Daftar berita terlampir:
* Sertifikasi Ekolabel Suatu Kebutuhan
* Lahan Kritis, Bom Waktu bagi Masyarakat Kerinci
* Pengusaha Diimbau Ikut Kegiatan Kependudukan
* Kerja Sama Kehutanan Indonesia-Korsel
* Indonesia Tanggapi Ancaman Embargo Udang Laut 
* Agar Data Penduduk Lengkap, Registrasi Perlu Direformasi
* Presiden Abdurrahman Wahid: Data Kependudukan Simpang Siur
* Laporan UNDP soal Pembangunan Manusia 2001, Indonesia di Posisi 102 dari 162 Negara
* 279 Titik Api Muncul di Sumatra
* Laporan Pembangunan Manusia Indonesia Berada di Bawah Vietnam
* 'Septic Tank' Massal Raih Pengharagaan Internasional


Kliping tematik lainnya dapat diperoleh di
http://www.terranet.or.id/terramilis.php
http://www.terranet.or.id/berita.php

TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
http://www.terranet.or.id
================================================================



Sertifikasi Ekolabel Suatu Kebutuhan
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1216
Sertifikasi ekolabel bagi perusahaan produsen hutan tanaman industri (HTI) merupakan 
suatu kebutuhan. Produk HTI di Indonesia yang masih mengabaikan kelestarian hutan 
dipastikan akan kalah bersaing dengan negara-negara kompetitor, terutama menjelang 
berlakunya sistem ekolabel 2002 mendatang. 
``Sertifikasi ekolabel merupakan alat pasar yang berpotensi untuk mendorong 
tercapainya keseimbangan antara kelestarian sumber daya alam (SDA) dan kebutuhan 
ekonomi serta perdagangan,`` kata Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) 
Drajat H. Wibowo pada uji coba sistem sertifikasi ekolabel di lokasi HTI milik PT Musi 
Hutan Persada (MHP), Desa Subanjeriji, Kabupaten Muaraenim, Sumatra Selatan (Sumsel), 
pekan lalu. 
(Media Indonesia, 2001-07-12)



Lahan Kritis, Bom Waktu bagi Masyarakat Kerinci
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1217
Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin menyerukan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kerinci, 
agar sungguh-sungguh menanam pohon guna menghijaukan 107.000 hektar lahan kritis di 
daerah ini. Jangan tinggalkan bom waktu, berupa lahan kritis dan lingkungan yang rusak 
untuk anak dan cucu di kemudian hari.

Seruan, imbauan sekaligus peringatan itu disampaikan gubernur pada upacara Kenduri Sko 
(upacara adat pengangkatan pimpinan adat) Enam Lurah Sungaipenuh di Sungaipenuh, 
Kerinci, 450 km barat Kota Jambi, Senin (9/7) lalu.
(Kompas, 2001-07-12)



Pengusaha Diimbau Ikut Kegiatan Kependudukan
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1218
Presiden Abdurrahman Wahid meminta kepada para pejabat pemerintah, agar melibatkan 
para pengusaha swasta dalam berbagai kegiatan kependudukan termasuk dalam mencari 
data. 
Kegiatan penelitian bukan merupakan monopoli pemerintah dan lembaga swadaya 
masyarakat,`` kata Kepala Negara pada acara peringatan Hari Kependudukan Sedunia yang 
jatuh pada setiap 11 Juli, di BKKBN Jakarta, kemarin. 

Untuk tahun ini Hari Kependudukan Sedunia bertema `Pembangunan Berwawasan Lingkungan 
atau Pembangunan Berkelanjutan`. 
(Media Indonesia, 2001-07-12)



Kerja Sama Kehutanan Indonesia-Korsel
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1220
Pertemuan ke-15 antara delegasi Pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan di bidang 
kehutanan selama dua hari menghasilkan tujuh kerja sama. Salah satunya adalah masuknya 
investor Korea yang akan menggarap ekoturisme di Kalimantan Selatan. Komitmen untuk 
ini sudah ada, namun nilai investasinya masih dalam perhitungan.

Hal ini diungkapkan ketua delegasi Indonesia yang juga Dirjen Bina Produksi Kehutanan, 
Departemen Kehutanan, Surachmanto Hutomo, kepada wartawan usai penandatanganan kerja 
sama itu di Jakarta, Rabu (11/7). Ia didampingi Ketua Delegasi Korea Selatan Shin Soon 
Woo.
(Kompas, 2001-07-12)



Indonesia Tanggapi Ancaman Embargo Udang Laut 
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1221
Indonesia telah memberi tanggapan terhadap ancaman embargo produk udang laut oleh 
Amerika Serikat, namun hingga kini belum ada jawaban. AS diharapkan melakukan 
penelitian yang transparan dan bukti-bukti yang akurat sebelum Indonesia dinyatakan 
melanggar ketentuan penangkapan udang laut tanpa turtle excluder device (TED).

"Pada prinsipnya, Departemen Luar Negeri menginginkan penghentian ancaman embargo yang 
tidak berdasarkan pada hal-hal yang transparan dan bukti-bukti yang tidak akurat," 
kata Dirjen Hubungan Ekonomi Luar Negeri Departemen Luar Negeri Makarim Wibisono, 
kepada Kompas di Jakarta, Rabu (11/7). Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia telah 
mengirimkan tanggapan terhadap tuduhan yang dilontarkan oleh Office of Marine 
Conservation dari Deplu AS. 
(Kompas, 2001-07-12)



Agar Data Penduduk Lengkap, Registrasi Perlu Direformasi
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1223
Sejak Repelita pertama sampai sekarang hasil registrasi vital penduduk belum dapat 
dimanfaatkan. Itu terjadi karena data-data tersebut belum lengkap dan akurat. Data 
penduduk yang up to date saja -- seperti jumlah lahir, mati, dan pindah -- belum bisa 
diperoleh dengan baik. Apalagi data yang lebih detil.

Karena itu, kata Kepala Badan Kependudukan Nasional (Baknas) Rozy Munir pada Seminar 
Memperingati Hari Kependudukan Dunia Tahun 2001, di Jakarta, kemarin, perlu segera 
dilakukan reformasi dalam melaksanakan registrasi vital penduduk.
(Republika, 2001-07-12)



Presiden Abdurrahman Wahid: Data Kependudukan Simpang Siur
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1224
Jumlah penduduk di Indonesia saat ini masih sulit ditentukan. Data kependudukan yang 
ada masih simpang siur. Tidak ada ukuran tunggal yang bisa dipegang, obyektif, dan 
paling mendekati kenyataan. Dampak negatif yang bisa muncul dari kondisi ini adalah 
kesalahan dalam mengembangkan pola pembangunan dan pengambilan keputusan, termasuk 
kekeliruan dalam melihat atau mengantisipasi perubahan sosial.Presiden Abdurrahman 
Wahid menekankan hal tersebut dalam Diskusi tentang Penduduk Berkualitas dan 
Pembangunan Berkelanjutan, di Jakarta, Rabu (11/7), yang diadakan dalam rangka 
peringatan Hari Kependudukan Dunia 2001. 

Salah satu contoh kesimpang-siuran data, menurut Presiden, adalah pada pertambahan 
penduduk di Indonesia. Satu pihak memperkirakan 1,6 persen per tahun, sedangkan pihak 
lain mengatakan 1,1 persen per tahun. "Ini yang benar yang mana?" ucapnya. 
(Kompas, 2001-07-12)



Laporan UNDP soal Pembangunan Manusia 2001, Indonesia di Posisi 102 dari 162 Negara
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1226
Indonesia menempati posisi 102 dalam hal Human Development Index (HDI) yang 
dikeluarkan Program Pembangunan PBB (United Nations Development Programme/UNDP) di 
Jakarta, Selasa (10/7). Dalam kaitan ini, yang dimaksud kemajuan manusia tidak hanya 
berdasarkan pendapatan per kapita, tetapi juga mempertimbangkan faktor angka harapan 
hidup rata-rata, tingkat melek huruf, dan kesejahteraan secara keseluruhan. 

Menurut laporan UNDP itu, angka harapan hidup orang Indonesia meningkat dari 65,6 
tahun pada tahun 2000 menjadi 65,8 tahun pada 2001-sebagai perbandingan, angka harapan 
hidup Thailand 69,9 tahun, Malaysia 72,2 tahun, Singapura 77,4 tahun, dan Jepang 80,8 
tahun. GDP (Gross Domestic Product) per kapita naik dari 2,651 dollar AS menjadi 2,857 
dollar AS. 
(Kompas, 2001-07-12)



279 Titik Api Muncul di Sumatra
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1234
Kebakaran hutan yang terjadi di sepanjang pantai timur Sumatra sejak 5 Juli lalu 
hingga kemarin telah menimbulkan 279 titik api (hot spots). Jumlah itu menurun 
dibanding pada 8 Juli yang mencapai 656 titik. Lokasi titik api tersebar dari wilayah 
Sumatra Utara sampai Lampung, tidak termasuk Aceh. 

Kepala Analisa dan Prakiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Wilayah I Medan, 
Firman, mengatakan titik api terbesar terdapat di wilayah Sumatera Utara dan 
perbatasan dengan Riau, persisnya di Kabupaten Labuhanbatu dan Tapanuli Selatan. 
Menurut dia, beberapa wilayah seperti Kalimantan dan Malaysia juga merupakan pontensi 
titik api, tapi tidak sebesar di Sumatera yang mencapai 279 titik api. 
(Koran Tempo, 2001-07-12)



Laporan Pembangunan Manusia Indonesia Berada di Bawah Vietnam
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1237
Kualitas pembangunan manusia Indonesia berada satu peringkat lebih rendah dibanding 
Vietnam dan kalah jauh dibanding Malaysia atau pun Thailand. Kesimpulan ini muncul 
dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) 2001 yang dikeluarkan 
Program Pembangunan PBB (United Nations Development Program) Selasa (10/7) .

Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) diukur berdasarkan pencapaian 
tingkat harapan hidup, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan di masing-masing 
negara. Dengan peringkat 102, Indonesia masuk kategori "menengah" bersama dengan 77 
negara lainnya. Beberapa negara tetangga yang masuk dalam kategori sama adalah 
Malaysia (peringkat 56), Thailand (66), Philipina (70), Sri Lanka (81), Myanmar (118) 
dan Papua New Guinea (122).
Sementara Singapura (peringkat 26) dan Brunei Darussalam (32) masuk dalam kategori 
'tinggi" untuk tingkat pembangunan manusianya bersama 46 negara lain. Peringkat 
pertama diduduki Norwegia, sedangkan Australia dan Kanada menyusul ditempat kedua dan 
ketiga. Amerika Serikat tergelincir ke posisi keenam, setelah tahun sebelumnya 
bertengger di posisi ketiga. Sementara 29 negara Afrika masuk kategori negara dengan 
pembangunan manusia "rendah" bersama tujuh negara lainnya. Posisi terakhir diduduki 
Sierra Leone.
(Sinar Harapan, 2001-07-12)



'Septic Tank' Massal Raih Pengharagaan Internasional
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1211
GARA-GARA menggagas dan membangun septinc tank massal di kampungnya, Agus Gunarto 
(44), meraih penghargaan internasional World Technology Award 2001 dari University 
Imperial Colleges, London. Karyawan Dinas Kebersihan menyisihkan 19 nominator lainnya 
dari 11 negara. 
"Semula saya minder, karena semua pesertanya bergelar doktor, bahkan ada yang 
profesor, tapi juri akhirnya memilih teknologi yang ditawarkan menjadi pemenangnya," 
ujar ayah tiga anak itu, di Balai Kota, Senin (9/7) siang. Penghargaan internasional 
diberikan di kampus University Imperial Colleges pada 2 Juli lalu. 
Septic tank massal yang diperkenalkan Agus, warga Jl. Tirta Gangga, Kel. Tlogomas, 
Kec. Lowokwaru, dilombakan di tingkat internasional berkat campur tangan Bank Dunia. 
Sebelumnya, Bank Dunia sempat melihat cara pengoperasian septic tank massal yang 
digagas Agus itu di Tlogomas. 
Setelah melihat ke lapangan, Bank Dunia menilai gagasan Agus layak dilombakan di 
tingkat dunia pada World Technology Award 2001 di bidang social enterpreunership. 
(Surabaya Post, 2001-07-11)




---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke