Kompromi di kesimpulan akhir Pansus
tentang Skandal Bank Century tampaknya sudah berhasil tercapai. 
 
Jajaran para Staf Khusus Presiden yang
turun gunung langsung membantu para politisi Partai Demokrat dalam mengupayakan
kompromi politik dengan pihak parpol-parpol lainnya tampaknya telah menunjukkan
tanda-tanda keberhasilannya.
 
Taktik dan strategi yang mengkombinasikan
pendekatan lobi politik digabungkan dengan pressure politik berupa pengungkapan
kasus-kasus hukum, terbukti manjur dan ampuh serta digdaya.
 
Indikasi itu terlihat dari kalkulasi suara
dalam pemilihan atas opsi pilihan yang akan menjadi kesimpulan akhir Pansus. 
 
Sebagaimana diketahui, opsi pertama adalah
di FPJP dan PMS maupun kebijakan dan pelaksanaannya tidak ada permasalahan,
opsi kedua adalah di FPJP dan PMS maupun kebijakan tidak ada permasalahan namun
di pelaksanaannya ada masalah, opsi ketiga adalah di FPJP dan PMS maupun
kebijakan dan pelaksanaannya ada permasalahan.  
 
Semula, posisi sikap politik dari partai
Demokrat adalah pada pilihan opsi pertama. Namun sebagai bentuk kompromi
politik, saat ini telah bergeser menjadi opsi kedua. 
 
Tampaknya pihak PKB dan PAN serta Gerindra
juga sudah menyatakan komitmennya untuk memilih opsi kedua.
 
Selain itu, tampaknya Golkar dan PKS pun
juga mulai melunak dan mulai mempertimbangkan untuk mengambil posisi politik
untuk memilih opsi kedua.
 
Dengan komposisi suara yang demikian, maka
sekalipun PDIP dan Hanura tetap ngotot memilih opsi ketiga, maka akan sia-sia
belaka karena jumlah perolehan suaranya akan kalah dengan perolehan suara untuk
opsi kedua.
 
Kompromi pilihan di opsi kedua ini
tampaknya merupakan muara kompromi yang paling realistis dibandingkan pilihan
opsi pertama, apalagi jika dibandingkan dengan opsi ketiga.
 
Resiko yang akan dihadapi Golkar dan PKS
serta PPP dan Gerindra jika tetap ngotot memilih opsi ketiga akan menjadi
terbuka lebar. Parapetinggi parpolnya
berpotensi akan segera terjerat kasus hukum yang saat ini sudah mulai
digulirkan.
 
Opsi kedua ini akan menyelamatkan semua
pihak, karena resiko yang sama juga berlaku untuk PDIP dan Hanura jika opsi
ketiga yang menjadi pemenang voting Pansus.
 
Memang, apabila tetap dipaksakan pada opsi
pertama pun, sebenarnya gejolak ketidak puasan yang mungkin timbul di kalangan
publik pun juga tidak berpotensi akan menimbulkan instabilitas. Akan tetapi, 
tetap
saja kurang bijaksana karena sama saja dengan menyimpan bara dalam sekam.
 
Kompromi atas opsi kedua ini juga berarti
tidak akan ada yang dipersalahkan dari jajaran para pengambil keputusan bailout
Century, baik dari pihak Bank Indonesiamaupun unsur-unsur lain yang tergabung 
dalam KSSK. 
 
Tentunya, opsi kedua ini juga akan
menyelamatkan Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani dari tuntutan hukum.
 
Hanya masalahnya, parpol-parpol diluar
partai Demokrat perlu semacam jalan keluar agar pilihan terhadap opsi kedua ini
dapat dilaksanakan dengan baik. Maka, sistem pemilihannya pun sudah mengerucut,
yaitu memakai sistim voting secara tertutup.
 
Demikianlah ending dari drama Century yang
telah berlangsung berbulan-bulan, yang mungkin bagi beberapa pihak terasa
seperti anti klimaks. 
 
Ya, suka atau tidak suka, itulah bentuk
kesepakatan yang paling realistis. 
 
Kompromi atas opsi yang memungkinkan level
yang dipersalahkan hanyalah mereka yang berada di level pelaksana, bukan mereka
yang berada di level para pengambil kebijakan.
 
Akhirulkalam, kepentingan politik kembali
menjadi panglima. Lalu, apa tanda bahwa telah tercapai kompromi dan kesepakatan
itu ?.
 
Kasus-kasus hukum seperti kasus perpajakan
yang membelit petinggi Golkar, dan kasus impor sapi fiktif yang menyasar
petinggi PPP, serta kasus L/C fiktif yang mengancam posisinya elit petinggi
PKS, dan kasus Munir maupun Kontras yang melibatkan petinggi Gerindra, secara
perlahan-lahan akan di-peti es-kan.
 
Begitukah yang akan terjadi ?.
 
Wallahulambishshawab.
 
*
Catatan Kaki :
Artikel lainnya yang berjudul ‘Tukar Guling dalam Skandal Century’
dapat dibaca dengan mengklik di sini , dan yang
berjudul ‘The Century Band’
dapat dibaca dengan mengklik di sini .
*
Inilah Ending dari Skandal Century
http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/01/inilah-ending-dari-skandal-century/
*






Dua hari mendatang, Selasa tanggal 2 Maret 2010, menurut rencana akan dilakukan 
sidang paripurna Pansus Skandal Bank Century.
 
Hasil dari sidang paripurna itu, diyakini akan menentukan perjalanan karier dan 
kelangsungan jabatan dari para tokoh yang menjadi dalang dan bidan dari Skandal 
Kebijakaan Bailout Bank Century.
 
Tak heran jika kemudian lobi politik ke segenap pihak pun menjadi aktif dan 
gencar dilakukan oleh para petinggi Partai Demokrat. Tak ketinggalan, hal yang 
sama juga dilakukan oleh para anggota Staf Khusus Presiden.
 
Beberapa pihak yang dijadikan sasaran lobi, telah mengakui telah didatangi oleh 
para utusan khusus dari penguasa Negara itu dengan maksud tujuan melobi terkait 
Pansus Skandal Century.
 
 
Namun anehnya, aktivitas lobi melobi itu dibantah oleh para utusan khususnya 
penguasa Negara. Malahan disebutkan sebaliknya, bahwasanya justru beberapa 
pihak dari unsure-unsur Partai Politik diluar organ Partai Demokrat yang telah 
mendatangi pihak penguasa Negara.
 
Para utusan partai telah berusaha menemui Presiden SBY dalam rangka mencoba 
menegosiasikan kasus hukum yang menerpa dirinya.
Tentulah dapat ditebak, imbalan dari negoisasi kasus hukum itu adalah kesediaan 
dari partai yang siap mengubah kesimpulan akhirnya.
 
 
Bersediakah Presiden SBY bernegoisasi menukar kasus hukum itu dengan imbalan 
berupa hasil kesimpulan akhir Pansus yang disesuaikan dan diselaraskan dengan 
keinginan pihak Partai Demokrat ?.
 
 
“Presiden tidak mau bernegosiasi apapun terhadap kasus hukum”, kata Staf Khusus 
Presiden bidang Hukumdan HAM, Denny Indrayana.
 
“Jangankan kepentingan partai politik tertentu, terhadap proses hukum kerabat 
Beliau sendiri, prosesnya dibiarkan berjalan tanpa intervensi apapun. 
Karenanya, saya yakin, presiden pasti akan menolak upaya partai tertentu yang 
mentransaksikan dan menukar posisi melihat kasus century dengan proses hukum 
yang sedang mereka jalani. Pasti tidak akan terjadi deal. Dalam hal demikian, 
saya yakin, presiden akan menjawab : no deal !”, kata Denny Indrayana.
 
 
Tak pelak lagi, berita tentang adanya upaya deal tukar guling antara kasus 
hukum dengan rumusan kesimpulan akhir Pansus ini menimbulkan pertanyaan 
dikalangan publik.
 
 
Partai Politik manakah yang mencoba membujuk Presiden SBY agar bersedia 
mengesampingkan kasus hukum yang menimpa elite partainya dengan imbalan 
perubahan sikap partai politik tersebut dalam rumusan kesimpulan akhir Pansus ?.
 
 
Entahlah, yang tahu tentu hanya partai politik yang bersangkutan dengan 
Presiden SBY saja, karena Denny Indrayana enggan menyebutkan nama dari partai 
politik itu.
 
Namun sejauh yang diketahui oleh publik, saat ini sejalan dengan semakin 
terkuaknya tabir selimut Kasus Skandal Century ini, mulai dimunculkan pula 
kasus hukum yang diduga kuat melibatkan beberapa petinggi dari partai politik 
dimana para kadernya terkenal kritis dan vokal dalam Pansus Skandal Century.
 
 
Sebut saja beberapa diantaranya, elite petinggi dari partai Gerindra saat ini 
sedang menghadapi ancaman untuk dibukanya kembali kasus hukum yang terkait 
dengan dugaan pembunuhan atas diri Munir.
Partai Golkar, bahkan tak tangung-tanggung, pimpinan tertinggi dari partai ini 
juga sedang dibidik dalam kasus hukum terkait bidang perpajakan.
 
Partai PPP, juga sama. Ada petingginya yang sedang disidik kasus hukum terkait 
kasus impor sapi fiktif.
 
Partai PDIP tak ketinggalan ikutan terkena juga. Kelanjutan dari kasus hukum 
terkait dugaan suap dalam pemilihan petinggi Bank Indonesia kembali 
diintensifkan.
 
Bahkan tak terkecuali, bidikan diarahkan juga kepada PKS, sebuah partai politik 
yang dikenal publik sebagai parpol yang bersih dan peduli serta Islami.
 
Andi Arief yang staf khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, 
bersama Velix Wanggai yang staf khusus Presiden bidang Pembangunan Daerah dan 
Otonomi Daerah, telah berencana melaporkan ke Mabes Polri terkait kasus hukum 
yang melibatkan kader PKS.
 
Misbakhun, salah seorang kader PKS yang merupakan salah seorang inisiator Hak 
Angket Skandal Bank Century yang menjadi target sasarannya.
 
Kasus hukum yang dimunculkan terkait kader PKS itu adalah kasus dugaan penipuan 
berupa LC (Letter of Credit) fiktif di Bank Century.
 
Kasus LC Fiktif tersebut berkait dengan kepemilikan Misbakhun di PT. Prima 
Internusa berupa salinan LC senilai US$ 22,5 juta, dokumen gadai deposito, akta 
notaris dan bukti kepemilikan saham 99%.
 
Pengajuan LC Fiktif itu diduga dilakukan saat yang bersangkutan berencana 
melakukan ekspor gandum pada November 2009.
Lalu kasusnya berkembang menjadi menjurus kearah tindakan manipulasi yang 
bernuansa penipuan.
 
LC yang diajukannya ke Bank Century itu sudah keluar, sebelum surat gadai 
disetujui pada 19 November 2009. Dan, bahkan ekspor gandum yang dimaksud itu 
ternyata tidak ada kenyataan realisasinya alias fiktif.
 
Ditambah lagi, PT. Prima Internusa sesungguhnya juga tidak ada relevansinya 
dengan perdagangan hasil pertanian, sebab perusahaan itu bergeraknya di bidang 
pengolahan biji plastik.
 
“Ke Satgas Mafia Hukum sudah. Rencananya akan kita serahkan ke Mabes Polri”, 
demikian kata Andi Arief saat memberikan penjelasan di Kantor UKP4.
 
 
Akhirulkalam, demikianlah sekilas gambaran tentang seru dan gegap gempitanya 
para elite pimpinan Negara dalam melakukan aktivitas lobi melobi dan tawar 
menawar serta negoisasi terkait Skandal Bank Century.
 
Mengapa di jajaran para pimpinan Negara yang sedang berkuasa seolah sedemikian 
all out dan all cost serta all risk dalam upaya menutupi Skandal Bailout 
Century ?. Adakah borok yang sedemikian parah terkait itu ?. Aib apa yang 
sedang berusaha disembunyikannya ?.
 
 
Wallahualambishshawab.
 
 
*
Catatan Kaki :
Artikel lain yang berjudul ‘The Century Band’ dapat dibaca dengan mengklik di 
sini .
*
Tukar Guling dalam Skandal Century
http://polhukam.kompasiana.com/2010/02/28/tukar-guling-dalam-skandal-century/
*
 

 
Harmonisasi sebuah lagu sangat tergantung dari aransemen, dimana tak hanya 
dilakukan penyesuaian harmonisasi terhadap komposisi musik antar instrumen 
musik yang digunakan dengan suara penyanyinya, namun juga dilakukan perluasan 
teknis untuk mencapai nilai artistik yang diinginkannya.
 
Aransemen secara singkatnya dapat diartikan sebagai kegiatan membuat atau 
mengubah kompisisi musik yang didasarkan pada komposisi musik yang telah ada.
 
Sedangkan harmonisasi dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai keindahan 
komposisi musik pengiring dengan suara penyanyinya, agar tercapai keselarasan 
atau keserasian, sehingga lagu tersebut terdengar selaras.
 
Hasil akhir yang ingin dicapai dari aransemen dan harmonisasi lagu itu adalah 
keterpukaan para pendengarnya, sehingga menyukai lagu tersebut.
 
 
Mungkin serupa dengan aransemen dan harmonisasi itulah yang saat ini sedang 
diupayakan oleh para Staf Khusus Presiden, dalam konteks mempersiapkan lagu 
yang akan dilantunkan secara koor oleh para anggota Pansus DPR perihal Skandal 
Bank Century.
 
Sedemikian intensifnya, sehingga para anggota Staf Khusus Presiden, salah satu 
misalnya adalah AndiArief, menjadi lebih memilih sibuk melakukan lobi politik 
ketimbang mengurusi bencana longsor di Ciwidey.
 
 
Tak hanya para anggota staf khusus, juga seluruh anggota FPD (Fraksi Partai 
Demokrat) sudah melakukan konsolidasi dan dalam status siaga satu dalam 
menghadapi hasil akhir kesimpulan yang akan diputuskan oleh Pansus DPR perihal 
Skandal Bank Century.
 
Ramadhan Pohan, salah seorang anggota Komisi I dari FPD, bahkan sampai 
membatalkan keberangkatannya ke Amerika Serikat.
 
 
Sebagaimana diketahui, peran Amerika Serikat dalam percaturan politik di 
Indonesia itu sedemikian penting dan menentukan, sehingga tentunya undangan 
dari pemerintah Amerika Serikat itu sangat penting bagi perkembangan karier 
politiknya. “Event ini bermanfaat bagi kepentingan karir politisi dan 
networking saya, dan PD ke depan”, kata Ramadhan Pohan.
 
 
Akan tetapi, demi memenangkan voting yang kemungkinan akan terjadi di rapat 
terakhir Pansus Skandal Bank Century, Ramadhan Pohan secara rela dan ikhlas 
membuang satu kesempatan penting bagi karier politiknya di masa depan. “Satu 
suara saya sangat penting buat voting paripurna 3 Maret ini. Maka dengan ikhlas 
saya membatalkan berangkat ke AS”, kata Ramadhan Pohan.
 
 
Ya, memang peran Amerika Serikat itu sedemikian menentukan bagi perkembangan 
karier politik para politisi maupun promosi jabatan bagi para pejabat negara di 
Indonesia.
 
 
Kembali kepada soal aransemen dan harmonisasi terhadap koor yang akan dilakukan 
oleh para anggota Pansus DPR itu, apa yang dilakukan oleh para anggota Partai 
Demokrat beserta Staf Khusus Presiden itu sepertinya memang tidaklah tanpa 
hasil alias tidaklah sia-sia belaka.
 
Setidaknya hal itu dapat terlihat dari sikap FPAN (Fraksi Partai Amanat 
Nasional) yang sudah berubah mendekati sikap yang diinginkan oleh Partai 
Demokrat. Demikian pula dengan Gerindra, gejalanya juga sudah akan menyusul 
sikapnya FPAN.
 
 
Sebagaimana diketahui, saat ini lagi adu kuat antara pihak yang menginginkan 
voting dilakukan secara terbuka atau voting secara tertutup.
 
Voting secara terbuka atau tertutup ini memang penting, tak hanya bagi 
kepentingan Partai Politik namun juga bagi rakyat pemilihnya.
 
Setidaknya, para pemilihnya akan mengetahui, apakah wakil yang dipilihnya 
termasuk penyuka lirik lagunya ‘kuburan band’ (yang telah diaransemen dengan 
lirik yang berbeda)…
 
…C A minor D minor ke G ke C lagi…A minor D minor ke G ke C lagi…A minor D 
minor ke G ke C lagi…….Lupa, lupa lupa lupa, lupa lagi ‘kepentingan 
rakyatnya’…Lupa, lupa lupa lupa, lupa lagi ‘kepentingan konstituennya’…….Ingat, 
ingat ingat ingat, cuma ingat ‘kepentingan dirinya’…Ingat, aku ingat ingat, 
cuma ingat ‘kepentingan kursi jabatannya’…
 
 
Akankah koor lagu yang akan dilantunkan oleh fraksi-fraksi itu akan menjadi 
wasilah yang menyeret parpolnya menuju ‘kuburan’  mereka di Pemilu tahun 2014 
mendatang ?.
 
 
Wallahualambishshawab.
 
*
The Century Band
http://polhukam.kompasiana.com/2010/02/27/the-century-band/
*


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke