagi kita semua.
>
> Terima kasih
>
> -----Pesan Asli-----
>
> Dari: rifky pradana
>
> Terkirim: 11/01/2010 00:04:47
>
> Subjek: [ekonomi-nasional] Hegemoni Tafsir Skandal Bank Century.
>
> Ketika memberi penjelasan di
>
> depan Pansus DPR, 22 Desember 2009, Budiono bertindak layaknya seorang
>
> professor yang memberi kuliah kepada mahasiswanya.
>
> Dalam pertemuan tersebut,
> perdebatan telah ‘dikunci‘ pada
> persoalan efek sistemikkalau
> seandainya Bank Century tidak diselamatkan.
>
> Tidak satupun anggota DPR yang
> mempertanyakan; apakah model penyelamatan bailout merupakan kebijakan tepat
> atau salah ?.
>
> Ini terjadi bukan
> saja karena menganggap Budiono menguasai persoalan ekonomi, tetapi juga
> karena
> otoritas Budiono sebagai seorang professor dalam salah satu aliran ekonomi.
>
>
> Ada ‘kediktatoran terselubung’ dalam ilmu
> ekonomi, yang dilakukan oleh salah satu aliran atau varian dalam ilmu
> ekonomi,
> kemudian menobatkan diri sebagai satu-satunya klaim terhadap ilmu ekonomi -
> ekonomi
> orthodoks.
>
>
> Tirani Ekonomi
> Orthodoks.
>
> Pemikiran ekonomi,
> pada awalnya, tidak dapat dipisahkan dari masalah moral, etika, politik,
> kemasyarakatan, dan kemanusiaan.
>
> Meskipun kaum
> fisiokrat mencoba membentuk rumusan-rumusan matematis dalam teori ekonomi,
> namun Adam Smith tetap tidak memisahkannya dari persoalan filsafat moral,
> sosial, dan ekonomi.
>
> Jadi, pada masa
> awalnya, ilmu ekonomi sangat dekat dengan persoalan etika dan
> ekonomi-politik..
>
> Karena perkembangan
> sistem produksi, yang juga disertai perkembangan dalam sistim pemikiran,
> maka
> mulai terjadi banyak pergeseran dalam ilmu ekonomi untuk menjadi lebih
> fokus
> membahas soal produksi, konsumsi, nilai tenaga kerja, perdagangan
> komparatif,
> tolak ukur penduduk dan jumlah barang, dsb, dengan tokohnya; David Ricardo,
>
> Thomas Malthus, Jean Baptise Say, dan lain-lain.
>
> Pada tahun 1870an,
> berkembang satu aliran pemikiran yang bernama marjinalis, dan ini sangat
> berpengaruh
> dalam menggeser ilmu ekonomi menjadi lebih ‘teknis-matematis’ dan
> berorientasi
> pada pemaksimalan kebutuhan individual.
>
> Sejak itu, ilmu
> ekonomi semakin akrab dengan metode teknis-matematis.
>
> Paul Krugman, dalam
>
> buku berjudul Development,
> Geography, and Economic Theory menjelaskan, bahwa alasan beberapa
> teori ekonomi tidak diterima luas oleh para ekonom adalah karena hal itu
> tidak
> dimodelkan secara matematis.
>
> Lebih jauh lagi,
> Michael Parelman dalam ‘Railroading
> Economics : The Creation of the Free Market Mythology’ menjelaskan,
> sebuah teori ‘dapat ditolak’ untuk
> alasan ideologis karena di dalam ilmu ekonomi, ortodoksi adalah pasar
> bebas.
>
> Parelman mengutip
> pernyataan Francis A. Walker, presiden Asosiasi Ekonom Amerika, yang
> menyatakan
> bahwa ajaran laissez-faire bukan
> dibuat untuk percobaan ekonomi ortodoks semata, melainkan untuk menentukan
> apakah seorang sepenuhnya ekonom atau tidak.
>
> Dengan kata lain,
> untuk menjadi seorang ekonom, terutama setelah tumbangnya Uni-Sovyet,
> memerlukan ‘pengakuan dan persetujuan’
> terhadap pasar bebas—yaitu, mempercayai bahwa pasar dapat mengalokasikan
> sumber
> daya secara efisien.
>
> Sejak itu, ilmu
> ekonomi bukan saja menjadi sebuah ilmu yang rumit dan hanya bisa dipahami
> oleh
> segelintir ahli, tetapi juga ilmu ekonomi menjadi sekedar legitimator
> terhadap
> bekerjanya sebuah sistem ekonomi, namun terpisah dari praktik ekonomi.
>
> Seharusnya, seperti
> dikatakan Joseph Schumpeter, ilmu ekonomi harus memuat sejarah, statistic,
> dan
> teori. Namun, belakangan ini, aspek sejarah dan politik ekonomi (dimensi
> filosofis) terus dikesampingkan, dan semakin terfokus pada aspek
> metodologis-statistik.
>
>
> Budiono dan Bailout.
>
> Dalam kasus Century,
> seperti dikatakan di atas, persoalan benar-benar sudah dikunci soal cukup
> dan
> tidaknya alasan untuk memberikan dana bailout, bukan pada persoalan; apakah
>
> kebijakan bailout satu-satunya pilihan, ataukah ada pilihan lain yang lebih
>
> tepat ?.
>
> Akibatnya, para
> ekonomi dan anggota pansus tersandera dalam perdebatan soal prosedur legal
> formal, metodologis, dan penafsian.
>
> Tidak ada yang
> menggugat ‘bailout’ sendiri sebagai ‘salah satu pilihan’, bukan ‘opsi
> terakhir’, melainkan ada begitu
> banyak pilihan-pilihan lain.
>
> Seolah-olah, karena
> perdebatan tersebut, bailout merupakan kebijakan yang sudah tepat dan tidak
>
> dapat diganggu gugat, hanya saja, mungkin, soal momen dan prasyarat
> pengucurannya yang kurang tepat. Ini
> menurut mereka.
>
> Saya melihat ini
> tidak lebih dari sebuah peran ‘hegemonic’ sebuah ‘doktrin
> ekonomi’, bukan soal kebenaran sebuah teori ekonomi pada praktik ekonomi.
>
> Dalam beberapa terakhir,
> neoliberalisme sudah begitu menghegemonik bukan saja di Indonesia, tetapi
> juga
> pada skala global.
>
> Ini juga mencakup
> dotrin-doktrin mereka soal keutamaan pasar, pemajaan sektor finansial, dsb.
>
>
> Persoalannya,
> sebagian besar ekonom pun tidak memiliki satu kata terhadap penyebab dan
> bentuk
> krisis saat ini.
>
> Bagi penganut ekonomi
> mainstream, termasuk Budiono, krisis ekonomi sekarang tidak lebih sebagai
> persoalan likuiditas. Sehingga, bagi mereka, solusi praksisnya adalah
> bagaimana
> memberikan suntikan dana segar ke perbankan atau institusi finansial.
>
> Namun, pendapat itu
> belum tentu merupakan pandangan yang sah dan benar, meskipun mungkin
> didukung
> oleh sebagian besar ekonom.
>
> Bagi sebagian besar
> ekonom penentang neoliberal, penyebab krisis saat ini bukan hanya soal
> krisis
> likuiditas, tetapi juga persoalan krisis solvibilitas; bukan hanya krisis
> finansial, melainkan krisis pada sektor real.
>
> Mungkin, di luar
> pengetahuan saya, ada begitu banyak pendapat lain soal krisis ini, namun
> tidak
> dapat saya gambarkan dengan lengkap.
>
> Kita tidak membahas
> sempurna soal perdebatan itu, namun menjelaskan bahwa ekonom neoliberal
> telah
> menggunakan kekuatannya -politik, klaim akademis, dll- untuk menundukkan
> pendapat aliran pemikiran ekonomi lainnya.
>
> Persoalannya, menurut
> Michael Parelman, ekonomi orthodoks tidak dapat menggambarkan dunia dan
> kenyataan secara objektif, melainkan melalui abstraksi-abstraksi teoritis.
>
> Teori Budino dalam
> menjelaskan kasus century hanya akan menjadi ‘menara gading’, terpisah
> dengan kenyataan sebenarnya, karena
> sebagian besar pendapatnya adalah abstraksi teoritis semata.
>
> Inilah kediktatoran
> ekonom orthodoks.
>
> Dalam memperdebatkan
> penyebab krisis, kita tidak bisa berperilaku seperti ketika menjawab
> pertanyaan
> 3+3=6, tetapi ini membutuhkan dimensi filosofis dan ilmu-ilmu yang lebih
> luas.
>
> Dan, terkait dengan
> hal itu, kita tidak bisa menjadikan pendapat seorang ekonom sebagai
> ‘postulat’
> sebelum itu dikonfirmasi oleh kenyataan dan fakta.
>
>
> Harus Ilmiah dan
> Objektif.
>
> Saya melihat, bahwa
> klaim Budiono terhadap persoalan kebenaran ‘bailout’
> lebih pada persoalan klaim, bukan pada soal objektifitas dan keilmiahan.
>
> Demikian pula dengan
> klaim ‘efek sistemik’, itu lebih dari
> sebuah hegemoni dalam menafsirkan sebuah situasi ekonomi, ketimbang sebuah
> analisa dan kesimpulan objektif.
>
> Saya bersepakat
> dengan Rudolf Hilferding, seorang ekonom marxist, sebuah pendapat hanya
> dapat
> bersifat mutlak apabila memenuhi syarat; kebenaran teori tersebut diterima
> secara universal dan diakui oleh seluruh manusia yang berfikir secara
> rasional,
> seperti hukum gravitasi, hukum genetika Mendel, dsb.
>
> Ekonom yang
> menyatakan bahwa bailout adalah solusi terhadap krisis, tentu saja, masih
> merupakan pendapat sepihak.
>
> Apalagi tafsir
> terhadap sistemik dan tidak, itupun masih observasi subjektif dari Budiono
> dan
> koleganya.
>
> Buktinya, ada begitu
> banyak ekonom lain yang mengatakan, bahwa penutupan terhadap Bank Century
> tidak
> akan berdampak sistemik.
>
> Di Indonesia, ekonom
> terbelah dua dalam memperdebatkan masalah ini.
>
> Pada kenyataannya,
> kebijakan bailout di berbagai negara, termasuk AS, tidak bisa menjadi
> solusi
> permanen terhadap krisis kapitalisme.
>
> Menurut Paul Krugman,
> seorang ekonom liberal dan peraih nobel ekonomi, bailout Tim Geithner dan
> Obama
> tidak akan bisa bekerja jika asset bermasalah sudah undervalued.
>
> Sebaliknya, menurut
> ekonom yang sebarisan dengan Budiono ini, bank-bank tertentu justru
> menjadikan
> ini ‘kesempatan’ untuk mendapat
> keuntungan besar.
>
> Dalam kasus AIG,
> misalnya, dana bailout justru
> dipergunakan oleh para manajer bank ini untuk berpesta dan sebagai bonus
> atas
> pekerjaan mereka.
>
> Ini tidak berbeda
> jauh dengan kasus Bank Century di Indonesia, dimana dana bailout justru
> dinikmati pemilik
> bank dan segelintir deposan besar.
>
>
> *
> Budiono dan Ilmu Ekonomi
> http://ekonomi.kompasiana.com/2009/12/25/budiono-dan-ilmu-ekonomi/
> *
>
>
> Pansus Hak Angket Skandal Bank Century akan segera memintakan perlindungan
> saksi kepada LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban) agar memberikan
> perlindungan bagi mantan Direktur BI (Bank Indonesia) Zainal Abidin.
> Perlindungan itu dimintakan terkait dengan kesaksian Zainal Abidin perihal
> rapat yang diselenggarakan oleh BI pada tanggal 13-Nopember-2008.
>
> Zainal Abidin, yang sebulan pasca rapat itu dilengserkan dari jabatan
> direktur dan dimutasikan ke jabatan fungsional sebagai peneliti, telah
> memberikan kesaksian di depan Pansus yang sangat bisa jadi dengan
> kesaksiannya itu akan menjadi awal dari mulai terbukanya sedikit demi
> sedikit tabir misteri yang selama ini menyelimuti skandal bailout Bank
> Century.
>
> Suasana rapat BI pada tanggal 13-Nopember-2008, yang dihadiri antara lain
> oleh Boediono dan Miranda Goeltom itu diliputi oleh isak tangis dari Siti
> Fajrijah, mantan Deputi Pengawasan BI.
>
> Materi rapat penting itu antara lain membicarakan rencana pemberian FPJP
> (Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek) kepada Bank Century.
>
> Peserta rapat terbelah ke dalam dua kelompok, ada kelompok yang ingin
> membant Bank Century dengan FPJP itu dengan alasan CAR (Capital Adequacy
> Ratio) atau Rasio Kecukupan Modal yang tidak perlu lagi mengacu kepada angka
> tertentu tetapi cukup dengan CAR yang positif saja.
>
> Namun, ada pula kelompok yang tetap berpegang kepada aturan pemberian FPJP
> yang mensyaratkan CAR minimal harus 4%-5%.
>
> Kesaksian perihal terbelahnya pendapat para pemimpin BI di dalam rapat
> perihal syarat minimal CAR terkait rencana BI memberikan FPJP kepada Century
> tersebut, sangat bisa jadi ada kaitan eratnya dengan kebijakaan BI yang
> kemudian merubah aturan persyaratan CAR.
>
> Ini menimbulkan aroma dan indikasi kuat bahwa perubahan yang dilakukan BI
> tersebut, memang dilakukan oleh pimpinan BI semata-mata hanya berdasarkan
> pertimbangan dan kepentingan untuk memuluskan rencana melakukan bailout
> terhadap Bank Century.
>
> Selain kesaksian tersebut diatas, dalam pemeriksaan Pansus terhadap mantan
> Direktur BI tersebut, ditemukan beberapa fakta yang membuat Wakil Ketua
> Pansus menyimpulkan bahwa ada indikasi kuat yang bernuansa tekanan dari
> Kementerian Keuangan terhadap BI perihal rencana bailout Bank Century.
>
> Akankah itu merupakan awal dari semakin terkuaknya kebenaran tentang
> bailout Bank Century yang selama ini dicoba ditutupi dan disembunyikan ?.
>
> Semoga pepatah kuno, becik ketitik olo ketoro, masih bisa mewujud di zaman
> yang disarati oleh paham neoliberal dan globalisasi pasar bebas ini.
>
>
> Wallahualambishshawab.
>
> *
> Kontroversi 13-Nopember-2008
> http://polhukam.kompasiana.com/2010/01/09/kontroversi-13-nopember-2008/
> *
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
    ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke