http://www.surabayapost.co.id/01/05/10/02LH.HTML NASIONAL Kamis, 10 M e i 2001 Surabaya Post Kedekatan Kantor Meneg LH dan LSM Perlu Dicermati Jakarta - Surabaya Post Kalangan DPR menilai terjadi perkembangan fenomena menarik dalam soal lingkungan. Kini Kantor Meneg Lingkungan Hidup jadi corong Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Kalangan LSM termasuk Walhi memanfaatkan posisi dan pernyataan Meneg LH/Bapedal untuk mendukung programnya, sementara bagi Meneg sikap mendukung LSM dijadikan sarana untuk memunculkan kesan populis. Anggota DPR Bambang W. Soeprapto dan Izzul Islam kepada pers Kamis (10/5) di Jakarta mengatakan, fenomena di Kantor Meneg LH saat ini jauh berbeda dengan kondisi masa lalu. Pada pemerintahan lalu tampak sikap pemerintah sangat berseberangan dengan LSM. Sedangkan sekarang tampak sekali hubungan mesra itu. "Ini yang perlu dicermati," ujar Bambang dari FPG. Hal senada dikatakan Izzul Islam dari FPP bahwa hubungan yang kian baik antara Kantor Meneg LH dengan Walhi perlu diamati. Sebab seharusnya keberadaan LSM merupakan alat kontrol jalannya pemerintahan. Dihubungi terpisah, aktivis LSM "Handal" Jams Jamsuri melihat fenomena tersebut justru sebagai kondisi di mana sebuah LSM dan jaringannya memanfaatkan Kantor Meneg LH untuk kepentingannya. Kalaupun ada manfaat bagi Kantor Meneg LH/Bapedal, tampaknya hanya sebatas diikutkan dalam setiap program LSM yang bersangkutan dan tampil populis. "Karena itu saya berharap pihak Kantor Meneg LH/Bapedal hati-hati dengan cara-cara kalangan LSM memanfaatkan Kantor Meneg LH. Jangan sampai jadi corong LSM," jelasnya. Sebelumnya Walhi mempersoalkan tailing pertambangan Freeport dan Newmount yang dibuang ke laut dengan menuding itu akibat kesalahan kedua perusahaan tambang tersebut. Padahal kata Bambang, Meneg LH mengakui sendiri kedua perusahaan tersebut telah mengantungi izin dari pemerintah. "Dalam kasus ini mengapa Walhi tidak mempertanyakan kepada pemerintah," katanya. Kendati demikian, Bambang meminta Newmount dan Freeport sungguh-sungguh menyikapi problem pembuangan tailing ke laut tersebut. "Saat ini bukan zamannya lagi untuk mendiamkan suatu persoalan. Kedua perusahaan tambang segera menyikapinya dan mensosialisasikan kepada masyarakat," kata Bambang. (mas) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id