Salah satu Pengamat dan Komentator terhebat dari Indonesia adalah anda
sendiri !!!!!!!(Magyartol Seriawan)
----- Original Message -----
From: "Magyartoto Tersiawan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "PB List Member" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, September 02, 2002 8:53 PM
Subject: [PB] Budaya Masyarakat kita (???) {01}


> -----Original Message-----
>  From: Kholid Yahya [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>  Sent: Tuesday, September 03, 2002 9:39 AM
>  To: [EMAIL PROTECTED]
>  Subject: RE: [toyota-corolla] Re: Budaya Masyarakat kita (???)
>
>
>  Tiada hari terlewatkan tanpa membaca surat kabar Indonesia melalui
> Internet. Di sana-sini bermunculan berita mengenai rusaknya moral dan
carut
> marutnya kepribadian masyarakat Indonesia, layaknya sebuah bangsa yang
tidak
> terdidik. Kerusakan ini secara signifikan dan menyeluruh melanda berbagai
> golongan masyarakat Indonesia, dari pejabat atas, menengah sampai rendah,
> dari anggota DPR sampai menular ke masyarakat umum.
>
>  Di sisi lain, kalau kita menyimak berita-berita Internasional, sudah
> menjadi hal yang lazim bahwa Indonesia selalu menang dalam kontes-kontes
> internasional yang berhubungan dengan sifat buruk. Dari masalah besarnya
> jumlah korupsi, pelanggaran HAM, pembajakan software, sampai rendahnya
> masalah sumber daya manusia (SDM). Pada tulisan ini, penulis mencoba
> menguraikan tentang bagaimana sebuah komunitas terdidik (knowledged
> community) dan beradab itu sebenarnya bisa terbentuk dari sesuatu hal yang
> sangat sederhana.
>
>  Dari mengamati perilaku kehidupan masyarakat Jepang, sebenarnya tergambar
> bagaimana sebuah komunitas terdidik terlahir dari suatu sifat dan sikap
yang
> sederhana. Yang pertama mari kita lihat bagaimana orang Jepang
mengedepankan
> rasa ''malu''. Fenomena ''malu'' yang telah mendarah daging dalam sikap
dan
> budaya masyarakat Jepang ternyata membawa implikasi yang sangat luas dalam
> berbagai bidang kehidupan. Di Jepang sebenarnya banyak hal baik lain
> terbentuk dari sikap malu ini, termasuk di dalamnya masalah penghormatan
> terhadap HAM, masalah law enforcement, masalah kebersihan moral aparat,
dsb.
>
>  Bagaimana masyarakat Jepang bersikap terhadap peraturan lalu lintas
adalah
> suatu contoh nyata. Orang Jepang lebih senang memilih memakai jalan
memutar
> daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di
tengah
> jalan raya. Bagaimana mereka secara otomatis langsung membentuk antrean
> dalam setiap keadaan yang membutuhkan, pembelian ticket kereta, masuk ke
> stadion untuk nonton sepak bola, di halte bus, bahkan untuk memakai toilet
> umum di stasiun-stasiun, mereka berjajar rapi menunggu giliran. Bagaimana
> dengan cepatnya seorang pejabat tinggi atau pemimpin perusahaan Jepang
> memutuskan untuk mundur bila telah berbuat salah juga merupakan teladan
yang
> luar biasa. Mereka malu terhadap lingkungannya bila mereka melanggar suatu
> peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
>
>  Hal menarik berikutnya adalah bagaimana orang Jepang berprinsip sangat
> ''ekonomis'' dalam masalah perbelanjaan rumah tangga. Sikap
> antikonsumtivisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan.
> Sekitar 8 tahun lalu, masa awal-awal mulai kehidupan di Jepang, penulis
> sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di
> supermarket pada sekitar pukul 19:30. Selidik punya selidik, ternyata
sudah
> menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga
> sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup.
>
>  Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul
> 20:00. Contoh lain adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda
menuju
> toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 10 atau 20 yen.
> Juga bagaimana orang Jepang lebih memilih naik densha (kereta listrik)
> swasta daripada densha milik negeri karena untuk daerah Tokyo dan
sekitarnya
> ternyata densha swasta lebih murah daripada milik negeri. Masih banyak
lagi
> contoh yang sangat menakjubkan dan membuktikan bahwa orang Jepang itu
sangat
> ekonomis.
>
>  Secara perekonomian mereka bukan bangsa yang miskin karena boleh dikata
> sekarang memiliki peringkat GDP yang sangat tinggi di dunia. Mereka juga
> bukan bangsa yang tidak sibuk atau lebih punya waktu berhidup ekonomis
> karena mereka bekerja dengan sangat giat bahkan terkenal dengan bangsa
yang
> gila kerja (workaholic). Tetapi hebatnya mereka tetap memegang prinsip
hidup
> ekonomis. Ini sangat bertolak belakang dengan masyarakat negara-negara
> berkembang (baca: Indonesia) yang bersifat sangat konsumtif. Terus terang
> kita memang sangat malas untuk bersifat ekonomis. Baru dapat uang sedikit
> saja sudah siap-siap pergi ke Singapura untuk shopping atau beli telepon
> genggam baru.
>
>  Sifat berikutnya adalah masalah sopan santun dan menghormati orang lain.
> Masyarakat Jepang sangat terlatih refleksnya untuk mengatakan gomennasai
> (maaf) dalam setiap kondisi yang tidak mengenakkan orang lain. Kalau kita
> berjalan tergesa-gesa dan menabrak orang Jepang, sebelum kita sempat
> mengatakan maaf, orang Jepang dengan cepat akan mengatakan maaf kepada
kita.
> Demikian juga bila kita bertabrakan sepeda dengan mereka. Tidak peduli
siapa
> yang sebenarnya pada pihak yang salah, mereka akan secara refleks
> mengucapkan gomennasai (maaf).
>
>  Kalau moral dan sifat-sifat sederhana dari orang Jepang, seperti malu,
> hidup ekonomis, menghormati orang lain sudah sangat jauh melebihi kita,
> ditambah dengan majunya perekonomian dan sistem kehidupan. Sekarang
marilah
> kita bertanya kepada diri kita, hal baik apa yang kira-kira bisa kita
> banggakan sebagai bangsa Indonesia kepada mereka?
>
>  Bangsa Indonesia bukan bangsa yang bodoh dan tidak mengerti moral. Kita
> bisa menyaksikan bahwa mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang belajar
di
> Jepang, Jerman, Amerika dan di negara -negara lain, banyak sekali yang
> berprestasi dan tidak kalah secara ilmu dan kepintaran. Demikian juga
kalau
> kita bandingkan bagaimana para pengamat dan komentator Indonesia
menguraikan
> analisanya di televisi Indonesia. Selama hidup 8 tahun di Jepang penulis
> belum pernah menemukan analisa pengamat dan komentator di televisi Jepang
> yang lebih hebat analisanya daripada pengamat dan komentator Indonesia.
Dan
> ini menyeluruh, dari masalah ekonomi, politik, sistem pemerintahan bahkan
> sampai masalah sepak bola.
>
>  Akan tetapi sangat disayangkan bahwa fakta menunjukkan, secara politik
dan
> sistem pemerintahan kita tidak lebih stabil daripada Jepang, secara
ekonomi
> kita jauh di bawah Jepang. Dalam masalah sepakbola juga dalam waktu
singkat
> Jepang sudah berprestasi menembus 16 besar pada piala dunia tahun 2002
ini,
> sementara kita sendiri masih berputar-putar dengan permasalahan yang tidak
> mutu, dari masalah wasit, pemain sampai kisruhnya suporter. Perlu
diketahui
> bahwa Liga sepakbola profesional Jepang baru dimulai tahun 1993.
>
>  Mengambil pelajaran dari beberapa kasus yang telah diuraikan penulis di
> atas, kita bisa mengambil banyak pelajaran bahwa ternyata kepintaran dan
> kepandaian otak kita adalah tidak cukup untuk membawa kita menuju suatu
> komunitas yang terdidik. Justru sikap dan prinsip hidup yang sebenarnya
> terlihat sederhana itulah akan secara silmultan membentuk suatu bangsa
> menjadi bangsa besar dan berperadaban.
>
>  Penulis, Kandidat Doktor pada jurusan Computer Science,
>  Saitama University, Jepang
>
>
> --
> ~~~~~~ PRODUKSI BERSIH (PB) MAILING LIST
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
>
> Posting  =  [EMAIL PROTECTED]
> Berhenti  =  Kirim Email kosong ke mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Berlangganan  =  Kirim Email kosong ke mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Administrator  =  mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Arsip  =  http://www.mail-archive.com/[EMAIL PROTECTED]/
>
> FORLINK @ http://www.forlink.dml.or.id
> Environmental News @ http://forlink.dml.or.id/e-news/
> Forum KMB Indonesia @ http://www.forumkmb.dml.or.id
> Bursa Limbah Indonesia @ http://www.w2p.dml.or.id
>
>
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~
>
>


--  
~~~~~~ PRODUKSI BERSIH (PB) MAILING LIST ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Posting  =  [EMAIL PROTECTED]
Berhenti  =  Kirim Email kosong ke mailto:[EMAIL PROTECTED]
Berlangganan  =  Kirim Email kosong ke mailto:[EMAIL PROTECTED]
Administrator  =  mailto:[EMAIL PROTECTED]
Arsip  =  http://www.mail-archive.com/[EMAIL PROTECTED]/

FORLINK @ http://www.forlink.dml.or.id
Environmental News @ http://forlink.dml.or.id/e-news/
Forum KMB Indonesia @ http://www.forumkmb.dml.or.id
Bursa Limbah Indonesia @ http://www.w2p.dml.or.id

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


_______________________________________________
Ekonomi mailing list
[EMAIL PROTECTED]
http://lists.lead.or.id/mailman/listinfo/ekonomi

Kirim email ke