News-ticker TvOne (kalimatnya kurang lebih):

* SBY menolak dicalonkan kembali (menolak ide yang dilontarkan Ruhut)
* SBY: Konstitusi hendaknya mengikuti aspirasi zaman (bahasanya 'pasal
karet'-
seperti lidah bercabang.. termasuk kemungkinan amandemen pasal soal masa
jabatan.. :-p

Sebagai 'kesayangan' Pak Susilo, RuSi mana mungkin ditegur apalagi diberi
sanksi..
Pengalaman bermain volly, RuSi memerankan tosser dan tinggal di-smash si
bos..
Ceritanya (sok) nolak/malu" dicalonkan.. persis seperti Alm. Eyang..

Media massa dan yang paham akan hal ini tidak perlu menghebohkan lagi hal
ini -
termakan irama RuSi, PD dan Pak Susilo.. sadarkan saja rakyat agar tidak
tertipu
sinetron murahan/gak mutu seperti itu..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com
fb/twitter/skype: irwank2k2

Pada 22 Agustus 2010 12.16, lindiawatie muhammad
<lindiwa...@yahoo.co.id>menulis:

>
>
> MENGAPA ADA ORANG YANG GILA KEKUASAAN YAA.....DENGAN BERUSAHA
>
> MELEMPAR ISU MEMPERPANJANG MASA JABATANNYA.  Tidakkah dia tahu bahwa
>
> menjadi pemimpin itu amanatnya luar biasa berat. Jika ada rakyatnya yang
> masih
>
> kelaparan, itu artinya SEORANG PEMIMPIN TIDAK BOLEH TIDUR NYENYAK SERTA
>
> KEKENYANGAN, KARENA MASIH ADA RAKYATNYA YANG BUNUH DIRI DAN
>
> MERAMPOK, MEMBUNUH KARENA LAPAR!!!! DAN ITU SEMUA AKAN DIMINTAI
>
> PERTANGGUNGJAWABAN DI DEPAN MAHKAMAH YANG  SUPER ADIL, TIDAK ADA
>
> KOLUSI DAN SUAP PADA SAAT ITU. INGAT! INGAT! WAHAI PEMIMPIN.  SIAPA
>
> BILANG JADI PEMIMPIN ITU ENAK!!!! PEMIMPIN ADALAH PELAYAN RAKYAT BUKAN
>
> YANG DILAYANI OLEH RAKYAT ATAU PRIYAYI.........
>
> --- Pada Sab, 21/8/10, syahganda nainggolan 
> <igan...@yahoo.com<igandul%40yahoo.com>>
> menulis:
>
> Dari: syahganda nainggolan <igan...@yahoo.com <igandul%40yahoo.com>>
> Judul: Re: [ekonomi-nasional] (unknown) => Test the water
> Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com<ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>,
> igan...@yahoo.com <igandul%40yahoo.com>,
> wartawan-indone...@yahoogroups.com <wartawan-indonesia%40yahoogroups.com>
> Tanggal: Sabtu, 21 Agustus, 2010, 12:15 AM
>
>
>
> Buya Safii Maarif diberbagai media mengatakan bahwa pernyataan Ruhut
> Sitompul ttg perlunya menambah masa jabatan presiden sebagai "tidak mungkin
> ada asap jika tidak ada api". Ruhut sendiri di berita koran kemarin
> mengatakan bahwa ide yang dilemparkannya itu pernah disampaikannya kepada
> SBY dan SBY merespon bahwa Lee Kuan Yu (pemimpin Singapor) juga berpendapat
> yang sama.
>
> Dalam teori kepemimpinan, khususnya menurut agama Islam, pemimpin (yang
> baik) tersebut merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada ummatnya.
> Karena pada dasarnya manusia hidup memiliki kecenderungan menyelesaikan
> tanggung jawab dan interest pribadinya (keluarga) sebagai hal pokok,
> sedangkan tanggung jawab sosial (masyarakat) sebagai hal kedua). Sehingga
> manusia senang jika ada orang yang bukan dirinya mengurusi masyarakat.
> Kecenderungannya adalah pengikut2 atau massa yang mencari pemimpin, bukan
> sebaliknya.
>
> Dalam sejarah kemanusian yang panjang, mencari pemimpin yang teladan,
> seringkali dilakukan secara aklamasi atau musyawarah elit. Hal ini
> dikarenakan para elit tersebutlah sebenarnya yang mempunyai otoritas atau
> kecakapan dalam menilai rekam jejak pemimpin yang akan dipilih tersebut.
> Sedangkan massa secara umum tidak punya kapasitas menilai.
>
> Namun, demokrasi langsung, sebagai sarana memilih pemimpin dimulai di
> yunani belasan abad yang lalu. Meskipun Aristoteles mengecam model demokrasi
> itu, dan juga bias lelaki, akhirnya demokrAsi langsung sbg metoda memilih
> pemimpin kita kenal dan bahkan anut saat ini.
>
> Selanjutnya sejarah juga mengajarkan kita tentang panjang pendeknya masa
> memimpin, cara pergantian pemimpin dan sistem negara/pemerintahan. Baik
> buruknya pemimpin yang ada dalam sejarah acapkali pula tidak selalu terkait
> metode pemilihan, masa jabatan dan sistem sebuah negara. Artinya, ada Raja
> yang bijak, ada Raja yang zalim, ada presiden diktator, ada presiden yang
> baik hati.
>
> Olehkarenanya, pernyataan Ruhut soal periodesasi kepresidenan, yang urgen
> dan penting ditinjau dan disesuaikan dengan berbagai keberhasilan SBY versi
> Ruhut tsb, bukanlah pernyataan yang berdiri sendiri. Dalam bahasa politiknya
> adalah "test the water". Seberapa jauh riak2 yang ditimbulkan isu ini. Hal
> ini terkait pula berbagai sinyalemen adanya keinginan ibu SBY untuk
> menggantikan SBY jika kita taat pada konstitusi.
>
> Sayang sekali riak yang ditimbulkan dengan isu ini begitu negatif. Semua
> media massa utama melakukan serangan balik atas indikasi SBY akan merubah
> konstitusi. Begitu juga jaringan online, Facebook dll mengecam dan menghina
> idenya Ruhut. Dan SBY kemudian "balik badan" menyatakan tidak akan
> memperpanjang kepemimpinannya paska 2014. Meskipun SBY tidak menegur Ruhut
> sampai saat ini (bahkan ruhut mengatakan bahwa SBY paling sayang padanya).
>
> Sebenarnya, "test the water" ini tidak perlu terjadi jika SBY insyaf apa
> yang sedang terjadi padanya. Suara2 rakyat baik parlemen, rakyat biasa
> maupun berbagai lapisan elit masyarakat sudah terang benderang resah dengan
> kepemimpinan beliau akhir2 ini. Rakyat merasa tersiksa dengan suasana
> ketidakwarasan elit yang sedang dilihatnya. Ketika terjadi intensitas "bom
> tabung 3kg", tdk ada rasa tanggung jawab yang sigap dalam waktu yang lama.
> Bahkan seolah2 pemerintah tdk kompak dan saling menyalahkan. Bahkan pula
> dikait2kan dengan apa yang diputuskan Jusuf Kalla (yang notabene rezim SBY
> juga). Harga2 kebutuhan dapur naik tidak terkendali, harga listrik naik,
> kemiskinan memasuki kualitas yang lebih buruk, pengangguran tetap
> merajalela. Banyak lagi kekecewaan yang ditujukan pada SBY, seperti
> kerumitan pengawalan Presiden di lalu lintas yang mengecewakan pengguna
> jalan. Dan yang paling terbaru kekecewaan mayoritas perasaan rakyat dalam
> sikap SBY yang melakukan
> "barter" 7 pencuri ikan warga Malasysia dg 3 pegawai negara.
>
> SBY sendiri terlalu dinina bobokkan keberhasilan angka2 Makro, seperti
> pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan cadangan devisa yang membesar. Namun,
> ketika SBY mengungkapkan keberhasilan itu pada acara resmi pidato
> kenegaraan, mayoritas media, utamanya Kompas, Media Indonesia dan Republika,
> mengolok2 atau memperihatinkan pidato tersebut. Baik berbagai kalangan
> parlemen, maupun pengamat, sama2 melecehkan pidato SBY tsb.
>
> SBY sulit menangkap suasana kebatinan rakyat yang merasa bahwa mereka hidup
> tanpa negara atau tanpa pemimpin. Mungkin karena SBY silau dengan pujian2
> orang disekitarnya atau mungkin dia sedang dikhianati. SBY tidak peka lagi.
> Seorang ibu (bawa dua anaknya) di Sleman yang bakar diri karena terlilit
> hutang; belasan perampok dengan senjata laras panjang secara terbuka di
> Medan, anak kecil yang ditempeleng "paspampres" pada acara hari anak, tabung
> gas meledak, dll merupakan fenomena yang diyakini rakyat jelata sebagai
> bagian kehidupan rakyat kecil yang mencemaskan; di sisi lain berkeliarannya
> Jenderal polri rekening gendut tak tersentuh, dipilihnya Gubernur Bank
> Sentral yang dianggap penjahat bank century, berpestaporanya petugas pajak
> maling milyaran rupiah, diekspornya Gas Donggi Senoro meskipun PLN sydah
> byarpet alias hidup mati, dll, menjadi tontonan rakyat jelata sehari2, yang
> memberitahu mereka ada dua kehidupan direpublik ini. Kehidupan pertama
> adalah kumpulan manusia yang tidak berpengharapan; kedua, kehidupan manusia
> yang mengekploitasi bangsa ini untuk kepentingan diri dan keluarganya.
>
> Dalam suasana kebathinan rakyat yang merana, tiba2 isu penambahan jabatan
> presiden muncul. Akhirnya rakyat menjadi jijik. Jijik terhadap isu itu.
> Seandainya SBY memang nantinya berhasil mensejahterakan rakyatnya, tentu
> orang akan memintanya untuk memimpin kembali, tanpa perlu "test the water"
> ini. Namun, bola ada ditangan SBY, karena dia masih punya peluang
> membuktikan kepemimpinannya mengayomi dan mensejahterakan rakyat. Ini baru 6
> tahun kepemimpinannya, masih ada waktu.
>
> Wass,
>
> Syahganda
>
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> -----Original Message-----
>
> From: rifky pradana <rifkyp...@yahoo.com <rifkyprdn%40yahoo.com>>
>
> Sender: ekonomi-nasional@yahoogroups.com<ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>
>
> Date: Fri, 20 Aug 2010 00:49:30
>
> To: <ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>>;
> <eramus...@yahoogroups.com <eramuslim%40yahoogroups.com>>; <
> forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com<Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com>>;
> <indonesia-ris...@yahoogroups.com <Indonesia-Rising%40yahoogroups.com>>; <
> mediac...@yahoogroups.com <mediacare%40yahoogroups.com>>; <
> nongkrong_bare...@yahoogroups.com <Nongkrong_Bareng2%40yahoogroups.com>>;
> <zama...@yahoogroups.com <zamanku%40yahoogroups.com>>; <
> wartawanindone...@egroups.com <wartawanindonesia%40egroups.com>>; <
> sab...@yahoogroups.com <sabili%40yahoogroups.com>>; <
> ppiin...@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com>>; <
> syiar-is...@yahoogroups.com <syiar-islam%40yahoogroups.com>>
>
> Reply-To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com<ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>
>
> Subject: [ekonomi-nasional] (unknown)
>
> Bandung Bondowoso hanya membutuhkan waktu kurang dari semalam untuk
> membangun
>
> candi sebanyak 999 buah.
>
> Jumlahnya 999 buah, sebuah angka yang keramat itu terjadi lantaran ulah
>
> ‘sabotase‘ yang dilakukan oleh Roro Jonggrang beserta para dayang dan abdi
>
> kinasihnya, sehingga jumlah candi sebanyak 1.000 buah menjadi gagal
> dibangun
>
> oleh Bandung Bondowoso.
>
> Begitulah penuturan hikayat yang melekat dalam legenda pembangunan candi
>
> Prambanan.
>
> Sebuah komplek candi Hindu terbesar di Indonesiayang diperkirakan dibangun
> pada
>
> tahun 850 Masehi semasa pemerintahan Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya.
>
> Komplek candi yang diperkirakan dibangun pada tahun 850 Masehi itu terletak
> di
>
> perbatasan antara propinsi DI Yogyakarta dengan propinsi Jawa Tengah,
> persis
>
> berada ditepian sungai Opak dan ruas jalan negara yang menghubungkan antara
>
>
> kotaYogyakarta dengan kotaSurakarta.
>
> Proses ‘simsalabim’ yang hanya membutuhkan waktu semalam saja dalam
> membangun
>
> candi Prambanan itu tentu tak bisa disamakan dengan waktu yang dibutuhkan
> untuk
>
> sebuah proses berkelanjutan dalam membangun sebuah negara dan bangsa.
>
> Akan tetapi serangkaian ulah yang dilakukan oleh Roro Jonggrang dalam
> rangka
>
> menghambat dan menggagalkan pembangunan candi Prambanan itu, mungkin bisa
>
> disamakan dengan usaha serupa yang saat ini sedang dilakukan oleh
> ‘segelintir
>
> kalangan’ untuk menghambat dan menggagalkan proses pembangunan
> berkelanjutan
>
> bagi negara dan bangsa yang bernama Indonesia.
>


> ..
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
    ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke