Nur Cahyono, saudara sepupunya Presiden SBY secara resmi sudah menyatakan 
keinginannya agar Julia Perez bersedia mendampinginya dalam Pilkada kabupaten 
Pacitan pada bulan Desember tahun 2010.

Julia Perez alias Jupe pun juga sudah menyatakan kesiapannya untuk bertarung di 
ajang pilkada di Pacitan itu sebagai calon Wakil Bupati.

“Jupe hanya bersedia dicalonkan sebagai wakil bupati”, kata Sutikno, 
koordinator koalisi Ampera, koalisi partai pengusungnya.

“Jupe hanya sebagai calon wakil bupati, sedangkan calon bupatinya tetap asli 
Pacitan”, kata Sutikno menambahkan penjelasannya tentang posisinya Jupe.


Jupe juga sudah mempersiapkan lahir dan batin untuk mengemban amanah rakyat 
dengan menjadi Wakil Bupati Pacitan itu.

“Kalau negara membutuhkan, saya siap. Saya sudah memposisikan diri sebagai 
budak negara”, kata Jupe.
Bahkan Jupe untuk persiapan maju di pilkada Pacitan itu juga sudah membentuk 
tim sukses, hanya saja ia masih merahasiakan nama-nama anggota timnya.

“Saya sudah ada tim, tim sukses gue berpengalaman kok, siapa aja orangnya, 
masih rahasia”, kata Jupe.


Berkenaan dengan majunya Jupe sebagai calon Wakil Bupati Pacitan itu, koalisi 
partai pendukungnya mempunyai alasan dan dasar pertimbangan dimana menurut 
mereka itu kehadirannya Jupe yang merupakan artis tingkat nasional itu akan 
memecah kebekuan politik yang terjadi di Pacitan.

Disamping itu, Jupe juga mempunyai wilayah pergaulan yang luas itu diharapkan 
kelak dapat mendatangkan investor ke Pacitan ini. Sehingga dapat menjadi solusi 
bagi pembangunan di Pacitan yang hingga saat ini terbilang belum berkembang, 
malahan cenderung tertinggal dibandingkan dengan kabupaten di sekitarnya.

“Pacitan tertinggal, di sini tidak ada industri, pabrik, dan usaha skala 
menengah–besar. Sektor pariwisata juga tidak berkembang. Kami butuh sosok 
seperti Jupe yang bisa menggaet investor masuk ke Pacitan”, kata Sutikno.


Sejalan dengan itu, Nur Cahyono sepupunya Presiden SBY yang berprofesi sebagai 
pengusaha jasa konstruksi yang cukup sukses ini juga menyatakan sudah adanya 
kesamaan visi antara dirinya dengan Jupe soal pengembangan Pacitan di masa 
depan.

“Saya dan Julia Perez punya kesamaan visi dan misi untuk mengembangkan Pacitan, 
terutama di bidang pariwisata”, kata Nur Cahyono yang selama 2 periode 
berturut-turut pernah menjabat sebagai Kepala Desa di Pagutan, kecamatan 
Arjosari, kabupaten Pacitan.


Namun tampaknya, Jupe akan mendapatkan saingan yang tidak ringan. Ayu Azhari 
yang pernah mencalonkan diri sebagai Bupati Sukabumi, juga mulai berfikir untuk 
mencalonkan di Pacitan.
Disamping Ayu Azhari, artis penyanyi dangdut Cici Paramida dikabarkan juga 
sudah menyatakan akan mencalonkan diri di pilkada kabupaten Pacitan.

“Selain Jupe, memang ada nama Cici Paramida”, kata Sutikno


Pacitan yang merupakan tempat kelahirannya Presiden SBY sekaligus juga 
merupakan daerah yang telah mengantarkan Edhie Baskoro Yudhoyono menjadi 
Anggota DPR dengan rekor suara terbanyak itu makin hari makin populer dan 
tambah seksi saja di mata para selibriti dan politisi tingkat nasional.


Berkait dengan adanya penolakan terhadap Jupe, yang bahkan PAN (Partai Amanat 
nasional) pun sudah menyatakan penolkannya terhadap Jupe ini rupanya tak 
menjadi persoalan yang mengganggu bagi Nur Cahyono.

Menurut Nur Cahyono, semua warga negara itu memiliki hak politik yang sama baik 
untuk memilih kepala daerah maupun dipilih.

“Biarkan nanti rakyat yang menentukan pilihan. Sebab, semua warga negara berhak 
mencalonkan diri”, kata Nur Cahyono yang di Pacitan dikenal sebagai kalangan 
keluarga Cikeas ini.


Ya, itulah demokrasi, jika rakyat Pacitan pun tekah menghendaki Jupe dan 
nantinya akan memilihnya, maka musti dihalang-halangi ?.


Wallahualambishshawab.

*
Catatan Kaki :
        * Artikel yang membahas pencalonan Jupe di pilkada Pacitan dapat dibaca 
di “Jupe & SBY for Pacitan”, dan yang membahas Ayu Azhari serta Julia Perez 
serta Inul Daratista sebagai selebriti yang berkeinginan menjadi calon kepala 
daerah dapat dibaca di “Trio Srikandi Indonesia”.
        * Artikel yang membahas peran Susno Duadji sebagai whistle blower 
dimana keselamatan jiwanya dapat terancam setiap saat dapat dibaca di “Jangan 
Bunuh Susno”, dan yang membahas keuntungan dan kerugiannya jika Susno jadi 
Ketua KPK dapat dibaca di “Menimbang Susno sebagai Ketua KPK”.
        * Artikel yang membahas kesenjangan gaji antara pegawai pajak dengan 
pegawai di instansi lainnya diluar instansi Kemenkeu dapat dibaca di 
“Mencemburui Aparat Pajak”, dan yang membahasperbandingan antara insinyur yang 
pusing dalam mencari duit dengan para ekonom yang pusing dalam membuang duit 
dapat dibaca di “Insinyur pusing Cari Duit, Sri Mulyani pusing Buang Duit”.
*
Sepupu SBY lamar Jupe
http://polhukam.kompasiana.com/2010/04/02/sepupu-sby-lamar-jupe/

*



Arjuna disamping memiliki isteri Dewi Wara Sembadra dan Dewi Srikandi serta 
Dewi Larasati, juga memiliki beberapa isteri lainnya, yaitu Dewi Ulupi, Dewi 
Dresanala, Dewi Jiwambang, Dewi Wilutama, Endang Manuhara.

Dari beberapa isteri Arjuna itu ada dua orang isterinya yang populer di 
kalangan pecinta cerita wayang, yaitu Dewi Wara Sembadra dan Dewi Srikandi

Apabila Dewi Wara Sembadra digambarkan sebagai wanita cantik jelita yang 
gemulai dan lemah lembut, maka Dewi Srikandi digambarkan sebagai wanita cantik 
jelita yang gesit dan cekatan serta sikap penampilanmbranyak dengan posisi muka 
langak atau mendongak.

Srikandi ini bersaudara kandung dengan Dewi Drupadi, isterinya Prabu Kresna. 
Mereka berdua adalah putri dari Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, penguasa 
negara Pancalareja.

Srikandi yang dikisahkan sebagai penitisannya Dewi Amba ini sangat gemar 
mempelajari ilmu olah kanuragan dan keprajuritan. Salah satu yang paling 
menonjol dari keahliannya memainkan senjata, adalah kemahirannya dalam memanah.

Keahliannya itu salah satunya didapatkan saat ia berguru kepada Arjuna, yang 
kemudian hari menjadi suaminya. Namun dalam perkawinannya dengan Arjuna itu, ia 
tidak dianugerahi anak.

Sehubungan dengan keahlian olah keprajuritannya itu, disamping bertugas sebagai 
isteri, Srikandi juga diserahi tugas sebagai penanggungjawab keselamatan dan 
keamanan kesatriyan Madukara dengan seluruh isinya.

Di dalam episode perang Bharatayudha, Srikandi ini tampil sebagai salah satu 
senapati perang dari pihak Pandawa. Saat itu ia bertindak sebagai senapati 
pengganti sehubungan dengan senopati sebelumnya, yaitu Resi Seta telah gugur 
dalam pertempuran melawan Resi Bisma. Srikandi yang merupakan titisannya Dewi 
Amba ini dengan mengandalkan senjata pusaka pana Hrusangkali akhirnya berhasil 
mengalahkan Resi Bisma.


Di dunia modern saat ini, Srikandi ini disamping RA Kartini seringkali 
dijadikan simbol dan lambang serta sumber inspirasinya perjuangan emansipasi 
wanita di masyarakat Jawa.


Berkait dengan emansipasi dan peningkatan partisipasinya kaum wanita. 
Seringkali jika ada publik figur di kalangan wanita yang berani tampil dengan 
menerabas batas-batas tabu dan paugeran yang dianggap kolot dan kuno serta 
membelenggu kebebasan wanita, maka publik figur itu oleh beberapa kalangan 
diidentikkan dengan sosoknya Srikandi.

Bisa jadi, itu merupakan sebuah pengidentikan yang kurang tepat. Namun, mungkin 
pengidentikan itu berlandaskan pemikiran yang mengambil latar belakang 
kehidupan Srikandi yang berada dalam suatu perkawinan model poligami, dikaitkan 
dengan cara Srikandi menyikapinya yang berbeda dengan Sembadra.


Salah satu misalnya, Ayu Azhari dan Julia Lopez serta Inul Daratista. Mereka 
bertiga, sebagaimana diketahui selama ini telah berani menujukkan penampilan 
yang dianggap sudah menerabas batas-batas tabu.

Penampilan mereka di depan publik yang berani menerabas batasan norma dan tabu 
serta paugeran yang berlaku selama ini telah dianggap membelenggu kebebasan 
wanita.


Maka mereka bertiga oleh beberapa kalangan dianggap sebagai salah satu sumber 
inspirasi dan ilham bagi perjuangan emansipasi dan peningkatan partisipasi kaum 
wanita, dalam rangka menuju ke tatanan peradaban baru yang lebih menjanjikan.

Dan karena itu, sepantasnyalah jika mereka bertiga dinisbatkan di jajaran 
Srikandi-Srikandi dunia modern Indonesia.


Saat ini, penisbatan gelar Srikandi bagi mereka bertiga semakin kukuh lantaran 
niat mereka yang ingin tampil ke dunia politik.

Trio Srikandi Indonesia ini, belum lama ini telah mendeklarasikan tekadnya 
untuk berkarya yang lebih nyata lagi dari sekedar hanya tampil dengan pose yang 
berani.

Mereka bertiga ingin menjadi pemimpin masyarakat dalam mengupayakan kemajuan 
dan kemakmuran serta kesejahteraannya rakyat Indonesia.


Ayu Azhari telah menyatakan niatnya untuk menjadi calon Bupati Sukabumi di 
propinsi Jawa Barat, dan Inul Daratista bertekad mencalonkan diri menjadi 
Bupati Malang di propinsi Jawa Timur, serta Julia Lopez memantapkan diri untuk 
bersaing memperebutkan posisi Bupati Pacitan di propinsi Jawa Timur.


Berbekal popularitas yang telah digenggamnya selama kiprah mereka sebagai 
selebriti, mereka bertiga mencoba untuk memulai menapaki dunia politik.

Dunia politik, sebuah dunia dengan carut marut dan polah tingkahnya itu 
sesungguhnya secara prinsipnya tak jauh-jauh dengan dunia selebriti yang telah 
mereka geluti sebelumnya. Karena, panggung politik itu nyaris tak berbeda 
dengan panggungnya para selebriti, penggabungan antara penciptaan sensasi 
dengan bedak gincu pembenaran dan selubung pencitraan.

Dimana jika mereka mampu memenej semua itu dengan baik, maka tak tertutup 
kemungkinan mereka juga akan mampu tampil sebagai sosok yang menonjol dan 
diperhitungkan.


Akhirulkalam, langkah Trio Srikandi Indonesia ini sangat bisa jadi akan menjadi 
penjuru kiblat serta sumber ilham dan inspirasi bagi para kolega mereka.

Lalu, akankah kemudian Srikandi-Srikandi yang lain seperti Dewi Persik dan Trio 
Macan serta Annisa Bahar juga akan segera terilhami untuk menyusul pula ?.

Dan, apakah Sukabumi dan Malang serta Pacitan dengan tampilnya trio Srikandi 
Indonesia itu kemudian akan menunjukkan geliat kemajuannya menuju peradaban 
yang lebih baik ?.


Wallahulambishshawab.


*
Catatan Kaki :
        * Artikel terkait yang membahas seputar tampilnya Julia Perez alias 
Jupe sebagai salah satu calon Bupati Pacitan dapat dibaca di ‘Jupe & SBY for 
Pacitan’ dengan mengklik di sini , dan yang membahas seputar pasar online 
bisnis seks dapat dibaca di ‘Seks Dot Com’ dengan mengklik di sini , serta yang 
membahas seputar dibutuhkannya ikon dan maskot yang berguna sebagai perekat 
kultural antar peradaban dunia dapat dibaca di ‘Miss Serambi Mekkah’ dengan 
mengklik di sini .
        * Artikel terbaru yang membahas seputar persaingan dalam memperebutkan 
posisi Ketua Umum partai Demokrat dapat dibaca di ‘Andi versus Anas’ dengan 
mengklik di sini , dan yang membahas seputar wacana pencalonan Susno Duadji 
sebagai Ketua KPK dapat dibaca di ‘Menimbang Susno sebagai Ketua KPK’ dengan 
mengklik di sini , serta yang membahas seputar kenikmatannya para pegawai pajak 
dengan standar gaji yang tinggi disertai fasilitas lain yang menggiurkan dapat 
dibaca di ‘Nikmatnya jadi Pegawai Pajak’ dengan mengklik di sini .
        * Artikel menarik yang membahas seputar perbandingan kebijakan sektor 
energi dan standar tarif listrik antara Indonesia dengan Malaysia dapat dibaca 
di ‘Indonesia disetrum Malaysia’ dengan mengklik disini ,  dan yang membahas 
seputar pertimbangan hukum antara pemberi suap dengan penerima suapdapat dibaca 
di ‘Pemberi dan Penerima Suap’ dengan mengklik di sini , serta yang membahas 
seputarkasus suap terhadap pejabat Indonesia yang terbongkar lantaran adanya 
sidang sebuah kasus di pengadilan Inggris dapat dibaca di ‘Kasus Suap di Migas 
Indonesia’ dengan mengklik di sini .
*
Trio Srikandi Indonesia
http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/29/trio-srikandi-indonesia/
*




Siapa yang tak kenal Pacitan ?. Rasanya hampir tak ada. Boleh dibilang, nyaris 
seluruh rakyat Indonesia hampir pasti mengenalnya.

Pacitan, nama suatu daerah yang berada di pesisir selatan pulau Jawa ini 
merupakan tanah kelahirannya Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNIAD (purn) 
DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono.


Menurut catatan sejarah Babad Pacitan, nama Pacitan itu berasal dari kata yang 
merupakan istilah lain dari camilan atau makanan kecil.

Konon kabarnya, penamaan Pacitan yang berarti camilan itu berkenaan dengan 
kondisi daerah ini pada musim kemarau seringkali terjadi paceklik yang 
berkekurangan pangan.

Namun jika menurut cerita legenda, nama Pacitan ini berasal dari nama buah Pace 
atau Mengkudu.

Konon kabarnya pada masa perang Palihan yang merupakan awal episode terbelahnya 
kerajaan Mataram menjadi Kasunanan Surokarto dan Kasultanan Ngayogyakarto 
Hadiningrat, Pangeran Mangkubumi pernah singgah di daerah ini dan disuguhi 
dengan makanan berbahan baku buah Pace.

Sejak saat itulah, maka daerah ini oleh Pangeran Mangkubumi diberikan tetenger 
dengan nama Pacitan.


Entah mana yang benar, yang jelas daerah tingkat II yang terletak di Propinsi 
Jawa Timur dengan luas wilayah sekitar 1.390 kilometer persegi dan berpenduduk 
sekitar 560.000 jiwa ini termasuk dalam wilayah deretannya pegunungan seribu.

Dengan kondisi geografis seperti itu, dimana sebagian besar wilayahnya 
merupakan perbukitan, maka daerah ini memang dikenal sebagai salah satu 
kabupaten dengan kategori daerah minus.

Dalam arti kata, kabupaten Pacitan ini bukanlah kategori daerah lumbung pangan 
dengan tanah pertanian yang subur.


Walaupun demikian, daerah ini telah demikian populer lantaran telah melahirkan 
seorang yang saat ini merupakan godfathernya dunia politik Indonesia, yaitu 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau yang populer di publik dengan sebutan 
Presiden SBY.

Rupanya, kemunculan dan terangkatnya nama Pacitan ini nantinya tak hanya akan 
disebabkan oleh kepopulerannya Presiden SBY saja.

Di masa mendatang, sangat bisa jadi Pacitan ini juga akan tercuatkan oleh artis 
seksi Indonesia, Julia Perez.


Julia Perez alias Jupe yang merupakan pacarnya Gaston Castano ini menyatakan 
telah siap lahir dan batin untuk ikut dalam persaingan memperebutkan jabatan 
Bupati Pacitan.

“Mereka (parpol-parpol) datang ke Jakarta, hanya untuk merayu saya. Saya juga 
nggak tahu kenapa mereka meminang saya untuk daerah Pacitan. Tanggal 23 Maret 
kita tanda tangan surat kesepakatan”, kata Jupe.

Menurut artis yang pernah menjadi foto sampul majalah ME ini, keputusannya maju 
sebagai Bupati kabupaten Pacitan ini bukan karena motivasi untuk mencari 
kekayaan, tapi demi bangsa dan negara.

“Kalau negara membutuhkan, saya siap. Saya sudah memposisikan diri sebagai 
budak negara”, kata Julia Perez yang pernah berpose sensual di majalah Playboy 
Indonesia.


Keikutsertaannya itu kemudian diiringi oleh munculnya pro dan kontra. Sesuatu 
hal yang wajar, ada yang mendukung dan tentu ada pula yang tak mendukung yang 
bahkan menolak dan menentangnya.


Salah satu penentangnya tentu saja berasal dari calon pesaingnya yang mungkin 
merasa jeri dengan tingkat kepopuleran Julia Perez ini.

Profesinya selama ini sebagai selebritis tentu menjadikannya seringkali 
dijadikan sumber pemberitaan di media massa. Tak hanya karena itu saja, malang 
melintangnya di dunia modeling dan iklan serta perfilman tentu telah membuat 
sosok dan namanya populer di kalangan rakyat jelata.

Sebagaimana diketahui, dalam sistem pemilihan langsung yang one man one vote 
tak dapat dinafikan bahwa salah satu prasyarat utamanya adalah kepopuleran di 
kalangan segala lapisan rakyat pemilihnya.

Maka menjadi wajar jika ada diantara calon pesaingnya yang menjadi ngeper dan 
khawatir karenanya. 

Mengingat step pertama dalam memasuki persaingan dalam sistim pemilihan 
langsung ini adalah sosialisasi untuk memperkenalkan sosok dan nama kandidat ke 
segala lapisan konstituen pemilihnya.

Di step awal ini, Julia Perez tak perlu melakukan sosialisasi. Sebab sebagai 
selebritis tentu telah menjadikan sosok dan namanya sudah lekat di kalangan 
konstituen.

Sehingga dalam kampanye nantinya hanya tinggal memasuki step kedua, yaitu 
meyakinkan konstituennya agar memilih sosok kandidat itu.

Jadilah Julia Perez telah menang satu langkah didepan beberapa pesaingnya. 
Namun begitu, di step inilah tantangan sesungguhnya bagi tim kampanye Julia 
Perez mulai muncul.

Jupe menyadari akan hal itu, maka sejak dini ia sudah menyatakan bahwa dirinya 
akan berbuat terbaik untuk daerah asal usulnya.

Jupe ini walau dikenal berdarah Betawi, namun sejatinya ia berdarah asli Jawa 
Timur, mengingat kakeknya merupakan orang asli Madiun.

“Insya Allah nanti akan saya buktikan kepada masyarakat yang telah memberikan 
kepercayaan kalau saya bisa memimpin Pacitan”, kata Jupe dengan tegas dan 
meyakinkan.


Ya, siapa tahu, Julia Perez yang merupakan pemeran utama dalam film ‘Hantu Jamu 
Gendong’ ini, justru merupakan sosok yang tepat untuk menyehatkan jiwa dan 
raganya rakyat Pacitan dengan jamu gendong serta memakmurkan kehidupannya 
rakyat Pacitan dengan menumbuh kembangkan industri jamu.

Dan lagian, apa salahnya jika Pacitan akan dikenang dengan ikon sosok Presiden 
SBY serta Bupati Jupe ?.


Wallahualambishshawab.


*
Catatan Kaki :
        * Artikel yang membahas seputar kenikmatannya para pegawai pajak 
Indonesia, dapat dibaca dengan mengklik di sini .
        * Artikel yang membahas seputar masalah ‘politiking pajak’ yang 
dilakukan oleh Menteri Keuangan,dapat dibaca dengan mengklik di sini .
        * Artikel yang membahas seputar kasus suap di kalangan birokrat bidang 
Migas Indonesia, dapat dibaca dengan mengklik di sini .
        * Artikel yang membahas seputar kebijakan energi dan tarif listrik 
Indonesia dibandingkan Malaysia,dapat dibaca dengan mengklik di sini .
        * Artikel yang membahas seputar ikon dan maskot perekat jurang kultural 
antar peradaban dunia, dapat dibaca dengan mengklik di sini .
*
Jupe & SBY for Pacitan
http://polhukam.kompasiana.com/2010/03/28/jupe-sby-for-pacitan/
*


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke