Ngomong-ngomong soal pengelolaan sampah, rasanya ada yang aneh dari pemerintah kita. Soalnya kalau memang punya “NIAT” untuk menghandle dengan serius soal sampah ini, kan begitu banyak contoh dari negara lain yang sudah memiliki pengelolaan sampah dengan baik. Misalnya contoh dari negara-negara maju. Memang kalau mau niru 100% begitu saja tentu kemudian akan muncul keluhan, “wah dananya nggak cukup untuk secanggih itu”. Tapi kan ada banyak jalan menuju “Bersih”. Misalnya, kenapa dirjen atau menteri yg berurusan dengan soal itu tidak membuat kebijakan atau himbauan bahkan lebih keras lagi “peraturan ketat” kepada semua instansi termasuk pada swastanya untuk melakukan “SELEKSI SAMPAH” sebelum diserahkan kepada petugas kebersihan (dikelola bersama antara pemerintah dan swasta): caranya kan mudah yakni hanya menyediakan tempat sampah yang diberi label masing-masing untuk setiap kategori yang bisa didaur ulang dengan mesin dan yang bisa hancur karena senyawa organic. Jadi mungkin setiap instansi harus menyediakan tiga macam tempat sampah yang berjejeran. Sedangkan produk sampah itu sendiri memang harus dikelola bekerjasama dengan kalangan swasta yang “PASTI” ada yang membutuhkannya, misalnya botol-botol, plastik-plastik, dll. Jadi si pengelola swasta ini juga akan mendapat manfaat ganda, pemerintah juga demikian karena berkurang sebagian bebannya. Begitu pula kepada masyarakat kita, mungkin bisa dilakukan secara bertahap berupa himbauan sambil memberi teladan (contoh) manfaat yang akan diperoleh, setelah itu baru ada peraturan ketat yang disertai system reward and punishment (sanction) kalau melanggar. Baik itu rumahtangga maupun untuk umum (seperti fasilitas-2 umum : taman, jalan, dll). Semua rumah memiliki tempat sampah minimal dua macam yang disimpan di halaman rumah, yang akan diambil oleh petugas kebersihan sewaktu-waktu. Secara sederhana ya demikian. Tapi memang ini akan sukses kalau disertai perhatian yang sungguh-sungguh dari berbagai pihak. Salam, Dewi Nurjulianti- C-3 Kuala Kencana, Timika, West Papua