Antara “Episteme dan Sophia”

Confusius:
“Membaca dan belajar tanpa berpikir adalah suatu pekerjaan yang sia-sia.
Dan, belajar tanpa membaca dan berpikir adalah suatu perbuatan yang
berbahaya dan tidak baik.”
(Buku II Wei Zheng, Bab 15)

Banyak orang yang membaca banyak hal dan belajar banyak hal tetapi tanpa
memikirkan apa yang dia baca dan apa yang dia pelajari. Hal itu adalah
tindakan kebodohan dan pekerjaan yang membuang waktu.

Ada banyak juga orang yang mengejar pengetahuan tetapi berpikir pragmatis,
mengejar pengetahuan dengan cara-cara ‘instant’, tanpa mau membaca dan
berpikir. Orang inipun seperti katak dalam tempurung, hanya mengetahui
kegelapan dan dinding-dinding tempurung. Ketika ia ada di dunia luar ia
berteriak dan berkata; “Hore aku sudah mengenal ilmu pengetahuan dan
mengetahui isi dunia.”

Sedangkan belajar dengan membaca dan berpikir tanpa takut akan Allah adalah
suatu keliaran belaka.

“Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina
hikmat dan didikan.” (Amsal 1:7)

Tetapi diantara semuanya itu ada juga orang yang sudah belajar dengan
membaca dan berpikir. Orang-orang ini sangat pandai dalam ilmu pengetahuan
tentang alam semesta dan bijaksana dunia tetapi dia tidak pernah menyentuh
titik bijaksana tertinggi (ultimate reality). Orang-orang ini hanya
mengetahui ilmu pengetahuan yang pada akhirnya menghasilkan keliaran belaka
dan menghancurkan dunia dengan ilmu pengetahuan yang dia dapat. Perang
dunia I dan ke II membuktikan adanya orang-orang seperti ini.

Tahun 1960-an postmodernisme melanda dunia, merupakan titik puncak
kekecewaan dunia kepada era modernisme dengan filsafat logika dan
rasionalismenya yang begitu kental dan kuat. Dan yang ternyata tidak bisa
disandari dan justru membuat kehancuran dunia dengan ditemukannya bom atom
yang meluluhlantakkan Hirosima dan Nagasaki dan senjata-senjata perang yang
banyak membuat kaum ibu menjanda, anak-anak menjadi yatim.

Lalu timbullah gerakan “dekonstruksionisme” yang mempertanyakan kembali
segala bentuk “konstruksi” yang coba dibangun pada masa modern. Mulai
adanya relativitas terhadap segala bentuk tatanan. Termasuk dekonstruksi
terhadap adanya ‘konstruksi’ kebenaran. Maka mulailah timbul relativitas
kebenaran. Dan mengakibatkan relativitas pengetahuan akan kebenaran.

Orang menjadi skeptis terhadap pengetahuan dan kebenaran. “Que sera-sera”
“What will be- will be”.

Tesis: “Kalau pengetahuan sudah tidak bisa disandari kenapa harus bersandar
pada yang tidak bisa disandari?”
(Tetapi bukankah kita sudah bersandar pada pengetahuan kita bahwa
pengetahuan tidak bisa disandari?)

Pertanyaannya adalah kenapa timbul post modernisme?

Jawabannya adalah karena modernisme gagal menyelesaikan persoalan dunia.

Pertanyaan selanjutnya, kenapa modernisme gagal menyelesaikan persoalan
dunia?

Inilah problem yang seharusnya dijawab oleh umat manusia sebelum
tercetusnya post-modernisme.

Baiklah kita merenungkan lagi (walau kalimat ini hanyalah kalimat
imajiner):
“Kalau pada waktu itu manusia mengerti bahwa permulaan pengetahuan adalah
takut akan TUHAN, mungkin post-modern tidak akan timbul dan berdampak
seperti sekarang ini.”

Lebih jauh lagi,
“Kalau sebelum perang dunia meletus manusia sudah mengerti bahwa permulaan
pengetahuan adalah takut akan TUHAN, maka perang dunia tidak akan meletus.”

Oh, dunia dengan segala kepintarannya ternyata hanya menghasilkan titik
balik ekstrem. Seperti sebuah pendulum dari titik kanan bergoyang ke titik
kiri.
Tanpa kembali kepada Allah bagaimana mungkin manusia dapat menyelesaikan
persoalannya sendiri?

“Karena TUHAN-lah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan
dan kepandaian” (Amsal 2: 6)

“Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus
adalah pengertian.” (Amsal 9: 10)


Kosa kata:

~ Episteme: pengetahuan, ilmu pengetahuan (pengetahuan tentang pengetahuan)
~ Sophia : bijaksana

(oleh: Hari P.N)


"Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!" (Roma 11:36)
***********************************************************************
Moderator EskolNet berhak menyeleksi tulisan/artikel yang masuk.
Untuk informasi lebih lanjut, pertanyaan, saran, kritik dan sumbangan
tulisan harap menghubungi [EMAIL PROTECTED]
BII Cab. Pemuda Surabaya, a.n. Robby (FKKS-FKKI) Acc.No. 2.002.06027.2
***********************************************************************
Kirimkan E-mail ke [EMAIL PROTECTED] dengan pesan:
subscribe eskolnet-l    ATAU    unsubscribe eskolnet-l

Reply via email to