Daftar berita terlampir: * Manajemen Kependudukan dan Tantangan Global, Menyambut Hari Kependudukan Dunia 11 Juli * Soal IPAL RS, "Dead Line" Bapedalda Akhir Tahun 2003 * 75 Persen Industri di Jatim Tidak Punya Ipal * Loging Moratorium Ancaman Serius Industri Mebel * 'Perlu Dibentuk Dewan Air Daerah' * Diturunkan Tim Teliti Limbah di Genuk Indah * Menjaga Lingkungan, Mulai dari yang Kecil * Smartwood Peras lewat Isu Lingkungan Kliping tematik lainnya dapat diperoleh di http://www.terranet.or.id/terramilis.php http://www.terranet.or.id/berita.php TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan http://www.terranet.or.id ================================================================ Manajemen Kependudukan dan Tantangan Global, Menyambut Hari Kependudukan Dunia 11 Juli http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1149 SALAH satu agenda utama yang dibahas dalam Hari Kependudukan Dunia (World Population Day) --diperingati setiap tanggal 11 Juli-- adalah bagaimana menemukan suatu strategic planning manajemen kependudukan. Pembahasan atas manajemen kependudukan tidak hanya mengacu pada bagaimana menekan laju pertumbuhan tetapi juga bagaimana meminimalisasi ketimpangan dan kemiskinan. Jadi ada kompleksitas yang terkait dengan manajemen kependudukan. Lalu, bagaimana kontinuitas terhadap berbagai program yang telah dilakukan oleh sejumlah negara dalam upaya mereka untuk meredam dampak mismanajemen kependudukan dunia? Secara riil, bahwa masing-masing negara sudah menyadari, sekaligus mengantisipasi atas proses pertumbuhan kependudukan. Salah satu program yang diluncurkan pemerintah yaitu program keluarga berencana (KB). (Media Indonesia, 2001-07-10) Soal IPAL RS, "Dead Line" Bapedalda Akhir Tahun 2003 http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1156 Rumah sakit (RS) yang belum memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL), pada akhir tahun 2003 harus sudah membangun dan mengoperasikan IPAL-nya. Bila pada batas waktu yang ditentukan pihak RS belum menjalankan, maka akan dikenai sanksi. Demikian diungkapkan Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bapedalda Jatim Antoro Hendra Sanjaya, Senin (9/7), di sela-sela Seminar Nasional Penyelamatan Lingkungan Hidup Melalui Penegakan Hukum dan Memerangi Limbah B3, di Surabaya. Antoro mengungkapkan, dari beberapa RS yang ada di Surabaya, hanya RSUD Dokter Sutomo dan RS Adi Husada yang memiliki IPAL. Sementara, lanjutnya, RS Darmo, RKZ, RS William Budi, RS Budi Mulia, dan beberapa lainnya sama sekali belum memiliki IPAL. (Kompas, 2001-07-10) 75 Persen Industri di Jatim Tidak Punya Ipal http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1159 Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur Drs Susianto mengemukakan 75 persen dari 468 ribu industri di Jawa Timur tidak dilengkapi instalasi pengolahan limbah (Ipal). ''Sebanyak 25 persen lagi tidak mempergunakan fasilitas Ipal-nya secara maksimal,'' katanya dalam semiloka nasional Penyelematan Lingkungan Hidup Melalui Penegakkan Hukum dan Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) di Surabaya, Senin. Semiloka dihadiri Menteri Negara Lingkungan Hidup Dr Sonny Keraf sebagai pembicara. Susianto mengatatakan data ini membuktikan kesadaran akan pentingnya pengelolan lingkungan di kalangan masyarakat industri masih sangat rendah. Akibatnya banyak kasus pencemaran lingkungan muncul ke permukaan, dan merugikan masyarakat luas. (Republika, 2001-07-10) Loging Moratorium Ancaman Serius Industri Mebel http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1160 Walau kehadirannya banyak dikeluhkan, ancaman serius industri mebel bukanlah sertifikasi ekolabel. ''Sertifikasi ekolabel tidak diwajibkan, dan bersifat sukarela. Sekarang memang baru berjalan di Eropa dan Amerika. Namun lambat laun akan jadi tuntutan konsumen seluruh dunia. Namun itu bukan ancaman membahayakan bagi industri mebel. Yang paling bahaya jika loging moratorium (penghentian penebangan hutan-Red) yang diembuskan LSM lingkungan hidup diterapkan,'' ujar Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) Dr Drajad Hari Wibowo, saat berkunjung ke Jepara akhir pekan lalu. (Suara Merdeka, 2001-07-10) 'Perlu Dibentuk Dewan Air Daerah' http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1161 Dalam waktu dekat peraturan daerah (perda) tentang pengambilan dan pengelolaan air permukaaan akan segera terwujud. Ini terungkap dalam rapat Pansus II DPRD Jawa Barat yang membahas tentang pengelolaan air, kemarin (9/7). Dalam rapat itu dibahas pentingnya Dewan Air Daerah (DAD). Fungsi dewan ini hanya sebagai pengawas dan tidak mengeluarkan izin apapun. Anggota dewan ini terdiri dari masyarakat dan pemerintah. Soal Dewan Air Daerah sedianya akan dimasukkan ke dalam perda tersebut. Tapi saat ini dewan itu belum dibentuk. ''Kalau nantinya DAD itu tidak jadi dibentuk, toh telah tercantum dalam perda, nggak akan masalah,'' jelas Rahadi Zakaria selaku pimpinan rapat. (Republika, 2001-07-10) Diturunkan Tim Teliti Limbah di Genuk Indah http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1164 Wali Kota H Sukawi Sutarip SH akan menurunkan tim untuk meneliti limbah di saluran air sepanjang Jl Padi Raya, Perumahan Genuk Indah. Limbah itu diduga berasal dari pabrik kaca milik PT Tensindo. Limbah yang sudah cukup lama dikeluhkan oleh warga itu, kemarin ditinjau oleh Wali Kota, saat jalan sehat bersama warga Kelurahan Gebangsari, Genuk. (Suara Merdeka, 2001-07-08) Menjaga Lingkungan, Mulai dari yang Kecil http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1166 PERUSAKAN lingkungan dengan berbagai latar belakang penyebab merupakan fenomena yang sulit dimungkiri. Di Semarang misalnya, pengeprasan bukit di sejumlah tempat, perubahan peruntukan lahan hijau menjadi perumahan dan industri, penebangan pohon secara liar, perusakan tambak, pengeboran air tanah secara berlebihan hingga membuang sampah di sembarang tempat, kini membuahkan penderitaan berkepanjangan bagi sebagian besar warga. Bencana banjir baik akibat air hujan maupun rob, sekarang menjadi pemandangan biasa di sebagian kawasan kota bawah. Selain pendangkalan sungai akibat erosi yang tinggi, genangan air juga disebabkan saluran tersumbat sampah dan tanah turun akibat pengeboran air bawah tanah secara berlebihan. (Suara Merdeka, 2001-07-07) Smartwood Peras lewat Isu Lingkungan http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1167 Setelah kedatangannya ke Jepara April lalu, Ketua Yayasan Help Indonesia Adang Gumilar, kemarin, kembali berkunjung ke Kota Ukir itu. Tak sendirian, tokoh LSM yang bergerak dalam bidang kehutanan ini menggandeng Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) Dr Drajad Hari Wibowo untuk mendengarkan langsung keluhan pengusaha dan pengekspor mebel. ''Harga diri bangsa Indonesia telah diinjak-injak oleh LSM asing. Sebaliknya, pengusaha yang telah berjuang menopang perekonomian dalam situasi sulit sekarang ini, justru diperas uang mereka. Smartwood telah memeras bangsa Indonesia lewat isu pelestarian hutan.'' (Suara Merdeka, 2001-07-07) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id