Daftar berita terlampir:
* Hasil Kayu Terancam Ditolak Pasar Internasional
* Penggunaan Pestisida Ancam Kelestarian Burung Maleo
* Indonesia Akan Hadapi Malapetaka di Bidang Pangan
* Harus Ada Pengujian Independen atas Mutu Bensin Tanpa Timbel 
* Penerapan Bioteknologi Belum Mendapat Perhatian
* Pasar Burung Karimata, Rekreasi Murah 
* Sertifikasi Ekolabel, Agustus, 5 KPH Perhutani Tunggu Nasib
* Pemerintah Tengah Persiapkan "Dewan Air"


Kliping tematik lainnya dapat diperoleh di
http://www.terranet.or.id/terramilis.php
http://www.terranet.or.id/berita.php

TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
http://www.terranet.or.id
================================================================



Hasil Kayu Terancam Ditolak Pasar Internasional
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1143
Produksi kayu Indonesia terancam tidak diterima di pasar internasional bila sampai 1 
Januari 2003 belum memiliki sertifikat ekolabel. 

Ketua Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) Drajad Wibowo menuturkan, dari 354 unit hak 
pengusahaan hutan (HPH), hanya satu yang memegang sertifikat ekolabel, yakni PT 
Diamond Raya Timber di Riau. Dari 10 HPH yang dianggap serius menyampaikan minat 
mendapatkan sertifikat, diperkirakan hanya empat yang memiliki prospek. 

"Keempat HPH itu baru lulus tahap satu, yakni tahap applied yang isinya pemeriksaan 
dokumen," ungkap Drajad di Jakarta kemarin. 
(Koran Tempo, 2001-07-09)



Penggunaan Pestisida Ancam Kelestarian Burung Maleo
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1106
Penggunaan pestisida dan herbisida oleh petani untuk bercocok tanam di sekitar habitat 
burung maleo (Macrocephalon maleo) telah menjadi ancaman cukup serius terhadap 
kelestarian satwa langka itu.

"Pemakaian zat-zat kimiawi tersebut bisa berdampak mengurangi kekuatan cangkang telur 
maleo sehingga mudah pecah," kata Ir Natsir Abbas MS, pengamat lingkungan dari 
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako (FP-Untad) di Palu, Kamis (5/7).

Umumnya habitat maleo di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) berdekatan dengan lokasi 
pertanian-petaninya menggunakan bahan pestisida-sehingga mengancam kelestarian maleo. 
Ancaman zat kimia tersebut mulai terjadi pada habitat maleo di kawasan Taman Nasional 
Lore Lindu.
(Kompas, 2001-07-06)



Indonesia Akan Hadapi Malapetaka di Bidang Pangan
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1109
Saat ini Indonesia telah menghadapi persoalan pemenuhan kebutuhan pangan bagi 
penduduknya. Indonesia tercatat sebagai importir beras terbesar di dunia dan menjadi 
importir gula kedua terbesar di dunia dengan 1,8 juta ton per tahun. Jika kita tidak 
menemukan cara untuk meningkatkan produksi pangan, maka Indonesia akan menghadapi 
malapetaka di bidang pangan pada 35 tahun mendatang.

Hal ini dikemukakan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Siswono Yudhohusodo 
dalam seminar pangan hasil rekayasa genetika di Jakarta, Rabu (4/7). Menneg Ristek AS 
Hikam turut memberikan sambutan pada acara yang diselenggarakan Kantor Menristek dan 
HKTI itu.
(Kompas, 2001-07-06)



Harus Ada Pengujian Independen atas Mutu Bensin Tanpa Timbel 
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1110
Masyarakat perlu menguji kualitas premium tanpa timbel dan mengawasi peredarannya di 
Ibu Kota. Lebih dari itu, dibutuhkan sebuah sistem yang lebih komprehensif untuk 
menjaga kontinuitas program bahan bakar minyak ramah lingkungan.Demikian pandangan 
ahli hukum lingkungan Stefanus Haryanto dan Longgena Ginting dari Wahana Lingkungan 
Hidup Indonesia di Jakarta, Kamis (5/7), menanggapi telah dipasarkannya bensin premium 
tanpa timbel di wilayah DKI Jakarta. Keduanya sepakat, harus ada pengujian independen 
atas kualitas bensin premium yang diklaim tanpa timbel.

Haryanto mengatakan, masih ada persoalan besar dalam memperbaiki kualitas udara, yakni 
bagaimana membuat bahan bakar solar dan mesin diesel yang lebih ramah terhadap 
lingkungan. "Pemda DKI harus bekerja keras membenahi bagian ini. Karena pencemaran 
dari mesin diesel pada bus-bus kota juga tidak kalah berbahayanya dibandingkan mesin 
bensin," katanya.
(Kompas, 2001-07-06)



Penerapan Bioteknologi Belum Mendapat Perhatian
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1111
Menteri Perikanan dan Kelautan Rokhmin Dahuri mengemukakan, penerapan bioteknologi 
dalam bidang kelautan sampai saat ini belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya, 
walaupun mempunyai prospek masa depan yang cerah. "Penerapan teknologi rekayasa 
genetika pada biota laut kiranya membuka kesempatan lebih luas bagi para pengguna 
hasil tersebut," katanya.

Menteri Perikanan dan Kelautan mengemukakan hal itu dalam sambutan tertulisnya yang 
dibacakan staf ahlinya, Rizald M Rompas, pada Seminar Nasional XV dan Kongres IX PBBMI 
(Perhimpunan Biokimia dan Biologi Molekuler Indonesia), Rabu (4/7) petang, di Cisarua, 
Bogor. Seminar yang berlangsung dua hari dan diikuti sekitar 200 peserta ini dibuka 
Rektor IPB Prof Dr Ir Aman Wirakartakusumah.
(Kompas, 2001-07-06)



Pasar Burung Karimata, Rekreasi Murah 
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1115
Pasar Burung Karimata di Semarang ternyata bukan sekadar tempat jual-beli burung, 
tetapi juga tempat rekreasi bagi orang-orang yang senang mendengarkan burung berkicau. 

"Kadang-kadang, orang datang ke sini sekeluarga khusus untuk mendengarkan burung 
kesenangan mereka berkicau, tetapi tidak membeli," ungkap Suwarno (51), Ketua 
Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar Sub-Pasar Burung Karimata, sembari duduk santai.

Mendengarkan kicauan burung saling bersahutan sungguh merupakan rekreasi menyegarkan, 
ketika kepala pusing. Sekaligus juga rekreasi murah, sebab ke lokasi ini tidak 
dipungut karcis masuk, kecuali karcis parkir bagi yang membawa kendaraan. 
(Kompas, 2001-07-06)



Sertifikasi Ekolabel, Agustus, 5 KPH Perhutani Tunggu Nasib
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1122
Ada kabar mengejutkan yang disampaikan Dwi R Muhtaman, Manajer Divisi Sertifikasi 
Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). Agustus mendatang, lima Kesatuan Pemangkuan 
Hutan (KPH) Perhutani, menunggu nasib untuk lolos audit tahunan untuk meraih 
sertifikasi sebagai pengelola hutan ramah lingkungan.

"Kalau lima KPH yang diaudit Agustus nanti dibekukan sertifikasinya, produk kayu yang 
dihasilkan dianggap bermasalah jika digunakan oleh perusahaan mebel yang sudah 
mendapatkan sertifikat CoC (Chain of Custody). Karena itu, kita semua, termasuk para 
pengusaha, harus ikut menekan Perhutani agar tetap menjaga mutu sebagai pengelola 
hutan,'' ujarnya menjawab pertanyaan Suara Merdeka seusai seminar "Fasilitasi 
Penerapan Ekolabel Mebel Kayu Berorientasi Ekspor'' di Jepara, Rabu (4/7) sore.
(Suara Merdeka, 2001-07-06)



Pemerintah Tengah Persiapkan "Dewan Air"
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1118
Pemerintah Indonesia kita tengah menggodok pembentukan "Dewan Air", melalui Water 
Resource Sector Adjustmen Program (Watsap). Watsap itu sendiri diketuai Menko Ekuin, 
yang beranggotakan Bappenas, dan 11 departemen yang terkait masalah air. 

Demikian diungkapkan A. Hafied A. Gany, Kepala Pusat penelitian dan pengembangan 
Sumber Daya Air usai menjadi pembicara dalam seminar Air untuk Kehidupan dalam rangka 
memperingari Hari Air 

Sedunia di Bandarlampung, kemarin. "Rancangan Undang-Undangnya sudah kita sampaikan 
kepada DPR. Saat ini kita tengah membahas Peraturan Pelaksana (PP)-nya," kata Hafied. 
(Koran Tempo, 2001-07-05)




---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke