Daftar berita terlampir:
* Rp 1,2 Trilyun untuk Rakyat  (2001-05-22)
* Harus Diperiksa, Izin Operasi Mamberamo (2001-05-22)
* Jatim Perkokoh Pertanian (2001-05-22)
* Jateng Minta Hasil Hutan Dibagi Empat (2001-05-22)
* Tokoh Lingkungan Larang Gunakan Bahan Kimia Berbahaya (2001-05-22)
* Pelunasan Utang Bisa Dipercepat dengan 12 Komoditas Unggulan (2001-05-21)

TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
http://www.terranet.or.id
================================================================



Rp 1,2 Trilyun untuk Rakyat 
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=587
Kompensasi Kenaikan Harga BBM

Pemerintah telah merencanakan untuk memberikan kompensasi kepada rakyat tidak mampu 
dana sebesar Rp 1,2 trilyun. Dana itu berasal dari hasil penghematan yang akan 
didapatkan dari penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Demikian Menko 
Perekonomian Rizal Ramli di Jakarta, Senin (21/5).

Hal itu merupakan program kompensasi menolong rakyat kecil yang akan terbebani oleh 
rencana kenaikan harga BBM. Belum diketahui, kapan subsidi BBM itu dihapuskan, dan 
seberapa besar harga subsidi yang akan dihapuskan. Juga belum diketahui, berapa banyak 
kira-kira pemerintah bisa menghemat dana dari pengurangan subsidi BBM tersebut.
(Kompas, 2001-05-22)



Harus Diperiksa, Izin Operasi Mamberamo
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=589
Izin operasi PT Kodeco Alas Lestari yang melakukan pembabatan hutan untuk pembangunan 
jalan, sekarang ini sedang diperiksa. Rencana pembangunan bendungan di Sungai 
Mamberamo pun harus ditinjau, apakah telah memiliki analisis mengenai dampak 
lingkungan (amdal). Jika perusahaan bersangkutan diketahui tidak memenuhi ketentuan, 
akan dikenai sanksi berupa pencabutan izin. Demikian pula dengan pembangunan 
bendungan, jika dampaknya dinilai merugikan masyarakat, hal itu harus 
dihentikan.Menteri Negara Lingkungan Hidup/Ketua Badan Pengendalian Dampak Lingkungan 
(Bapedal) Sonny Keraf menegaskan hal tersebut pada Ekspose Budaya dan Lingkungan 
Mamberamo, di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Senin (21/5). Acara itu dihadiri 
oleh wakil masyarakat adat Mamberamo dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Keraf mengungkapkan hal itu untuk menanggapi pernyataan Ketua Dewan Persekutuan 
Masyarakat Adat Mamberamo Raya Wempi Bilasi. Dalam kesempatan itu Wempi Bilasi 
menyampaikan keinginan masyarakat setempat agar pembangunan bendungan dihentikan, 
karena hal itu akan merusak hutan yang menjadi mata pencarian masyarakat. 
(Kompas, 2001-05-22)



Jatim Perkokoh Pertanian
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=594
Agar dapat bersaing di era globalisasi yang telah dimulai dengan AFTA (kawasan 
perdagangan bebas Asia) tahun 2003, Jatim menetapkan diri dengan memperkokoh sektor 
pertaniannya, terutama komoditas yang berorientasi agrobisnis dan agro industri. Hal 
ini antara lain didasari pertimbangan posisi penting pertanian sebagai penghasil 
makanan pokok yang menjadi prasyarat bagi tercapainya ketahanan ekonomi dan politik.

Demikian disampaikan Kepala Bagian Humas Pemerintah Provinsi Jatim, Gunarto, Senin 
(21/5). Menurut Gunarto, untuk mencapai hal itu ditempatkan berbagai kebijakan dan 
operasional yang berpihak kepada petani serta mengoperasionalkan sistem agrobisnis 
sebagai suatu pendekatan pembangunan. "Hal itu bertujuan agar terwujud keterpaduan 
pembangunan dan pengembangan perekonomian wilayah yang menghasilkan produk-produk 
bermutu, efisien, dan berdaya saing tinggi," kata Gunarto dalam siaran persnya. 
(Kompas, 2001-05-22)



Jateng Minta Hasil Hutan Dibagi Empat
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=595
Jateng sebenarnya mempunyai sumber daya alam yang sangat signifikan untuk meningkatkan 
pendapatan asli daerah sendiri (PADS). Anggota Komisi C (Keuangan dan Anggaran) DPRD 
Jateng HM Djahron MK mengemukakan, luas hutan di wilayah provinsi ini mencapai 650.000 
hektare. Dari luas itu, tiap tahun menghasilkan produksi kayu jati 300.000 meter kubik 
dan hutan rimba (nonkayu jati) 300.000 meter kubik.

Namun, meskipun Jateng kaya sumber daya alam hutan, selama ini ini belum bisa 
menikmati hasilnya secara maksimal. ''Karena sebagian besar hasil hutan dari Jateng 
tersebut mengalir ke pusat. Tiap tahun dana yang disetor ke pusat dari sektor ini 
(hutan-Red) mencapai Rp 200 miliar,'' tuturnya kepada wartawan di Gedung Berlian (DPRD 
Jateng) Jl Pahlawan Semarang, kemarin.
(Suara Merdeka, 2001-05-22)



Tokoh Lingkungan Larang Gunakan Bahan Kimia Berbahaya
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=597
Para tokoh lingkungan hidup dari sekitar 100 negara berkumpul di Stockholm, Selasa 
(22/5). Mereka menandatangani suatu kesepakatan global untuk melarang penggunaan 12 
jenis bahan kimia.

Pada Desember lalu, kesepakatan tentang bahan organik berbahaya (POPs/persistent 
organic pollutans) ditandatangani di Afrika Selatan setelah melalui lima kali 
perundingan. 

Oleh kelompok pencinta lingkungan hidup, hal itu dianggap sebagai suatu kemajuan dalam 
perang terhadap penggunaan bahan kimia berbahaya.
(Suara Pembaruan, 2001-05-22)



Pelunasan Utang Bisa Dipercepat dengan 12 Komoditas Unggulan
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=576
Tanpa terobosan, Indonesia memerlukan waktu tidak kurang dari 100 tahun untuk membayar 
utang yang kini telah mencapai 144 milyar dollar AS, 75 milyar dollar AS di antaranya 
merupakan utang pemerintah. Selain itu, pendapatan pemerintah juga masih digerogoti 
untuk rekapitalisasi perbankan yang jumlahnya mencapai Rp 700 trilyun lebih atau 
setara dengan tiga tahun Anggaran Pendapatan dan Belanda Negara (APBN). 

Upaya memperpendek masa pengembalian utang itu dapat dilakukan dengan memfokuskan 
perhatian pada pengembangan produk unggulan pertanian, terutama agroindustri. 
Setidaknya ada 12 komoditas unggulan yang jika diprioritaskan pengembangannya dapat 
menolong memangkas masa pengembalian utang menjadi 60 sampai 70 tahun saja.
(Kompas, 2001-05-21)




---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke