Itulah bahanya pemahaman otonomi daerah yang kebablasan .. hanya memeikirkan
bagaimana menggaji pegawai negeri yang ada di daerah dan bukan memulihkan
kembali kekuatan rakyat untuk mengelola sendiri daerah mereka dalam berbagai
sektor.

Saya kira nasib si Mamang lebih baik dikembalikan kepada masyarakat. Bahkan
si Mamang jangan bermimpi menjadi pegawai negeri bila ingin kesejahteraannya
baik dimasa depan dan tidak mnejadi maling duit rakyat dengan bersembunyi
dibelakang baju pegawai negerinya.

Bila si Mamang memang mampu bekerja dengan baik... saya yakin para petani
akan memberi gaji si Mamang dengan imbalan gaji seumur hidup selama ia mampu
bekerja dengan, bahkan bisa memperoleh gaji yang lebih besar dari para
petani.  Oleh karena itu itulah tantangan bagi alumni LEAD untuk kembali
memulihkan berbagai kekuatan rakyat yang dihancurkan oleh semua aktor
pembangun yang ikut mendukung tegaknya Orde Baru. Saya kira alumni LEAD
telah menikmati banyak fasilitas selama menjadi associate dan fellows.
Jangan terlalu banyak omong dan arogan dengan predikat yang disandangnya.
Kita tetap akan diminta pertanggungjawabannya di dunia maupun di akhirat
atas semua kepercayaan yang pernah diberikan kepada alumni LEAD.

  Salam lestari,


----- Original Message -----
From: Teten Avianto <[EMAIL PROTECTED]>
To: Envorum <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: gatot surarjo <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, January 31, 2001 2:30 PM
Subject: [envorum] Air,Cinta,dan Otda


> Rekan-rekan,
> Hari Sabtu kemarin saya jalan-jalan lagi menelusuri salah satu saluran
> irigasi di Cianjur.
> Ada cerita, tapi panjang. Barangkali ada yang mau baca. Kalau nggak,
> delete aja. Nggak penting koq.
>
> Sudah belasan tahun si Mamang (bukan nama sebenarnya) menjadi penjaga
> pintu air. Setiap musim dia sudah biasa dapat dampratan dari masyarakat
> petani. Pada musim kering, Si Mamang dimaki karena air irigasi kurang
> dan dia harus membagi-bagi giliran mengalirkan air ke berbagai petakan
> sawah. Tentunya nggak semua petani bisa puas, jadi sudah pasti ada
> minimal seorang petani yang memarahi dia. Pada musim hujan si Mamang
> dimarahi karena banyak air banjir dan tanggul jebol. Dalam keadaan
> begini, si Mamang sering harus bergadang, nggak tidur untuk menunggui
> pintu air irigasi yang sering nakal itu. Si Mamang harus kerja 24 jam.
>
> Dengan gaji hanya Rp 80.000,-/bulan, tanpa jelas status kepegawaiannya,
> hidup si Mamang memang berat. Belum lagi anaknya yang mulai butuh biaya
> sekolah, belum lagi harga kebuthna rt. yang melambung. Akhirnya, si
> Mamang mengizinkan istrinya pergi bekerja sebagai TKW. Si Mamang
> kebagian ngurus anak-anaknya di rumah, sambil meniti karirnya sebagai
> penjaga bendung. Siapa tahu bisa diangkat jadi pegawai negeri.
>
> Dua tahun kemudian sang istri kembali membawa uang banyak. Mereka bisa
> memperbaiki rumahnya, dsb. Kepemilikannyapun meningkat.  Tapi ntah apa
> sebabnya, rumah tangga si Mamang jadi goyah. Sebagian tetangganya
> mengira bahwa uang yang banyak yang dibawa istrinya itu membuat si istri
> jadi sulit dikontrol, atau mungkin yang menjadikan si Mamang rendah
> diri, merasa nggak dibutuhkan lagi. Ntahlah.......
>
> Tapi si Mamang masih punya harapan dan harga diri karena suatu saat dia
> akan diangkat menjadi pegawai negeri di Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
> Cianjur.
>
> Ketika Otonomi Daerah datang, ternyata Pemda Kab.Cianjur tidak
> mementingkan peran "pengairan". Dinas PU Pengairan akan dilebur, ntah
> jadi apa. Peran pengelolaan pengairan selanjutnya akan diserahkan kepada
> petani melalui oraganisasi P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air) dengan
> proses PPI (Program Penyerahan Irigasi).
>
> Si Mamang hancur hatinya, karena hapuslah harapan dia untuk jadi pegawai
> negeri golongan I. Tahun depan semua tenaga honorer (pegawai belum
> diangkat jadi PNS) akan diberhentikan. Belasan tahun mengabdi, berakhir
> dengan PHK.
>
> Saya sendiri nggak tahu bagaima nasibnya beras Cianjur yang terkenal itu
> jika irigasi tidak dikelola dengan baik. Bagaimana nasib si Mamang yang
> belasan tahun pengalamannya hanya mengatur air irigasi, tiba-tiba harus
> mencari pekerjaan baru.
>
> Teten--
> ----------------------
> # Http://www.lead.or.id/teten
> ======================
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
> Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
> Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id
>
>



---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke