Daftar berita terlampir:
* Moratorium Ekspor Log, Mengapa tidak ?
* DR Harus untuk Rehabilitasi Hutan
* UGM kembangkan laboratorium alam di Parangtritis
* Kuota Tidak Berhasil Kurangi Pemusnahan Penyu 


Kliping tematik lainnya dapat diperoleh di
http://www.terranet.or.id/terramilis.php
http://www.terranet.or.id/berita.php

TerraNet: Portal Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
http://www.terranet.or.id
================================================================



Moratorium Ekspor Log, Mengapa tidak ?
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1897
Setiap hari konon tidak kurang dari 70 kapal motor mengangkut log (kayu bulat) dari 
Provinsi Riau ke tiga kota pelabuhan di jazirah Malaka. Setiap kapal motor mempunyai 
daya angkut 20 sampai 30 ton. Praktis tidak kurang dari 1.400 sampai 2.000 ton kayu 
gelondongan yang diangkut setiap hari. 

Hampir bisa dipastikan asal kayu ini merupakan hasil penebangan liar, atau dengan kata 
lain perdagangan ini merupakan praktek penyelundupan. Di Kalimantan Timur, pembabatan 
hutan dan penyelundupan kayu gelondongan malahan lebih mencolok lagi. 
(Sinar Harapan, 2001-08-30)



DR Harus untuk Rehabilitasi Hutan
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1900
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur mengingatkan Pemerintah Pusat untuk 
tidak menggunakan Dana Reboisasi (DR) bagi kepentingan di luar reboisasi. Dana itu 
sesuai tujuannya haruslah dikembalikan kepada daerah guna merehabilitasi jutaan 
hektare hutan/lahan yang kini rusak.

Demikian ditegaskan Sekwil Provinsi Kaltim, Said Sjafran, pengamat kehutanan dari 
Universitas Mulawarman (Unmul), Dr Risman Situmeang MSc, dan Ketua MPI Reformasi 
Kaltim, Luther Kombong, saat dihubungi Pembaruan secara terpisah, Selasa (28/8).

Penegasan ini sekaligus sebagai penolakan Kaltim akan rencana Departemen Kehutanan 
yang akan menjadikan DR sebagai dana pinjaman bergulir bagi industri kecil (Pembaruan, 
27/8).
(Suara Pembaruan, 2001-08-30)



UGM kembangkan laboratorium alam di Parangtritis
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1881
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan laboratorium 
alam di kawasan pesisir Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

"Laboratorium alam itu sangat penting artinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan, 
terutama menyangkut ilmu-ilmu yang terkait kebumian," kata Dekan Fakultas Geografi 
UGM, Prof Dr Sudarmadji di Yogyakarta, Sabtu. 

Menurutnya, keberadaan laboratorium alam itu sangat diperlukan guna memahami kondisi 
dan gejala alam di kawasan pesisir Parangtritis yang banyak ragamnya dan menarik, 
serta masih belum banyak diketahui manusia. 
(SatuNet.Com, 2001-08-25)



Kuota Tidak Berhasil Kurangi Pemusnahan Penyu 
http://www.terranet.or.id/goto_berita.php?id=1873
Penangkapan dan pengonsumsian tertinggi terjadi tahun 1991, yakni hampir mencapai 
25.000 ekor, lima kali dari kuota yang ditetapkan.

PULAU Serangan yang ada di perairan Bali, tahun 1960-an, terkenal menjadi tempat penyu 
bertelur, namun kini kawanan penyu mulai meninggalkannya. Yang masih digemari penyu 
untuk menjadi habitatnya hanya tinggal Nusa Panida, Semenanjung Prapat Agung, Taman 
Nasional Bali Barat, Pulaki, Pemutaran, Canggu dan Prancak. Itupun hanya jenis penyu 
belimbing, penyu sisik, dan penyu sisik semu (lepidochelys olivacea).

Semakin langkanya populasi penyu di Bali menyebabkan hasil perburuan liar penyu di 
Kalimantan Timur banyak yang dipasok ke Bali.
(Suara Pembaruan, 2001-08-07)




---------------------------------------------------------------------
Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED]
Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id

Kirim email ke