http://www.suaramerdeka.com/harian/0201/14/kot8.htm Senin, 14 Januari 2002 Semarang & Sekitarnya Mbah Danah Masih Segar pada Usia 110 Tahun Punya 7 Putra, 22 Cucu, 25 Cicit, dan 25 Canggah MASIH LAHAP: Meski berusia seabad lebih, Ny Chamdanah (kanan) masih lahap menikmati makan siang ditemani putrinya nomor empat.(Foto:Suara Merdeka/at-45j) JODOH, rezeki, dan mati adalah rahasia Allah SWT. Manusia tinggal menjalani hidup. Rahasia umur panjang menjadi berkah bagi Mbah Chamdanah. Pada usia seabad lebih, mimik perempuan ''langka'' ini terlihat segar ketika menikmati makanan. Giginya yang rapi masih mampu mengunyah nasi dengan lauk ayam goreng.
Tidak ada pantangan dalam selera makannya. Rambutnya hitam legam, meski ada beberapa helaian rambut uban. Apa resep dia yang memiliki tujuh putra, 22 cucu, 25 cicit, dan 25 canggah ini bisa panjang umur? Tidak ada resep khusus yang selama ini dijalani oleh istri H Ahmad yang meninggal puluhan tahun lalu. Putri keempatnya Ny Aliyah (65) menuturkan, ibunya sewaktu muda rajin jalan-jalan, salat, dan wiridan. ''Jalan-jalan itu sambil berkeliling dan berjualan jamu serbuk dan bedak. Ibu tidak kenal lelah. Di rumah selalu melaksanakan kewajiban. Sayang, bapak sudah meninggal sejak zaman Jepang,'' ungkapnya dalam acara halalbihalal keluarga di Perumahan Korpri Prasetya Abdi Bangsa 46, Kelurahan Gemah, Semarang, Minggu (13/1). Sekitar 150 sanak keluarganya hadir dalam acara itu. Mbah Danah, begitu wanita tua itu dipanggil, sering meledek putrinya. Terutama menyangkut gigi Ny Aliyah yang sudah ompong. Saat itu sekeluarga sedang makan bersama dengan lauk yang antara lain krupuk. ''Sewaktu makan krupuk, ibu meledek saya. La untumu kok wis entek,'' tutur dia menirukan ungkapan ibunda tercintanya. Puasa tahun lalu Mbah Danah tidak berpuasa lagi lantaran kesehatannya. Namun, dia sering bertanya-tanya untuk mengetahui adakah anggota keluarganya makan di pagi hari. ''Ibu bilang, aku ora diajak sahur,'' papar Ny Aliyah tentang keinginan kuat beribadah sang ibu. Rambutnya yang hitam legam berkat kerajinannya merawat. Seorang cucunya mengungkapkan, perawatan itu tidak menggunakan sampo seperti orang kebanyakan tetapi dengan pasir dan jerami. Giginya yang kuat itu berkat rajin mengunyah daun sirih. Lahir 1890 Setiap pagi setelah bangun tidur Mbah Danah mandi, minum teh hangat, dan sarapan. Soal sarapan ini dia tidak pernah menolak. Semua yang tersaji dalam piring selalu dihabiskan, meski hanya dua kali sehari. Sebab, makan yang ketiga sudah tidak kuat lagi. Untuk mengetahui persis umurnya, dengan membandingkan usia rekan-rekan sebaya. Ny Aliyah menyatakan, sebagian besar sudah meninggal belasan bahkan puluhan tahun silam. Nah, dengan perbandingan itu diperkirakan usia Mbah Danah 110 tahun lebih atau kelahiran 1890-an. Sholeh (38) salah seorang cucunya menuturkan, usia yang tercantum dalam kartu keluarga lahir 1901. Catatan itu hanya sebatas perkiraan, karena pada zaman dahulu belum memiliki akta kelahiran. Dia mengungkapkan, ''Eyang sekarang sering jatuh dari tempat tidur. Meskipun berkali-kali jatuh tidak pernah dibawa ke rumah sakit. Konon, Eyang memiliki sedulur sinara wedi.'' Tapi bukan berarti menyimpan sisik melik, sehingga susah untuk meninggal. Untuk membuktikan, putrinya pernah mengundang dua paranormal untuk membuang. ''Keduanya sudah membuktikan, ternyata ibu tidak memiliki pegangan apa pun. Ini karunia Allah yang patut kita syukuri.'' Ustad Zaenal Abidin yang diundang dalam acara itu mengemukakan, umur panjang merupakan nikmat tiada tara. Tidak ada yang bisa membaca usia seseorang kecuali sang Khalik. ''Yang jelas, usia Mbah Danah berkah dari amalan baik selama ini.''(Agus Toto Widyatmoko-45j) --------------------------------------------------------------------- Mulai langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Stop langganan: kirim e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Archive ada di http://www.mail-archive.com/envorum@ypb.or.id