Daftar berita terlampir:
* Penggalian di Cagar Alam Dangkalkan Danau Sentani (2001-05-25)
* Belum Ada Kesepakatan soal Moratorium Transgenik (2001-05-25)
* Semarang, Kota yang Abaikan Tata Guna Lahan dan Lingkungan  (2001-05-23)
* Indonesia Rawan Produk Transgenik (2001-05-23)
* Kerusakan Lingkungan di Sumali Memprihatinkan (2001-05-23)
* Jakarta Susah Air  (2001-05-23)
* Bupati Bantaeng: Kapas Transgenik Banyak Diminati (2001-05-23)
* Racun Kimiawi Simpangkan Organ Seks (2001-05-23)
* Dijamin Menneg LH, Ngadinah Dilepas (2001-05-23)
* Kuala Lumpur Tiru Aturan Kebersihan Singapura (2001-05-22)

TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
http://www.terranet.or.id
================================================================



Penggalian di Cagar Alam Dangkalkan Danau Sentani
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=621
Penggalian bahan golongan C seperti pasir, batu, dan tanah pada cagar alam Cycloops 
oleh para pengusaha telah mendangkalkan Danau Sentani. Bahan material yang terbuang 
dari hasil penggalian itu-akibat hujan-tertumpuk di dasar danau. Debit air pun makin 
berkurang akibat adanya penggalian terkait.

Direktur Eksekutif Yayasan Pendidikan Lingkungan Hidup Cycloops, Jayapura, Yuvenalis A 
Ledang, di Jayapura, Selasa (22/5), mengatakan, daerah Cycloops ditetapkan sebagai 
cagar alam tahun 1978. Luas daerah ini 22.500 hektar, meliputi sebagian kota Kabupaten 
Jayapura. 
(Kompas, 2001-05-25)



Belum Ada Kesepakatan soal Moratorium Transgenik
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=622
Para pakar dan stakeholders di Indonesia sekarang ini masih belum mengambil sikap soal 
perlu atau tidaknya dilakukan moratorium (penghentian sementara) terhadap pemanfaatan 
teknologi dan produk rekayasa genetika. Mereka juga masih berbeda pendapat soal perlu 
atau tidaknya pembuktian terbalik atas risiko dari transgenik ini. Demikian salah satu 
hasil rumusan seminar "Rekayasa Genetik: Tantangan dan Harapan", yang diselenggarakan 
Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Rabu (23/5). Rumusan 
seminar itu disampaikan Direktur Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Unpad Oekan S 
Abdullah. 

"Ketidaksepakatan dalam dua hal ini sebenarnya lebih maju dalam menyikapi kehadiran 
teknologi dan produk rekayasa genetika. Untuk kedua masalah ini, perlu konsultasi dan 
dialog lebih lanjut, dan komprehensif. Sebelumnya, pro-kontra masalah rekayasa 
genetika ini menyangkut banyak hal," tutur Oekan usai acara tersebut. 
(Kompas, 2001-05-25)



Semarang, Kota yang Abaikan Tata Guna Lahan dan Lingkungan 
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=603
"ADUH Mbak..., di sini selalu banjir. Enggak ada hujan pun setiap hari rumah pasti 
tergenang. Belum lagi rumah saya kok rasanya terus saja tenggelam. Ambles Mbak...?" 
tutur Mbok Ruminah (90) penghuni kawasan kumuh di Jalan Hasanuddin, RT 09/02 Kelurahan 
Bandarharjo, Semarang.
Ketika ditemui, Ruminah dengan kepala tertunduk keluar dari gubuknya, tanpa alas kaki, 
kendati kakinya terserang penyakit gatal-gatal. Ia membungkuk, di bawah pintu yang 
tinggal setinggi 50 sentimeter.

Ia menunjukkan bagian ru-mahnya yang tersisa di bagian atas-sebab, bagian bawah 
rumahnya (sekitar 1,5 meter) kini telah tenggelam ke dalam tanah. Atap rumahnya kini 
hampir sejajar dengan jalan setapak yang berada di depan rumahnya. 
(Kompas, 2001-05-23)



Indonesia Rawan Produk Transgenik
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=604
Sekarang ini Indonesia sangat rawan terhadap berbagai produk hasil rekayasa genetika 
(transgenik) di berbagai bidang. Itu antara lain akibat negara ini belum melakukan 
ratifikasi terhadap Protokol Cartagena di Montreal tanggal 29 Januari 2000 lalu. Kalau 
saja Indonesia meratifikasinya, dengan sendirinya bisa mengambil sikap tegas terhadap 
produk-produk tersebut, yakni menerima atau menolaknya-terutama untuk produk 
transgenik yang datang dari luar.

Pakar Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Kasumbogo Untung mengemukakan hal 
itu kepada Kompas, di sela-sela seminar Rekayasa Genetik: Tantangan dan Harapan, oleh 
Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran (Unpad) di Bandung, Selasa (22/5). 
"Sekarang, masuknya produk pertanian hasil rekayasa genetika dari luar negeri ke 
Indonesia menjadi rawan, karena kita belum meratifikasi Protokol Cartagena tersebut," 
katanya.
(Kompas, 2001-05-23)



Kerusakan Lingkungan di Sumali Memprihatinkan
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=606
Berbagai permasalahan dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di wilayah Sulawesi, 
Maluku, dan Irian Jaya (Sumali), saat ini sudah sangat memprihatinkan. Yang terparah, 
mencakup rusaknya terumbu karang, abrasi pantai, sedimentasi danau, kerusakan dan 
kebakaran hutan serta daerah aliran sungai (DAS). Selain itu, juga kerusakan taman 
nasional (TN) dan lingkungan pertambangan.

Penyebabnya antara lain akibat adanya kecenderungan industri/kegiatan usaha yang 
enggan membuat analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), serta kesadaran dan 
keterlibatan masyarakat dalam pengawasan lingkungan yang masih rendah. Selain itu, 
penegakan hukum masih rendah dan belum terpadunya penegakan hukum lingkungan oleh 
instansi pemerintah. 
(Kompas, 2001-05-23)



Jakarta Susah Air 
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=607
Oleh Sapto Nugroho

DALAM Konferensi Puncak Bumi (Earth Summit) mengenai pembangunan dan lingkungan di Rio 
de Janeiro, Brasil, pada Juni 1992, disepakati suatu rencana menyongsong abad ke-21 
(dikenal dengan nama Agenda 21) yang mengusulkan perlunya Hari Dunia untuk Air. Usulan 
ini diterima melalui Resolusi No-mor 147/1993 tahun 1992, serta menetapkan tanggal 22 
Maret menjadi Hari Air Sedunia mulai tahun 1993.
Hari Air Sedunia ini mengajak orang merenungi dan menghayati arti pentingnya air 
sebagai sumber kehidupan, serta bersama-sama mendayagunakan, melestarikan, dan 
mengamankan sumber daya air. 
(Kompas, 2001-05-23)



Bupati Bantaeng: Kapas Transgenik Banyak Diminati
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=608
Permintaan bibit kapas transgenik di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan meningkat, 
sementara suplai dari PT Monagro Kimia mulai seret. 

Bupati Bantaeng, H Azikin Solthan, kepada wartawan Senin, mengakui minat petani kapas 
di daerahnya cukup menggembirakan. Menurutnya, besarnya animo warganya karena nilai 
ekonomi yang diberikan dengan menanam kapas transgenik ini cukup tinggi. Menurut para 
petani, kata Azikin, rata-rata keuntungan yang bisa mereka peroleh dengan menanam 
kapas transgenik ini mencapai dua kali lipat dibanding menanam jenin kapas lokal.

Sebenarnya penanaman kapas transgenik di Sulsel ini masih disoroti oleh beberapa 
organisasi non pemerintah (ornop). Tercatat paling sedikit ada lima ornop yang 
menyatakan keberatan, yaitu YLKI, YLK Sulsel, Icel, Konphalindo, dan PAN. Alasan 
keberatan mereka beramacam-macam. Ada yang mengklaim belum dilakukannya Amdal. Ada 
pula yang mempertanyakan dampak negatif bagi masyarakat yang mempergunakan kapas hasil 
transgenik ini. 
(Republika, 2001-05-23)



Racun Kimiawi Simpangkan Organ Seks
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=628
KESEPAKATAN PBB yang diputuskan di Stockholm Selasa (22/5) melarang bahan-bahan kimia 
yang dibuat manusia yang mengandung racun yang bisa menyebabkan beruang kutub 
mengalami penyimpangan organ seksual. 
Sebanyak 12 zat organik polutan berat ditemukan pada pestisida atau limbah industri 
yang dapat menyebabkan kanker yang fatal dan kelahiran catat baik pada manusia maupun 
binatang. 
Zat organik polutan berat itu terhimpun dalam jaringan lemak, yang kadang-kadang 
meningkat sampai 70.000 kali dari level normal. 
Beruang kutub adalah binatang yang lebih banyak menerima akibat polutan itu karena 
makanan mereka mengandung banyak lemak. Beruang kutub memerlukan cukup banyak lemak di 
tubuhnya dengan membangun lemak sendiri untuk melindungi tubuhnya selama musim dingin. 

Lebih dari 120 negara menyetujui kesepakatan ini di Stockholm untuk menekan atau 
mengurangi penggunaan zat organik polutan berat yang ditemukan dalam pestisida, pada 
trasformasi elektrik dan sebagai bahan tambahan pada cat atau plastik. 
(Surabaya Post, 2001-05-23)



Dijamin Menneg LH, Ngadinah Dilepas
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=629
Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH) Sonny Keraf memberikan jaminan atas 
penangguhan penahanan Ngadinah yang didakwa melakukan tindak pidana ketika melakukan 
demonstrasi menuntut perbaikan kesejahteraan buruh di PT Panarub, Tangerang. Dia 
dilepas dari tahanan sesuai sidang di Pengadilan Negeri Tangerang, Selasa (22/5) 
siang.

Dalam suratnya, Sonny Keraf menjamin terdakwa untuk tidak melarikan diri, tidak 
mempengaruhi saksi-saksi serta siap menghadirkan terdakwa dalam setiap pemeriksaan di 
pengadilan.

Selain Meneg LH, jaminan serupa juga diberikan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum 
Indonesia (YLBHI) Munir SH, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak 
Kekerasan (Kontras) Munarman SH, Ketua Umum DPP Gabungan Serikat Buruh Independen 
(GSBI) Bandung Eko Saputra serta pihak keluarga terdakwa Sunardi.
(Suara Pembaruan, 2001-05-23)



Kuala Lumpur Tiru Aturan Kebersihan Singapura
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=616
Selama bertahun-tahun Kuala Lumpur menghadapi masalah kebersihan. Penduduknya --bila 
dibandingkan dengan warga Singapura-- kurang memiliki kesadaran mmbuang sampah pada 
tempat yang semestinya. Tapi tampaknya kecerobohan ini tak akan berlangsung lama lagi. 
<br>
Walikota Kuala Lumpur mengatakan akan memberlakukan sejumlah ketentuan "ala Singapura" 
yang akan menghukum para pembuang sampah serampangan dan kaum perusak dengan kerja 
sosial. <br>
"Orang yang suka membuang sampah seenaknya pantas khawatir," kata Mohamad Ibrahim, 
Senin (21/5). Ia adalah pemungut sampah dari burger yang baru dimakan separuh, 
botol-botol hingga pakaian dalam di jalan-jalan Kuala Lumpur. Ia yakin sejumlah 
ketentuan yang akan diterapkan oleh Walikota Kamaruzzaman Shariff akan berhasil jika 
benar-benar ditegakkan secara ketat. 
(Surabaya Post, 2001-05-22)




---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke