Di Arab Saudi dan negara2 Timur Tengah lain seperti Qatar, Investor asing tidak bisa membuka perusahaan di situ dan memiliki 100% saham. Mereka harus join dgn warga lokal dan ada jatah lowongan pekerjaan untuk warga di sana.
Ini persis zaman Soeharto dulu di mana perusahaan dunia seperti IBM saja akhirnya join dgn perusahaan lokal USI hingga jadi PT USI/IBM. Asing tidak bisa memiliki 100% saham. Namun sekarang sepertinya tidak begitu lagi. Asing benar2 seperti raja/majikan. Sementara rakyat Indonesia cuma jadi kuli saja. Tak heran jika orang India tsb menyebut bawahannya yang orang Indonesia sebagai "Indonesian Stupid". Karena kebijakan ekonomi yang salah dgn menggadaikan kekayaan alam dan ekonomi ke asing demi uang kertas dollar (yang sebetulnya bisa dicetak The Fed "seenaknya"), kita akhirnya kehilangan kekayaan, ekonomi dan harga diri. Kita butuh pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyat Indonesia di atas kepentingan asing. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone --- Pada Jum, 23/4/10, encep...@yahoo.com <encep...@yahoo.com> menulis: Dari: encep...@yahoo.com <encep...@yahoo.com> Judul: Re: [ekonomi-nasional] Re: Bls: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 7:06 PM Betul SEKALI, pak... Temen sy skrg bertugas di abu dabi, meski dia supervisor, tp gajinya lebih rendah dr anak buahnya yg org lokal. Info yg sy dpt, di jepang jg begitu (?). Sy tdk yakin ekspat yg disini org2 hebat. Kelebihan mrk cuma menang di bahasa inggris. Tp, gajinya gila2an. Penghargaan pd tenaga kerja di sini mmg msh rendah sekali. Belum lagi kebijakan outsorching makin menipiskan mereka utk berpikir jangka panjang utk hidup dgn pendapatan memadai. kalau kita baca laporan keuangan persh2 tbk, labanya menjanjikan dan tantiem buat komisaris dan direksi menggiurkan. Tp, mana ada tantiem utk staf. Di sebuah komplek hotel, apartemen, dan perkantoran, sebuah perushaan jasa parkir harus memangkas jumlah petugas parkir dari seharusnya 2 org (petugas penerima utk masuk dan keluar), skrg cukup utk keluar aja krn kini sdh memakai teknologi. Teknologi disatu sisi bikin efisien, tp disisi lain menimbulkan deindustrialisasi. Menyedihkan nasib tenaga kerja Indonesia... Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! -----Original Message----- From: s_askan...@yahoo. com Date: Fri, 23 Apr 2010 14:58:20 To: <Indonesia-Rising@ yahoogroups. com>; <Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com>; <ekonomi-nasional@ yahoogroups. com> Subject: [ekonomi-nasional] Re: Bls: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam Saya kok tidak sepakat kalau dikatakan produktifitas buruh Indonesia sangat rendah dibanding buruh negara lain. Contoh2 yg dikemukakan td terjadi krn sedemikian rendahnya imbalan yg diterima mrk di Indonesia. Terbukti para buruh yang kerja di hongkong, korea, jepang, timur tengah, singapore dan bahkan di malaysia secara rata2 mrk pekerja keras dan disukai majikannya. Karena mereka dapat imbalan yang cukup memadai. Akhir tahun lalu Jepang minta ratusan perawat Indonesia untuk bekerja disana. Masalahnya di Indonesia masih banyak pengusaha yang serakah dan mau menikmati sebanyak mungkin keuntungan perusahaan untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Selain itu pengusaha juga harus bayar upeti untuk pejabat2 yg terkait dg usahanya. Belum lagi sumbangan peringatan hari ini hari itu, ulang tahun instansi ini instansi itu. Karena kalau tdk dikasih bkl banyak masalah lain. Pengeluaran2 demikian pasti akan di jadikan biaya, spy tidak mengurangi keuntungan, ya biaya buruh Yg ditekan wong banyak pengangguran jd gampang cari gantinya. Bgmn buruh bisa berproduktifitas tinggi kalau gizinya tdk baik krn gaji yg terlalu kecil. Coba sekali sekali pergi kedaerah pabrik2 di daerah bekasi atau tangerang pada waktu makan siang, bgmn buruh2 makan siang dari rombong2 dipinggir jalan dan diatas parit yg airnya tidak mengalir dengan makanan yg tidak jelas kwalitas gizinya. Dilain pihak para penggede perusahaan tsb keluar dengan mobil mewahnya pergi ke restoran. Salam. Sulhan Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: Adyanto Aditomo <adyantoaditomo@ yahoo.co. id> Date: Fri, 23 Apr 2010 17:20:55 To: <Indonesia-Rising@ yahoogroups. com> Subject: Re: Bls: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam Tapi semua di China itu kan terjadi setelah negaranya makmur, yaitu mampu meningkatkan pendapatan negara dari pajak dan uang pajak tersebut digunakan untuk memberikan subsidi bagi rakyat miskin. Awal tahun 1990'an, saat saya berkunjung ke Guangzhou, disana masih banyak orang mati kelaparan. Yang namanya makanan enak, hampir tidak ada. Makan nasi saja, padahal di Hotel Bintang 5, rasanya seperti nasi aking: gak enak banget. Saat itu perekonomian China masih dibawah Indonesia yang seburuk - buruknya kondisi rakyat Indonesia, tidak ada yang mati kelaparan. 20 tahun kemudian, ketika China berubah menjadi Raksasa Ekonomi Dunia yang baru dan rakyatnya hidup makmur, perekonomian Indonesia malah tambah terpuruk. Disaat buruh di China makin sejahtera, eeeh buruh di Indonesia malah makin miskin dan menderita. Mungkin kita bisa meniru China, bagaimana strategi para pemimpin mereka memakmurkan rakyatnya. Ancaman ke depan dalam era globalisasi, bukanlah dari negara - negara besar seperti Amerika Serikat dan Eropa, tetapi dari negara tetangga seperti China, India, Vietnam, Pakistan dan Srilangka, dimana kualitas buruh mereka sangat produktif, sedangkan upah buruhnya lebih kurang setara dengan upah buruh di Indonesia. Dari hasil pengamatan saya di Guangzhou, 1 buruh China setara dengan 2 - 3 orang buruh di Indonesia, padahal upahnya kurang lebih sama. Di suatu Rumah Sakit Besar, dimana dalam 1 lantai terdiri dari sekitar 25 kamar dan 1 kamar ada 3 pasien, tenaga kebersihannya cuma 1 orang. Kerjanya cepat sekali dan bersih. Setiap hari lantai di pel 3 kali. Saya tanya ke beberapa rekan saya yang dokter yang ikut dalam rombongan saya (saya dan beberapa rekan mengantar keluarga yang sedang Cangkok Ginjal di China) : Berapa orang Tenaga Kebersihan di Rumah Sakit di Indonesia untuk lantai seluas di Rumah Sakit di China tersebut??? Mereka bilang: Tidak kurang dari 3 orang Tenaga Kebersihan. Bahkan ada yang sampai 5 Tenaga Kebersihan. Boros sekali memang. Demikian pula untuk tenaga Perawat dan juga Tukang Bangunan (kebetulan gedung sebelah Rumah Sakit sedang dibangun Apartemen 30 lantai dan salah satu anggota rombongan saya adalah Kontraktor Sipil yang biasa bangun gedung bertingkat). Kita bisa melihat, betapa efisiennya buruh di China bekerja, padahal upahnya cuma setara dengan buruh Indonesia. Pertanyaan saya: Mengapa kualitas buruh kita tidak seproduktif buruh di China??? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Jum, 23/4/10, s_askan...@yahoo. com <s_askan...@yahoo. com> menulis: Dari: s_askan...@yahoo. com <s_askan...@yahoo. com> Judul: Re: Bls: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam Kepada: Indonesia-Rising@ yahoogroups. com, Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com Tanggal: Jumat, 23 April, 2010, 4:00 AM Kenapa di cina buruh dg gaji kecil bs bekerja tenang krn mrk tdk mikir lagi ttg anaknya bs sekolah atau tidak, tdk mikir apakah kalau mereka dan keluarganya sakit bs berobat atau tidak, krn sekolah dan pengobatan gratis. Di Indonesia? Yang dapat gratis justru pejabat2 yang penghasilan sdh besar dan punya kekuasaan. Ingat kerjasama antara rmh sakit "musuh prita” dengan kejaksaan tangerang utk medical check up org2 kejaksaan tangerang. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Adyanto Aditomo <adyantoaditomo@ yahoo.co. id> Date: Fri, 23 Apr 2010 11:33:45 +0800 (SGT) To: <Indonesia-Rising@ yahoogroups. com> Subject: Re: Bls: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam Wah ya gak bisa begitu. Tentu saja negara ini tidak boleh diserahkan kepada para pejabat korup yang kepentingannya cuma "berapa banyak uang yang dapat saya raih ???", dan bukan "bagaimana nasib rakyat saya???". Tetapi penyelesaian dengan cara Amuk juga tidak akan pernah menyelesaikan masalah, karena tidak ada pihak yang diuntungkan. Semua rugi karena disini berlaku pepatah" Yang Menang Jadi Arang dan Yang Kalah Jadi Abu". Dalam menyelesaikan setiap persoalan bangsa, sebaiknya kita jangan terbiasa dengan perilaku "Ibarat Anak Kecil Rebutan Layangan", yaitu " Dari Pada saya gak dapet layangan, maka layangannya saya sobek saja biar yang lain juga gak dapat". "Daripada saya bekerja di perusahaan ini digaji rendah dan sering dihina, maka saya gebugi saja bos nya dan pabriknya saya bakar sekalian". Pemberian gaji yang rendah kan sudah sesuai dengan Ketetapan Departemen Tenaga Kerja. Lha kenapa bukan Departemen Tenaga Kerja yang di demo??? Soal penghinaan terhadap pekerja Indonesia??? Mengapa tidak diajukan ke Pengadilan saja??? Tetapi pertanyaannya adalah: Apakah memang kualitas buruh kita sudah setara dengan kualitas buruh di India, China dan sebagainya, terutama dalam hal disiplin??? Di China, India, Korea Selatan dan sebagainya, bila karyawan harus masuk Jam 8.00, itu artinya jam o8.00 adalah jam Siap Kerja. Jadi mereka pasti akan hadir 15 menit sebelumnya untuk ganti pakaian kerja, menyiapkan peralatan kerja, buat serah terima dengan shift sebelumnya, sehingga jam 07.55 mereka sudah siap untuk mengambil alih dari shift sebelumnya dan tepat jam 8.00 serah terima pekerjaan dilakukan tanpa harus ada waktu yang terbuang bagi operasional produksi. Soal gaji buruh di China, saya pernah mengunjungi beberapa pabrik di Guangzhou, gaji buruhnya kurang lebih setara dengan gaji buruh di Indonesia. Perbedaannya: Di China, makanan itu murah, sekolah untuk anak gratis (karena anaknya cuma 1) dan biaya kesehatan juga gratis serta rumah disediakan oleh pemerintah dengan biaya yang terjangkau. Jadi memang ada subsidi dari Pemerintah untuk buruh. Kebiasaan buruh di Indonesia: Bila bisa datang tepat jam 8.00, masih harus ganti pakaian kerja, menyiapkan peralatan kerja dan bahkan ada yang harus sarapan dulu. Akibatnya mereka akan siap kerja sekitar pk. 08.30. Bila itu terjadi dipabrik, terpaksa produksi harus dihentikan sesaat menunggu karyawan yang baru masuk siap kerja, sehingga produksi baru bisa normal paling cepat pk. 9.00. Jelas sekali ini merupakan pemborosan waktu dan produksi yang tidak perlu. Situasi inilah yang membuat para pekerja asing, terutama yang berasal dari China, India, Korea Selatan jadi jengkel dengan sikap para buruh Indonesia. Apakah tidak ada cara elegan untuk menyelesaikan persoalan seperti ini?? ? Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 22/4/10, Abbas Amin <abas_amin08@ yahoo.com> menulis: Dari: Abbas Amin <abas_amin08@ yahoo.com> Judul: Re: Bls: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam Kepada: Indonesia-Rising@ yahoogroups. com Tanggal: Kamis, 22 April, 2010, 10:30 PM Jadi menurut anda, penyelesaian Politik diserahlan pada mereka2 yang serakah? Yang sukanya menghabiskan kekayaan NKRI ? Apakah memang Pemerintah, masih bisa dipercaya ? --- On Thu, 4/22/10, Adyanto Aditomo <adyantoaditomo@ yahoo.co. id> wrote: From: Adyanto Aditomo <adyantoaditomo@ yahoo.co. id> Subject: Bls: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam To: Indonesia-Rising@ yahoogroups. com Date: Thursday, April 22, 2010, 3:05 PM Menyedihkan sekali, mengapa masyarakat kita itu mudah sekali mengamuk dan merusak??? Padahal yang diamuk ya atasannya sendiri dan yang di rusak juga tempat mereka mencari nafkah. Apakah memang tidak ada cara yang lebih baik untuk menyelesaikan perbedaan pandangan atau perbedaan pendapat ???? Kalau sudah begini tidak ada pihak yang diuntungkan, karena Yang Menang Jadi Arang dan Yang Kalah Jadi Abu. Artinya semua hancur. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 22/4/10, Indonesia-Rising <warko...@yahoo. com> menulis: Dari: Indonesia-Rising <warko...@yahoo. com> Judul: [Indonesia-Rising] Polri: 5.000 Orang Terlibat Kerusuhan Batam Kepada: indonesia-rising@ yahoogroups. com Tanggal: Kamis, 22 April, 2010, 9:58 AM \ By Ismoko Widjaya, Eko Huda S - 2 jam 44 menit lalu VIVAnews - Kepolisian belum melakukan pemeriksaan kepada mereka yang diduga menjadi pelaku kerusuhan di galangan kapal, Batam. Belum bisa dipastikan berapa jumlah yang terlibat, karena massanya besar. "Kerusuhan itu melibatkan banyak orang. Ada sekitar 5.000 orang lebih," kata Pjs Wakil Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri, Komisaris Besar Zaenuri Lubis di Jakarta, Kamis 22 April 2010. Hingga kini Markas Besar Polri belum mendapat laporan berapa orang yang diamankan. Tindakan yang sekarang dilakukan kepolisian adalah mencegah agar kerusuhan tidak melebar, apalagi dengan menggunakan isu sara. "Jadi sejauh ini hanya preventif, mengamankan saja dulu," ujar dia. Sejauh ini, Markas Besar Polri baru mendapat laporan 12 kendaraan dinas milik kantor setempat rusak diamuk massa. Sebelumnya, Zaenuri mengakui kerusuhan itu diduga dipicu dari pernyataan seorang manajer berkewarganegaraan asing yang menghina karyawan Indonesia. Pernyataan menyulut emosi karyawan dan bawahan lainnya. Tak lama sekitar 30 menit kemudian, kemarahan itu sudah menyebar hampir ke semua pekerja di galangan PT Dry Docks World Graha di Tanjung Uncang, Batam. Jumlah pekerja di lokasi mencapai sekitar 8.000 orang. (wm) [Non-text portions of this message have been removed] ------------ --------- --------- ------ Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke ekonomi-nasional- subscribe@ yahoogroups. com http://capresindone sia.wordpress. com http://infoindonesi a.wordpress. comYahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]