Daftar berita terlampir: * Tak Ada Lagi Izin Pembuangan "Tailing" (2001-05-08) * Pemda Bali Terus Diprotes soal Penyu (2001-05-08) * Burung sebagai Maskot Tudingan dan Tuntutan (2001-05-08) * Yosepha Alomang Menghilang (2001-05-08) * Timah Hitam Tetap Mengancam (2001-05-08) * Enam Ornop Gugat Mentan ke PTUN (2001-05-05) * Mas Achmad Santosa Menyiram Hutan yang Terbakar (2001-05-05) TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan http://www.terranet.or.id ================================================================ Tak Ada Lagi Izin Pembuangan "Tailing" http://www.kompas.com/kompas-cetak/0105/08/iptek/taka10.htm Pemerintah memutuskan untuk tidak lagi mengeluarkan izin pembuangan limbah tailing ke laut. Pertimbangannya antara lain karena banyaknya laporan kasus yang muncul akibat hal tersebut.Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH)/Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Sonny Keraf mengatakan hal itu hari Jumat (4/5) di Jakarta. Hal itu dikemukakan Sonny Keraf ketika menerima kunjungan delegasi dari Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Jaring Pela, serta lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Kanada, Amerika Serikat, dan Australia yang menaruh perhatian terhadap kasus limbah tailing di laut. (Kompas, 2001-05-08) Pemda Bali Terus Diprotes soal Penyu http://www.kompas.com/kompas-cetak/0105/08/iptek/pemd10.htm Sampai sekarang ini, Pemerintah Daerah Bali masih terus mendapat surat protes dari pecinta lingkungan di seluruh dunia akibat berlangsungnya penangkapan dan penjualan penyu hijau di sana. "Terus terang, pariwisata Bali bisa terancam kalau penangkapan penyu itu tidak dihentikan. Puluhan surat protes kami terima dari dunia internasional. Sebenarnya adat Bali tidak mengharuskan pemakaian daging penyu dalam upacara, karena dapat diganti dengan yang lain," demikian Gubernur Bali Dewa Beratha di Gerogak, Buleleng, Jumat (4/5), seraya mengimbau agar para penegak hukum bisa bertindak lebih tegas. (Kompas, 2001-05-08) Burung sebagai Maskot Tudingan dan Tuntutan http://www.kompas.com/kompas-cetak/0105/08/iptek/buru27.htm DAYA tarik burung jalak bali, sungguh sakti. Bali yang sudah memiliki setumpuk daya tarik wisata budaya dan alamnya, kalau ditambah jalak bali yang terkenal sebagai spesies endemik unik dan hanya ada di Bali, pasti makin hebat. Khususnya di alam sekitar Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang rusak itu, serta sisa potensi wisata bahari dengan bekas taman laut dan Pulau Menjangan. Tidaklah aneh, potensi wisata bahari plus jalak bali di sana, sungguh menjadi tumpuan daya tarik tambahan datangnya wisatawan asing ke sana.Sayangnya keadaan TNBB kian sulit dikendalikan. Pencurian dan penjarahan isi hutan, termasuk satwa liarnya, sudah menjadi kegiatan selingan dan sehari-hari. Belum lagi ribut-ribut soal status TNBB, serta meluasnya permasalahan gara-gara pemberian izin pengusahaan pariwisata alam (IPPA) yang diduga merusak lingkungan hidup dan mengganggu langsung zona inti TNBB, sebagai habitat satwa liar endemik termasuk jalak bali. (Kompas, 2001-05-08) Yosepha Alomang Menghilang http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=27168&kat_id=6 Yosepha Alomang, 48, penerima penghargaan Goldman Environmental Prize, hingga kini belum pulang dan tidak diketahui keberadaannya. Menurut siaran pers yang dikeluarkan Forum Sabang Merauke yang ditandatangani Wolas Krenak dan Frans Maniagasi, hingga kemarin belum ada kejelasan di mana Yosepha berada. ''Kami yang menjadi keluarganya tentu merasa kehilangan jika Mama Yosepha tak kembali ke kampung halamannya,'' ujar Wolas. Menurut Wolas, Yosepha adalah ketua Hak Asasi Anti Kekerasan (HAMAK). Dia pulalah yang menyetujui pembangunan pusat pelatihan HAM di Timika. Pusat pelatihan itu telah berhasil mendidik masyarakat setempat untuk menghormati HAM. ''Kami ingin membangun tanah Papua secara damai,'' katanya. (Republika, 2001-05-08) Timah Hitam Tetap Mengancam http://www.kompas.com/kompas-cetak/0105/06/IPTEK/tima22.htm BAPAK ibu dengarlah! Timah hitam ternyata masih tetap mengancam putra-putri Anda baik di rumah maupun di sekolah. Bahkan tempat bermain seperti perosotan, boneka mainan, mobil-mobilan, di samping minuman dan makanan, tidak luput dari anasir jahat pengganggu kesehatan ini. Peringatan ini muncul dari sebuah studi di Amerika Serikat (AS) yang disampaikan pekan ini. AS sudah bertahun-tahun memberi standar kandungan 10 mikrogram setiap desiliter sebagai ambang aman. Ternyata, bahaya timah hitam atau juga dikenal sebagai timbal tetap mengintai, meski kandungannya lebih rendah. Walaupun studi dilakukan di AS, tidak berarti anak-anak negeri lain tidak terancam. Indonesia misalnya bisa dikatakan lebih parah mengingat rendahnya tingkat kepedulian pemerintah maupun berbagai lembaga yang berkait dengan keselamatan anak. (Kompas, 2001-05-08) Enam Ornop Gugat Mentan ke PTUN http://www.kompas.com/kompas-cetak/0105/05/IPTEK/enam10.htm Koalisi Organisasi Nonpemerintah (Ornop) Untuk Keamanan Hayati dan Pangan, Jumat (4/5) secara resmi mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta terhadap Menteri Pertanian (Mentan). Gugatan tersebut berkaitan dengan tuntutan mereka agar Mentan membatalkan surat izin pelepasan secara terbatas kapas transgenik di tujuh kabupaten di Sulawesi Selatan. (Kompas, 2001-05-05) Mas Achmad Santosa Menyiram Hutan yang Terbakar http://www.republika.co.id/cetak_detail.asp?id=26951&kat_id=113 Jumat malam, 20 April 2001, ruang pertemuan Hotel Gran Mahakam penuh sesak. Di antara kerumunan orang yang hadir tampak Menteri Lingkungan Hidup Sony Keraf, Emil Salim, Emmy Hafild, Koesnadi Hardjasoemantri, Adnan Buyung Nasution, Hakim Agung Abdurrahman Saleh, Tini Hadad, dan Zoemrotin. Mereka berbaur bersama puluhan tamu undangan lainnya. Malam itu, Mas Achmad Santosa, yang sering dipanggil Mas Ota, meluncurkan buku Good Governance dan Hukum Lingkungan. Seperti jamaknya, kehadiran orang di pesta perkawinan, ulang tahun, pameran lukisan, atau peluncuran buku, selalu memperlihatkan 'kelas' si empunya hajat. Secara kebetulan isu yang dilansir memiliki aktualisasi tema dengan konteks kekinian. (Republika, 2001-05-05) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id