Daftar berita terlampir: * Penutupan Pusat Rehabilitasi Orangutan Bahorok Dipertanyakan (2001-05-30) * Eksploitasi Pasir Laut, Riau Belum Pernah Mengeluarkan Izin (2001-05-30) * Kabinet akan Bahas Manipulasi Hutan (2001-05-30) * Perhutani Tukar Kayu Jati Curian dengan Bonus (2001-05-29) * 30 Tahun Bergelut dengan Tanaman Obat (2001-05-29) * Saatnya Moratorium Perdagangan Bunga Karang (2001-05-28) * Menhut Buka EJOS 2001: Stop Eksploitasi Anggrek Alam (2001-05-28) * Indonesia kotor, Singapura terbersih (2001-05-27) TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan http://www.terranet.or.id ================================================================ Penutupan Pusat Rehabilitasi Orangutan Bahorok Dipertanyakan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=657 Penutupan pusat rehabilitasi orangutan (Pongo pygmaeus) di Bukit Lawang, Bahorok, Kabupaten Langkat, agar dikaji kembali. Kalau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara (Sumut) dan Balai Taman Nasional Gunung Leuser memang merealisasikan rencananya itu, bukan mustahil akan merugikan sektor pariwisata di daerah ini. Wakil Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata (Asita) Sumut Farid Badres dalam jumpa pers, Selasa (29/5), di Medan, mengemukakan, pihaknya menduga bahwa rencana penutupan itu berbau politik. Rencana penutupan itu, lanjutnya, sudah menyebar ke berbagai negara di Eropa, terutama di Swiss. (Kompas, 2001-05-30) Eksploitasi Pasir Laut, Riau Belum Pernah Mengeluarkan Izin http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=658 Pemerintah Provinsi Riau, sampai saat ini belum pernah mengeluarkan izin eksploitasi pasir laut untuk diekspor ke Singapura. Perusahaan-perusahaan yang melakukan kegiatan tersebut memperoleh izin dari pemerintah pusat sebelum otonomi daerah dilaksanakan. Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Riau Bidang Ekonomi dan Pembangunan Drs Raja Abdul Aziz dalam percakapannya dengan Kompas Selasa (29/5). Sesuai ketentuan, pemerintah Provinsi Riau tidak boleh mencabut izin tersebut meskipun wewenang izin penambangan pasir menjadi wewenang pemerintah provinsi dan kabupaten-menyusul pelaksanaan otonomi daerah. (Kompas, 2001-05-30) Kabinet akan Bahas Manipulasi Hutan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=664 Pemerintah akan menggelar rapat terakhir untuk memutuskan langkah penanganan masalah kehutanan, termasuk mengenai ilegal logging, manipulasi dana reboisasi (DR), dan iuran hasil hutan (IHH) di Riau senilai Rp 3,5 triliun. Hal tersebut disampaikan Rizal usai menyampaikan pidato mengenai perkembangan perekonomian nasional di Bina Graha, beberapa waktu lalu. Menurut Rizal, dalam sidang tersebut akan dibicarakan keputusan langkah yang lebih keras dalam penanganan masalah ini. "Pemerintah akan rapat sekali lagi dalam sidang kabinet untuk memutuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan kehutanan, pencurian kayu, dan lain-lain," kata Rizal. (Media Indonesia, 2001-05-30) Perhutani Tukar Kayu Jati Curian dengan Bonus http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=653 Perhutani KPH Indramayu rupanya kewalahan mengatasi aksi pencurian kayu jati di wilayahnya. Agar kerugian akibat penjarahan bisa ditekan, Perhutani KPH Indramayu pun mengimingi-imingi bonus atau imbalan sejumlah uang kepada warga yang mengembalikan kayu jati curian. Memang belum lama ini, warga sekitar kawasan hutan jati Haurgeulis menyerahkan 0,39 m3 (sekitar 9 potong) kayu jati hasil curian kepada petugas asper setempat. Langkah ini diharapkan ditiru oleh warga lainnya yang hingga kini masih menyimpan kayu-kayu curian. (Republika, 2001-05-29) 30 Tahun Bergelut dengan Tanaman Obat http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=654 Mungkin pria ini sudah ditakdirkan bergelut dengan alam dan lingkungan. Itu lah kira-kira kalimat yang pas untuk menggambarkan sosok Sugeng Hanafi, 57, warga desa Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri. ''Nampaknya, saya ini dari sononya sudah ditakdirkan untuk bergelut dengan alam dan lingkungan, sehingga profesi sehari-hari saya tidak jauh dari tanaman obat,'' ujar bapak dua putra saat ditemui di rumahnya Jl Suparjan Mangun Wijaya 76, Kediri. Laki-laki berjenggot lebat, yang mirip Presiden Kuba Fidel Kastro, itu setiap hari dari pagi hingga petang hanya merawat koleksi tanaman obat. Sebanyak 600 jenis tanaman obat koleksinya ditanam di lahan seluas lebih dari 6 Ha dalam enam lokasi kebun. Di Kediri yang luas kebunnya 3 ha dan sisanya (3 ha) di Nganjuk. (Republika, 2001-05-29) Saatnya Moratorium Perdagangan Bunga Karang http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=642 INDAHNYA TERUMBU KARANG - Keindahan dan tingginya keragaman jenis terumbu karang (coral reef) ini bisa menjadi objek wisata yang tak ternilai harganya. Namun sayangnya, di Indonesia bunga-bunga karang diambil dan dijual tanpa pengawasan yang ketat. Akibatnya, beberapa jenis di antaranya hampir punah. Sekali waktu kalau Anda bisa menyelam (diving) atau snorkling, cobalah ke Taman Laut Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Jika tak menguasai kedua jenis olahraga air itu, Anda bisa menyewa perahu Katamaran. Maka, Anda bisa menikmati keindahan terumbu karang (coral reef) melalui kotak kaca yang dicelupkan di air laut. (Suara Pembaruan, 2001-05-28) Menhut Buka EJOS 2001: Stop Eksploitasi Anggrek Alam http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=645 Anggrek merupakan sumber kekayaan hayati yang sangat potensial. Bunga yang mendapat julukan Permata Belantara itu jika dibudidayakan dengan baik akan memberikan nilai estetika, lingkungan, serta ekonomis. Hal itu dikemukakan Menteri Kehutanan Marzuki Usman saat membuka East Java Orchid Show (EJOS) 2001 di Kebun Raya Purwodadi Kab. Pasuruan, akhir pekan kemarin. Namun Marzuki mengingatkan, perdagangan anggrek alam hendaknya harus bisa dihindari. Hal tersebut untuk menghindari eksploitasi anggrek alam yang cenderung mengancam kelestariannya. "Ekspor anggrek alam harus segera diganti dengan anggrek hibrida," pesan Marzuki. Budi daya anggrek alam, lanjut Marzuki juga harus dilakukan demi upaya konservasi. Namun permintaan pasar harus dipenuhi dengan anggrek hibrida hasil persilangan yang bentuk maupun warnanya jauh lebih baik dan disukai konsumen. (Surabaya Post, 2001-05-28) Indonesia kotor, Singapura terbersih http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=649 Indonesia, Cina, India dan Filipina masuk dalam deretan negara-negara Asia dengan tingkat polusinya tinggi, sementara Singapura, Malaysia dan Jepang disebut bersih. Survei mengenai tingkat polusi, dengan meliputi kualitas air dan udara, tingkat kebisingan dan kemacetan lalu lintas ini dilakukan oleh Political and Economic Risk Consultancy Ltd (Perc). Masalah itu ditanyakan kepada kalangan ekspratriat. Polusi udara pada umumnya menjadi masalah lingkungan yang besar di kawasan Asia, dengan masalah kemacetan lalu lintas. Tap Perc mengakui, bahwa “Persepsi mengenai [mutu] air dan kebisingan sangat mixed.” (Satunet.Com, 2001-05-27) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id